Kajian Yang Relevan KAJIAN TEORI

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, “Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”. 2 C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik pengumpulan data

Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data, fakta dan informasi berupa tulisan-tulisan dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan. 3 Misalnya berupa buku-buku, majalah, naskah, catatan kisah sejarah; surat kabar, internet dan sumber lain, yang berhubungan dengan Wahid Hasyim dan Pemikirannya terutama tentang pendidikan Islam. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mempelajari literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dengan mengumpulkan data-data melalui bahan bacaan dengan bersumber pada buku-buku primer dan buku-buku sekunder atau sumber sekunder lainnya. Adapun sumber primer dalam penulisan skripsi ini pemikiran-pemikiran K.H. A. Wahid Hasyim yang banyak dituangkan dalam tulisan-tulisan kecilnya yang sudah dikumpulkan oleh H. Aboebakar Atjeh dalam Sejarah Hidup K.H. A. Wahid Hasyim dan Karangan Tersiar. Kemudian banyak buku yang memuat pemikiran beliau seperti karya Seri Buku Tempo yang berjudul Wahid Hasyim untuk Republik dari Tebuireng, dan buku karya Muhammad Rifai yang berjudul Wahid Hasyim; Biografi Singkat 1914-1953., Serta buku K.H. A. Wahid Hasyim Sejarah, Pemikiran, dan Baktinya Bagi Agama dan Bangsa editor Shofiyullah Mz., dkk., 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, cet. ke-3, h. 60. 3 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: PT Alfabeta, 2008, h. 329. Sedangkan buku pendukung dalam penulisan sekripsi ini adalah karya Ahmad Zaini yang berjudul K.H. Abdul Wahid Hasyim, Pembaru Pendidikan Islam, buku karya Zamakhsyari Dhofier yang berjudul Tradisi Pesantren., buku The Founding Father, Pesantren modern Indonesia Jejak langkah K.H. A. Wahid Hasyim karya Ruchman basori, dan buku karya Saifullah Ma’shum yang berjudul Karisma Ulama: Kehidupan Ringkas 26 Tokoh NU, serta karya Saiful Umam, K.H. Wahid Hasyim: Konsolidasi dan Pembelaan Eksistensi, dalam Azyumardi Azra, menteri-menteri Agama RI: Biografi sosial politik. Kemudian buku K.H. A. Wahid Hasyim: Mengapa Memilih NU? Editor Buntaran Sanusi dkk.

2. Teknik Pengelolahan data

Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis lakukan adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi data- data yang relevan dan yang mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis, simpulkan dalam satu pembahasan yang utuh. D. Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Analisis Sejarah historis analysis, dan dengan pendekatan deskriptif yaitu berupa catatan informasi faktual yang menggambarkan segala sesuatu apa adanya dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu. 4 Maka, di sini penulis menggambarkan permasalahan yang dibahas dengan mengambil materi-materi yang relevan dengan permasalahan, kemudian dianalisis, dipadukan, sehingga dihasilkan suatu kesimpulan. E. Teknik Penulisan Secara teknik, penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini merujuk pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011. 4 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, Cet. ke-10, h. 234. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Biografi K.H. Abdul Wahid Hasyim

Abdul Wahid Hasyim lahir pada tanggal 1 Juni 1914 atau bertepatan dengan tanggal 5 rabi’ al-Awwal 1333 di Jombang, Jawa Timur. Dia adalah putra Kyai Haji K.H Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama NU. 1 Dari pasangan K.H. M. Hasyim Asy’ari – Nyai Nafiqoh binti Kyai Ilyas Madiun. Wahid Hasyim adalah anak kelima K.H. M. Hasyim Asy’ari dan Nafiqah, dan merupakan anak laki-laki pertama dari 10 bersaudara. Nama aslinya adalah Abdul Wahid, tapi ketika menginjak dewasa dia lebih suka menulis namanya dengan A. Wahid dan ditambah nama ayahnya dibelakangnya, sehingga menjadi A. Wahid Hasyim. Dan kemudia, dia lebih dikenal dengan Wahid Hasyim. 2 Ada cerita menarik tentang bayi Wahid Hasyim. ibunya setiap kali mengandung selalu payah. Kepayahan tersebut dirasakan lebih parah ketika mengandung Wahid Hasyim, sehingga di khawatir jika bayi yang sedang dikandungnya itu tidak sempurna. Dalam suasana seperti itu, dia bernazar; 1 Achmad Zaini, K.H. Abdul Wahid Hasyim Pembaru Pendidikan Islam dan Pejuang Kemerdekaan, Jombang: Pesantren Tebuireng, 2011, hal. 7 2 Azyumardi Azra; Saiful Umam ed., Menteri-menteri Agama RI: Biografi Sosial- Politik, Jakarta: PPIM, 1998, hal. 99