18
recall atau record untuk mengukur jumlah makanan yang dikonsumsi per hari atau lebih dari 1 satu hari periode.
2. Metode Kualitatif Metode kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi
konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan food habits serta cara-cara memperoleh bahan makanan
tersebut. Metode yang dapat digunakan seperti FFQ Food Frequency Questionnary, dietary history, telepon, dan pendaftaran makanan Food List.
3. Metode Kualitatif dan Kuantitatif Semi Kuantitatif Memberikan informasi data tentang asupan gizi secara umum dengan
memodifikasi FFQ Food Frequency Questionnary.
2.3.1 Recall 24 Jam
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dengan
recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu
ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT Ukuran Rumah Tangga seperti sendok, gelas, piring, dan lain-lain atau ukuran lainnya yang bias
dipergunakan sehari-hari. Dalam recall 24 jam, untuk memudahkan penentuan jumlah konsumsi makanannya, biasanya digunakan food model Supariasa, 2002.
Wahlqvist 2002 menjelaskan bahwa recall 24 jam dilakukan dengan menanyakan kepada responden makanan yang dimakan kemarin dan jumlahnya
19
dalam ukuran rumah tangga. Energi yang terkandung dalam makanan dan energi yang diasupnya dihitung.
Recall 24 jam ini jangan dilakukan hanya 1 satu kali 1x24 jam karena akan menghasilkan data yang kurang representatif untuk menggambarkan
kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut Supariasa dkk, 2002.
Menurut Sanjur 1997 dalam Supariasa, dkk 2002 beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 dua kali recall 24 jam tanpa berturut-turut dapat
memberikan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu.
Gersovitz et al 1987 dalam Gibson 1990 menyatakan bahwa masalah yang dihadapi dalam metode recall 24 jam adalah flat slope syndrome yaitu
cenderung untuk melebihkan asupan yang rendah dan mengurangi asupan yang tinggi.
Menurut Supariasa, dkk 2002, ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam metode recall 24 jam, antara lain:
1. Kelebihan a. Mudah dilakukan.
b. Biaya murah. c. Cepat.
d. Dapat digunakan pada responden yang buta huruf. e. Memberikan gambaran nyata makanan yang dikonsumsi individu sehingga
dapat dihitung intake zat gizi sehari.
20
2. Kekurangan a. Jika hanya dilakukan recall satu hari, tidak dapat menggambarkan asupan
makanan sehari-hari. b. Ketepatan sangat bergantung pada daya ingat responden.
c. Flat slope syndrome yaitu orang cenderung untuk melebihkan asupan yang rendah dan mengurangi asupan yang tinggi.
d. Membutuhkan petugas terlatih. e. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan.
f. Recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, akhir pecan, pada saat melakukan upacara keagamaan, selamatan, dan lain-lain.
2.3.2 FFQ Food Frequency Questionnary