41
dikonsumsi masyarakat kebanyakan mengandung kalori yang tinggi, karbohidrat dan lemak. Ada juga cemilan yang mengandung MSG yang
membuat ketagihan serta memicu penyakit berbahaya seperti hipertensi dan kardiovaskuler Anonim, 2010. Made Astawan mengatakan, makanan kudapan
menyumbang 80 asupan gizi dalam tubuh. Menurut Hardinsyah dan Dodik Briawan 1990 kontribusi sumbangan energi dari makanan jajanan atau
kudapan adalah 10-25 dan sumbangan protein sebanyak 5-10. Oleh karena itu, makanan jajanan atau kudapan dibutuhkan juga untuk mencukupi
kebutuhan enrgi dan mineral yang kadang-kadang masih kurang yang apabila zat gizi tersebut hanya dari makanan utama pagi, siang, dan malam. Untuk
porsi konsumsi makanan kudapan sebanyak 250 kkal dan apabila berlebih akan berisiko terhadap kejadian obesitas.
2.7 Kerangka Teori
Berdasarkan beberapa teori dari berbagai sumber antara lain Apriadji 1986, Barasi 2009, Muchtadi 2001, Nugraha 2009, Surjana 1986, dan Waspadji
2003, maka dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi. Sehingga dapat dibuat kerangka teori tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan status gizi.
42
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Apriadji 1986, Barasi 2009, Muchtadi 2001, Nugraha 2009, Surjana 1986, dan Waspadji 2003
STATUS GIZI
Aktivitas Fisik Konsumsi makanan
a. Total energi b. Konsumsi karbohidrat
c. Konsumsi protein d. Konsumsi lemak
e. Makanan kudapan Pengetahuan Gizi
Tingkat Pendidikan Tingkat Pendapatan
Faktor Psikologis Umur
Jenis Kelamin Keturunan Genetik
43
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINSI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini akan diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lebih, yaitu umur, jenis kelamin, pengetahuan gizi, konsumsi
makanan, dan aktivitas fisik pada polisi di Kepolisian Resort Kota Bogor Tahun 2010.
Adapaun variabel yang berhubungan seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, keturunan genetik, dan faktor psikologis tidak diikutsertakan pada
penelitian ini. Pada variabel keturunan genetik tidak diikutsertakan karena data yang akan diperoleh tidak akurat. Hal ini disebabkan ketidakakuratan data karena
tidak dilakukan pengukuran. Untuk variabel tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan tidak diikutsertakan disebabkan karena perbedaan antar tiap populasi
tidak begitu berbeda atau tidak terdapat variasi. Sedangkan varibel psikologis tidak diikutsertakan karena adanya kesulitan dalam pengumpulan data keterbatasan
penelitian. Adapun variabel independen pada penelitian ini adalah umur, jenis kelamin
pengetahuan gizi, total energi, konsumsi karbohidrat, konsumsi protein, konsumsi lemak dan konsumsi makanan kudapan, serta aktivitas fisik. Dan variabel dependen
pada penelitian ini adalah status gizi lebih. Hal ini dapat dilihat pada bagan 3.1 di bawah ini.