2. Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum merupakan rencana pendidikan yang memberi pedoman tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Pengertian asal kata
curriculum ialah arena perlombaan race course . Frasa “arena perlombaan”
sering kali dipandang sebagai metafora yang bermanfaat bagi perenungan makna kurikulum pendidikan. Kadang-kadang arena itu dibayangkan sebagai arena
pacuan kuda yang memiliki garis start dan garis finish dengan rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh jocky.
26
Dalam Kamus Induk Istilah Ilmiah menyebutkan Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan di sekolah dasar dan
menengah atau pada lembaga pendidikan. Dan juga bisa diartikan perangkat mata pelajaran kuliah untuk suatu bidang keahlian khusus.
27
Kemudian Zakiah Daradjat menyatakan kurikulum adalah “suatu program
pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan- tujuan pendidikan tertentu”.
28
Ada empat komponen utama kurikulum, yaitu tujuan, bahan ajar, metode- alat dan penilaian. Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan,
baik berupa penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial, ataupun kemampuan bekerja. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan bahan
ajar; untuk menyampaikan bahan ajar diperlukan metode serta alat-alat bantu; serta untuk menilai hasil dan proses pendidikan siperlukan cara-cara dan alat-alat
penilaian. Dalam pembahasan tentang bahan ajar, pengetahuan selalu didiskusikan
oleh para ahli, baik dari klasifikasi maupun dari squence-nya. Para ulama muslim masa lalu yang menaruh perhatian terhadap topik ini antara lain al-Ghazali, Ibnu
Khaldun dan al-Zarnuji.
29
26
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalimah, 1999, hal. 161.
27
M. Dahlan Y Al-Barry, dkk, op. cit., hal. 440
28
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam., Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet ke-3, hal. 122.
29
Hery Noer Aly, op. cit., hal. 167
Oman Mohammad al-Toumy al-Syaibany menyebutkan lima ciri kurikulum pendidikan Islam. Antara lain:
a. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan kadungan-kandungannya, metode-metode, alat-alat, dan tekniknya
bercorak agama. b. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya. Yaitu kurikulum
yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh. Di samping itu ia juga luas dalam perhatiannya. Ia
memperhatikan pengembangan dan bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologis, sosial dan spiritual.
c. Bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang akan digunakan. Selain itu juga seimbang antara
pengetahuan yang berguna bagi pengembangan individual dan pengembangan sosial.
d. Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh anak didik.
e. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan minat dan bakat anak didik.
30
Pendidikan Islam dibangun atas dasar pemikiran yang islami; bertolak dari pandangan hidup dan pandangan tentang manusia, serta diarahkan kepada tujuan
pendidikan yang dilandasi kaidah-kaidah Islam. Pemikiran tersebut pada gilirannya akan melahirkan kurikulum yang khas Islami.
31
3. Metode Pembelajaran
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan
pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep prosedur yang sistematis.
32
Seperti yang dikemukakan di atas, metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
30
Abudin Nata, op. cit., hal. 127.
31
Hery Noer Aly, op. cit., hal. 163
32
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet ke-11, hal. 201
agar tujuan tercapai secara optimal. Hal ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
33
Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode mengajar ialah ara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan
penyajian materi pelajaran kepada siswa. Bagian penting yang sering dilupakan orang adalah strategi mengajar yang sesungguhnya melekat dalam metode
mengajar. Namun, berbeda dari strategi mengajar teaching strategy, metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil belajar yang dikehendaki.
Artinya, dibandingkan dengan strategi, metode pada umumnya kurang berorientasi pada tujuan less goal-oriented karena metode dianggap konsep yang
lebih luas daripada strategi. Gagasan ini tidak mengurangi signifikasi metode mengajar, lantaran strategi mengajar itu lebih ada dan berlaku dalam krangka
metode mengajar.
34
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan
metode-metode yang berpusat pada guru, dan menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut beberapa metode pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk
pendidik. a. Metode Demostrasi
Yang di maksud metode demostrasi itu guru dapat memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik.
Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta
didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah.
35
33
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2009, Cet ke-6, hal. 145.
34
Muhibbin Syah, loc. cit.
35
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, Cet ke-5, hal. 107.
b. Metode Ceramah Metode Ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan
dalam pembelajaran. Pada metode ini, guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan langsung terhadap peserta didik.
c. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru, bisa
juga dari peserta didik, demikian halnya jawabannya.
36
d. Metode Diskusi Metode diskusi sebagai percakapan pesponsif yang dijalin oleh
pertanyaan-pertanyaan problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah. Hal tersebut sejalan dengan pengertian yang
dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988 bahwa diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai
suatu masalah. Di metode diskusi pasti ada pemasalahan yang harus di selesaikan.
37
Dan masih banyak lagi metode-metode pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran di lembaga
pendidikan. Metode-metode pembelajaran diatas adalah metode-metode pembelajaran yang sering diterapkan dalam pengajaran di lembaga pendidikan.
4. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dan dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. Dalam tujuan terkandung cita-
cita, kehendak, dan kesengajaan, serta berkonsekuensi penyusunnan daya-upaya untuk mencapainya.
38
Maka tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang
36
Ibid., hal. 115.
37
Ibid., hal. 117.
38
Hery Noer Aly, op. cit., hal. 51.