K.H. Abdul Wahid Hasyim dan Liga Muslim

a. K.H. Hasyim Asy’ari, ialah sosok ayah yang demokratis. Kedisiplinanya dalam memimpin dan sikap demokratisnya tampak menonjol dalam kehidupan keluarga, terutama dalam mendidik putra-putrinya. Sebagai ulama besar beliau mengharapkan puta-putrinya bisa engikuti jejak dan berkembang menjadi generasi yang berpengetahuan luas, khususnya dalam ilmu agama. Untuk itulah suasana kehidupan keluarga diciptakan sedemikian rupa sehingga mendukung proses pembelajaran seluruh angota keluarganya. Sejak dini putra-putrinya diperkenalkan dengan pengetahuan agama Islam dan dibebaskan untuk mepelajari ilmu pengetahuan umum. Tidak soal baginya bagaimana mendapatkan buku bahan bacaan bagi putra-putrinya sebab secara ekonomi tergolong mampu untuk ukuran saat itu. Dalam suasana itulah Wahid Hasyim tumbuh dan berkembang. 32 b. K.H. Muchammad Ilyas, adalah saudara sepupu K.H. Abdul Wahid Hasyim yang pernah mengenyam pendidikan Hollands Indische School HIS di Surabaya. Memiliki jasa besar dalam membimbing Wahid Hasyim sehingga tumbuh menjadi remaja yang cerdas. Muhammad Ilyas dikenal fasih dalam bahasa Arab. Ia yang memperkenalkan berbagai ilmu pengetahuan umum yang pernah didapatnya di HIS dan tidak terdapat dalam pondok pesantren. Misalnya bahasa Inggris dan Belanda. Dari sinilah terdapat interaksi antara K.H. Muhammad Ilyas dan K.H. A. Wahid Hasyim mengenai dinamika ilmu pengetahuan. Bersama K.H. Muhammad Ilyas, K.H. A. Wahid Hasyim menepuh studi di tanah suci Mekkah selama dua tahun. 33 Di Mekkah Wahid Hasyim disamping menunaikan Haji, beliau meperdalam ilmu pengetahuan seperti nahwu, sharaf, fikih, tafsir dan hadis. 34 c. Dan gurunya di Masjidil Haram ialah Syeikh Umar Hamdan, seorang ulama yang terkenal alimya ketika itu di Mekkah. Kepadanya Wahid Hasyim belajar terutama ilmu-ilmu hadis, tafsir, fiqih, tasawuf, nahwu, 32 Saifullah Ma’shum, Karisma Ulama: Kehidupan Ringkas 26 Tokoh NU, Bandung: Mizan, 1998, Cet I, hal. 301 33 Muhammad Rifai, op. cit., hal. 25-26. 34 Shofiyullah Mz ed, op. cit., hal. 56