Gizi Kurang Gizi Lebih

21 c. Tidak membutuhkan latihan khusus. d. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makanan. 2. Kekurangan a. Tidak dapat digunakan untuk menghitung intake zat gizi sehari. b. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data. c. Cukup majemuk bagi pewawancara. d. Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner. e. Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.

2.4 Masalah Gizi

Status gizi seseorang tergantung dari tingkat konsumsi yang dicapai oleh orang tersebut. Status gizi seseorang terbagi menjadi tiga yaitu gizi baik atau normal, gizi kurang dan gizi lebih. Pada saat sekarang ini, Indonesia dihadapkan pada dua permasalahan gizi di masyarakat, yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih Almatsier, 2003.

2.4.1 Gizi Kurang

Status gizi kurang merupakan suatu keadaan kurangnya konsumsi energi dan protein dalam tubuh. Tingkat kesehatan pada penderita gizi kurang, lebih rendah dibandingkan orang sehat. Status gizi kurang akan berdampak pada kualitas pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental, penurunan produktivitas, daya tahan tubuh dan terjadi perubahan abnormal pada susunan 22 biokimia jaringan tubuh karena terhambatnya reaksi-reaksi metabolik dalam tubuh. Status gizi kurang selain akan meningkatkan risiko terhadap penyakit khususnya penyakit infeksi, karena daya tahan tubuh yang menurun sehingga mudah terserang penyakit Sediaoetama, 2000. Penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan kekurangan energi yang menyebabkan turunnya kekuatan otot muscular strength dan ketepatan gerak otot yang menjadikan kerja menjadi tidak efisien. Jika seorang dewasa hidup dengan kandungan energi dari makanannya sebanyak 1800 kalori setiap hri, maka akan kehilangan kekuatan ototnya sebesar 30 dan efisien kerjanya turun 11 Moehdji, 2003.

2.4.2 Gizi Lebih

Overweight adalah peningkatan berat badan relatif apabila dibandingkan dengan berat badan standard. Overweight kemudian menjadi istilah yang mewakili “obesitas” baik secara klinis maupun epidemiologis Nugraha, 2009. Kelebihan berat badan overweight bisa disebabkan oleh atau secara sendiri atau bersama dengan timbunan lemak, otot maupun tulang yang menyebabkan berat badan seseorang melebihi berat badan orang rata-rata. Umumnya, kelebihan berat badan overweight adalah permulaan dari kegemukan atau obesitas. Obesitas sendiri didefinisikan sebagai kelebihan lemak yang hebat dalam tubuh Tapan, 2007. Overweight dan obesitas dibedakan berdasarkan IMT Indeks Massa Tubuh dengan nilai 25,0-27,0 overweight dan 27,0 obesitas. 23 Khomsan 2004, menambahkan penyebab kelebihan gizi dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen adalah terjadinya gangguan metabolisme tubuh sedangkan faktor eksogen adalah kelebihan konsumsi dan kurangnya aktivitas fisik. Terdapat tiga faktor yang diperkirakan mendorong terjadinya penyakit yang berhubungan dengan masalah gizi lebih, yaitu: 1. Perubahan perilaku masyarakat ke arah menurunnya aktivitas fisik karena tersedianya berbagai kemudahan hidup sehingga terjadi penurunan penggunaan energi. 2. Perubahan pola makan ke arah semakin tingginya kandungan energi makanan, meningkatnya konsumsi lemak jenuh dan kolesterol, dan konsumsi gula. 3. Masyarakat semakin terbiasa dan menyenangi berbagai jenis makanan terolah, makanan siap santap yang kadar seratnya rendah dan kandugan garamnya tinggi Moehdji, 2003. Penyakit gizi lebih obesitas berhubungan dengan kelebihan energi di dalam tubuh. Kelebihan energi ini kemudian diubah menjadi lemak dan ditimbun pada tempat-tempat tertentu. Jaringan lemak ini merupakan jaringan yang relatif inaktif, tidak langsung berperan serta dalam kegiatan kerja tubuh Sediaoetama, 2006. Dalam status gizi lebih, tubuh benar-benar sudah kewalahan menampung kelebihan zat gizi, terutama zat sumber tenaga. Kelebihan tersebut kemudian disimpan dalam bentuk lemak di bawah kulit sehingga orang tersebut akan menjadi gemuk. Sedangkan lemak yang disimpan di antara jaringan tubuh akan 24 menimbulkan berbagai permasalahan baru, seperti menyempitnya pembuluh darah dan meningginya tekanan darah Apriadji, 1986. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker, dapat memperpendek harapan hidup, reumatik, gallstones, gangguan pernafasan, dan gangguan reproduksi Almatsier, 2003; Garrow, 2000 dan Williams Witkins, 1999.

2.5 Dampak Masalah Gizi Lebih