Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2004 samapai pada tahap yang ketiga, karena pada putaran pertama tidak ada calon Presiden dan Wakil Presiden yang
mendapatkan suara lebih dari 50. Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahap ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2004.
http:id.wikipedia.orgwikiPemilihan_Umum_Indonesia_2004
2.1.1 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia Tahun 2004
Pemilihan Umum Legislatif adalah tahap pertama dari rangkaian tahapan Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2004. Pemilihan Umum Legislatif ini diikuti
24 partai politik, dan telah dilaksanakan pada tanggal 5 April 2004. Pemilihan Umum ini bertujuan untuk memilih partai politik sebagai persyaratan Pemilu
presiden dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD, dan DPD. Partai-partai politik yang memperoleh suara lebih besar atau sama dengan
tiga persen dapat mencalonkan pasangan calonnya untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu pada Pemilihan Umum Presiden putaran pertama. Banyaknya
Partai Politik yang menjadi pesera Pada Pemilihan Umum ini mengakibatkan dinakmika politik yang terjadi juga beragam, akan tetapi hal tersebut adalah
merupakan suatu proses dari demokratisasi yang sedang gencar-gencarnya diterapkan oleh Bangasa Indonesia saat ini.
2.1.2 Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Putaran Pertama
Setelah Pemilihan Umum Legislatif selesai, partai yang memiliki suara lebih besar atau sama dengan tiga persen dapat mencalonkan pasangan calon presiden
dan wakil presidennya untuk maju ke Pemilihan Umum presiden putaran pertama. Apabila dalam Pemilu ini ternyata ada pasangan calon yang memperoleh suara
lebih dari 50 persen, maka pasangan calon itu langsung diangkat menjadi presiden
Universitas Sumatera Utara
dan wakil presiden. Selebihnya, Pemilu presiden putaran kedua akan diselenggarakan dengan dua pasangan calon dengan suara terbanyak. Pemilu
presiden putaran pertama 2004 ini diikuti oleh 5 pasangan calon presiden dan wakil presiden, dan telah diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004. Hasil pemilu
ini sendiri telah diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dengan hasil masih perlu diadakan pemilu presiden putaran kedua karena belum adanya pasangan calon
yang mendapatkan suara paling tidak 50 persen.
2.1.2.1 Peserta Pemilu Presiden Putaran Pertama 2004
Ada lima pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang dicalonkan di pemilu presiden putaran pertama, yaitu:
1. H. Wiranto, SH.
dan Ir. H. Salahuddin Wahid
dicalonkan oleh Partai Golongan Karya,
2. Hj. Megawati Soekarnoputri
dan KH. Ahmad Hasyim Muzadi
dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
3. Prof. Dr. HM. Amien Rais
dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo
dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional, 4.
H. Susilo Bambang Yudhoyono dan
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai
Persatuan dan Kesatuan Indonesia, 5.
Dr. H. Hamzah Haz dan
H. Agum Gumelar, M.Sc. dicalonkan oleh Partai
Persatuan Pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.2 Hasil Pemilu Presiden Putaran Pertama 2004
Hasil Pemilu presiden putaran pertama telah selesai dihitung dan telah diumumkan oleh KPU pada tanggal 26 Juli 2004. Berikut ini adalah hasil
perhitungannya :
Tabel I.
Tabel hasil perolehan suara masing-masing pasangan calon:
Nomor Urut Nama Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden
Jumlah Suara
Persentase
1. H. Wiranto, SH.
Ir. H. Salahuddin Wahid 26.286.788
22,15 2. Hj. Megawati
Soekarnoputri KH. Ahmad Hasyim
Muzadi
31.569.104 26,61
3. Prof. Dr. HM. Amien Rais
Dr. Ir. H. Siswono Yudohusodo
17.392.931 14,66
4. H. Susilo Bambang
Yudhoyono Drs. H. Muhammad Jusuf
Kalla
39.838.184 33,57
5. Dr. H. Hamzah Haz H. Agum Gumelar, M.Sc
3.569.86 3,01
JUMLAH SUARA SAH
119.656.868 100,00
Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiDaftar_partai_politik_Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan jumlah pemilih yang suaranya sah dengan jumlah pemilih yang suaranya tidak sah:
Tabel II
Tabel jumlah pemilih sah dengan tidak sah
Tabel II Pemilih Jumlah
Persentase Suara Sah
119.656.868 97,84
Suara Tidak Sah 2.636.976
2,16 TOTAL
PEMILIH 122.293.844
100,00
Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiDaftar_partai_politik_Indonesia
Perbandingan jumlah pemilih termasuk suara tidak sah dengan jumlah orang yang tidak menggunakan hak pilihnya golput:
Tabel III.
Tabel Pemilih sah dengan yang tidak memilih
Jenis Jumlah
Persentase Memilih
122.293.844 79,76
Golput 31.026.700
20,24 GRAND
TOTAL 153.320.544
100,00
Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiDaftar_partai_politik_Indonesia
Dari hasil pemilu presiden putaran pertama di atas, dapat dicermati banyaknya jumlah suara yang tidak sah turun drastis apabila dibandingkan
dengan pemilu legislatif yang lalu, sebesar 10 juta suara, yaitu sejumlah hanya 2
Universitas Sumatera Utara
juta suara saja 2,16 dari total jumlah pemilih, yaitu sebanyak 122.293.844 pemilih.
Selain itu, dapat dicermati juga makin banyaknya calon pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya golput, yaitu sebanyak 31 juta calon pemilih
20,24 dari total jumlah calon pemilih, yaitu sebanyak 153 juta penduduk.
Dari Hasil Pemilihan Umum putaran pertama tersebut maka didapatkan hasil yang mengharuskan untuk melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua, karena tidak ada satupun calon yang mendapatkan suara lebih dari 50. Pasangan calon yang kemudian masuk ke putaran kedua
adalah dua urutan tertinggi yang memperoleh suara terbanyak. Dari hasil tersebut maka didapatkan dua pasangan calon yang akan masuk ke putara kedua yaitu
pasangan Megawati Soekarno Putri dengan KH Ahmnad Hasyim Muzadi dan pasangan Susilop Bambang Yudhoyono dengan Drs. H Muhammad Jusuf Kalla.
2.1.2.3 Pemilu Presiden Putaran Kedua 2004
Sesuai hasil Pemilu presiden putaran pertama di atas, yaitu belum ada pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50 persen, maka diadakanlah
Pemilu presiden putaran kedua 2004. Pasangan-pasangan calon yang mengikuti Pemilu presiden putaran kedua 2004 ini adalah dua pasangan calon dengan yang
memperoleh suara terbanyak pada pada Pemilu presiden putaran pertama 2004 yang lalu. Pemilu ini rencananya akan diadakan pada tanggal 20 September 2004.
Peserta Pemilu Presiden Putaran Kedua 2004 ada dua pasangan calon presiden
Universitas Sumatera Utara
dan wakil presiden yang memperoleh suara terbanyak pada Pemilu presiden putaran pertama yang dicalonkan di Pemilu presiden putaran kedua 2004, yaitu:
1. Hj. Megawati Soekarnoputri
dan KH. Ahmad Hasyim Muzadi
dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
2. H. Susilo Bambang Yudhoyono
dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla
dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
2.1.2.4 Hasil Pemilu Presiden Putaran Kedua 2004
Hasil Pemilu presiden putaran kedua telah selesai dihitung dan telah diumumkan oleh KPU pada tanggal 4 Oktober 2004 melalui Keputusan KPU
nomor 98SKKPU2004[8]. Berikut ini adalah hasil perhitungannya:
Tabel IV.
Tabel hasil perolehan suara masing-masing pasangan calon
Nomor Urut Nama Pasangan
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden
Jumlah Suara Persentase
2. Hj. Megawati
Soekarnoputri KH. Ahmad Hasyim
Muzadi 44.990.704
39,38
4. H. Susilo Bambang
Yudhoyono Drs. H. Muhammad
Jusuf Kalla
69.266.350 60,62
JUMLAH SUARA SAH
114.257.054 100,00
Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiDaftar_partai_politik_Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan jumlah pemilih yang suaranya sah dengan jumlah pemilih yang suaranya tidak sah:
Tabel V.
Tabel perbandingan jumlah suara sah dengan suara tidak sah
Pemilih Jumlah
Persentase Suara Sah
114.257.054 97,94
Suara Tidak Sah 2.405.651
2,06 TOTAL
PEMILIH 116.662.705
100,00
Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiDaftar_partai_politik_Indonesia
Perbandingan jumlah pemilih termasuk suara tidak sah dengan jumlah orang yang tidak menggunakan hak pilihnya golput:
Tabel VI.
Tabel perbandingan jumlah suara sah dengan yang tidak memilih
Jenis Jumlah
Persentase Memilih
116.662.705 77,44
Golput 33.981.479
22,56 GRAND
TOTAL 150.644.184
100,00
Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiDaftar_partai_politik_Indonesia
Dari hasil pemilu presiden putaran pertama di atas, dapat dicermati banyaknya jumlah suara yang tidak sah kurang lebih sama apabila dibandingkan
dengan pemilu legislatif yang lalu, sebesar 10 juta suara, yaitu sejumlah hanya 2
Universitas Sumatera Utara
juta suara saja 2,06 dari total jumlah pemilih, yaitu sebanyak 116.662.705 pemilih.
Selain itu, dapat dicermati juga makin banyaknya calon pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya golput, yaitu sebanyak 34 juta calon pemilih
22,56 dari total jumlah calon pemilih, yaitu sebanyak 150 juta penduduk.
Selain hal tersebut di atas, dapat dicermati juga penurunan jumlah calon pemilih yang berakibat turunnya jumlah pemilih pemilih turun sekitar 6 juta,
sementara calon pemilih turun sekitar 3 juta.
Sesuai dengan hasil pemilu presiden putaran kedua di atas, maka pasangan calon pemenang Pemilu, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, akan
menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Pelantikannya sendiri telah diadakan pada tanggal 20 Oktober 2004 oleh MPR, dalam acara pelantikan yang - untuk
pertama kalinya - dihadiri pemimpin-pemimpin negara sahabat, yaitu: PM Australia John Howard, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Malaysia Abdullah
Ahmad Badawi, PM Timor Timur Mari Alkatiri, dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah serta 5 utusan-utusan negara lainnya. Dalam sebuah langkah yang
kontroversial, presiden sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menolak menghadiri acara pelantikan tersebut. Pada malam hari yang sama, sekitar pukul
23.50 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan anggota kabinet yang baru, yaitu Kabinet Indonesia Bersatu.
http:id.wikipedia.orgwikiDaftar_partai_politik_Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai sebuah Negara yang demokratis, maka Indonesia telah sukses dalam melaksanakan pemilihan Umum Tahun 2004 dengan sangat demokratis dan
telah menghasilkan pemimpin yang memang merupakan pilihan dari rakyat Indonesia. Akan tetapi dibalik itu semua tentu masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan yang harus terus diperbaiki untuk pelaksanaan Pepmilihan Umum kedepannya.
Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2004 tentunya merupakan suatu pesta demokrasi dan pentas politik yang tidak akan terlepas dari kondisi politik yang
menyertai perjalanan Pemilihan Umum tersebut. Kondisi Politik inilah yang kemudian menjadikan suatu gambaran bagaimana Pemilihan Umum tersebut akan
berlangsung dan hasil dari Pemilihan Umum itu sendiri. Kondisi politik yang terjadi didalam suatu Negara merupakan suatu cerminan dari bagaimana
kemudian Negara tersebut melaksanakan sebuah atau serangkaian kegiatan politik. Pemilihan Umum yang merupakan suatu kegiatan politik yang kemudian
mutlak terjadi pada sistem politik apapun dewasa ini tidak terlepas dari bagaimana sebenarnya kondisi politik yang terjadi dari Negara yang melakukan pemilihan
umum tersebut. Dalam bab ini penulis ingin mencoba untuk melihat lebih jauh tentang bagaimana sebenarnya kondisi politik Negara Indonesia sebelum
pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 2004.
2.2. Kondisi Politik Indonesia Pra Pemilihan Umum Tahun 2004 2.2.1 Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2004
Semangat reformasi yang masih sangat besar pada sebagian besar elemen masyarakat Indonesia untuk menuju perubahan kearah yang lebih baik telah
Universitas Sumatera Utara
memberikan sambutan yang sangat besar terhadap pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2004. Setelah Pemilihan Umum tahun 1999 yang dianggap sebagai langkah
awal dalam memasuki era baru bangsa ini, maka pada Pemilihan Umum tahun 2004 ini dijadikan sebagai langkah pematangan dalam menuju konsep Negara
yang lebih demokratis dan bertujuan untuk kemakmuran masyarakat banyak Gairah politik yang begitu besar dalam pelaksanaan Pemilihan umum
tahun 2004 ini kemudian melahirkan Partai-partai politik baru yang kesemuanya memiliki tujuan ideal yang sama yaitu melanjutkan agenda reforamasi menuju
perubahan Indonesia yang lebih baik. Maraknya Partai politik baru ini tentunya juga mempengaruhi kondisi politik yang terjadi menjelang Pemilihan Umum
tersebut. Akan tetapi munculnya partai-partai politik baru ini juga dinilai tidak ada kontribusi positifnya untuk perbaikan nasib masyarakat bagi beberapa kalangan.
Belum bisa berbeda secara substansial dengan partai politik yang telah mapan sebelumnya. Menurut Syamsuldin Haris, kesan kemunculannya tersebut hanya
mengejar target Pemilu 2004, yakni mendapatkan wakil di legislatif DPRMPR. Kompas, 25 September 2002.
Lebih lanjut dikatakan oleh Haris bahwa kehadiran partai-partai politik baru hanya akan menambah kekecewaan
masyarakat, yang telah berulang kali dikibuli oleh partai politik. Partai politik hanya pandai bersilat lidah dan memainkan jargon pada saat pemilu, tetapi pasca
pemilu rakyat pemilih ditinggalkan begitu saja. Dengan kondisi seperti ini, kemunculan partai politik baru hanya akan menambah jumlah golonga putih
Golput, dan tidak signifikan dengan perubahan peta politik nasional pasca Pemilu 1999.
Universitas Sumatera Utara
Dengan memperhatikan pendapat pengamat politik LIPI di atas, partai- partai baru hadir tampaknya tidak untuk menjawab problem masyarakat luas yang
tengah sengsara. Partai politik baru tampak masih belum beranjak pada jargon kosmopolitan, yang bersifat menengah ke atas, seperti keterwakilan antara laki-
laki dan perempuan dalam legislatif, transparansi anggaran, gender, budget, dan demokrasi.Seluruh tema yang diangkat baru merupakan tema-tema elite
sehingga tidak menyentuh langsung problem masyarakat kelas bawah yang jumlahnya lebih banyak, sekalipun kelompok inilah yang akan dijadikan sasaran
tembak perolehan suara dalam Pemilihan Umum tersebut. Akan tetapi walupun terjadi perbedaan pendapat yang cukup tajam dalam
melihat Partai-Partai Politik yang menjadi peserta pemilihan umum tersebut merupakan sebauh dinamika politik yang sama-sama bertujuan untuk mencapai
kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Selanjutnya akan kita lihat Partai-Partai Politik yang menjadi kontestan dalam pemilihan umum tahun 2004,
yang tentunya telah melewati persyaratan administrasi maupun verivikasi dari lembaga yang berwenang.
Partai-partai Politik yang menjadi peserta dalam pemilihan umu tahun 2004 adalah:
1. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme PNI Marhaenisme
PNI pertama kali dibentuk oleh Soekarno dkk pada bulan Juli 1827 di Bandung. Tahun 1998 PNI dihidupkan kembali dan mengikuti Pemilu tahun 1999
dengan nama PNI Soepeni. Memperoleh 0,36 persen suara nasional. Sesuai dengan UU No. 31 Tahun 2002, maka PNI Soepeni tidak
diperbolehkan mengikuti Pemilu 2004. Oleh karena itu partai ini memakai nama
Universitas Sumatera Utara
baru yaitu Partai Nasional Indonesia Marhaenisme PNI Marhaenisme dan mendaftarkan diri untuk mengikuti Pemilu 2004 dan berhasil lolos dari verifikasi
serta memenuhi persyaratan yang ditentukan. Partai berlandaskan perjuangan marhaenisme ini memberikan prioritas kepada
perbaikan nasib buruh, petani dan nelayan dalam programnya. Selain itu partai juga menekankan memperjuangkan terselenggaranya pemerintahan yang bebas
dari KKN serta mengembangkan nasionalisme Indonesia yang tidak chauvinistik.Kompas 9 Desember. 2003
2. Partai Buruh Sosial Demokrat PBSD
Cikal bakal dari partai ini adalah organisasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia SBSI. Dengan didukung oleh beberapa organisasi masa lain, maka melalui
kongres nasional II tahun 2000 serta Raker Nasional tahun 2001PBSD terbentuk. Untuk persiapan Pemilu 2004, PBSD telah mempunyai cabang di 22 propinsi
serta 194 cabang di tingkat kota dan kabupaten. PBSD menggunakan gagasan nilai sosial demokrat untuk mewujudkan
masyarakat sejahtera, adil dan makmur sebagai dasar dan tujuan partai dan berupaya mengembangkan dan menata aspek-aspek perburuhan sehingga mampu
mewujudkan kehidupan buruh yang lebih baik dan sejahtera. Kompas 9 Desember. 2003
3. Partai Bulan Bintang PBB
Latar belakang partai ini disemangati oleh keberadaan partai terbesar ke dua dalam Pemilu 1955 yaitu Masyumi yang dibubarkan Orde Lama pada tahun 1960.
Universitas Sumatera Utara
Dasar pergerakan PBB ini adalah visi Islamic Modernism serta keyakinan bahwa Islam adalah ajaran universal yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan hidup mereka di dunia dan akhirat. Meraih 13 kursi DPR 1,9 persen suara pada Pemilu 1999, PBB merupakan
partai politik yang konsisten memperkaya wacana politik bangsa dengan tokoh- tokoh yang cukup vokal. Adapun untuk Pemilu 2004, PBB mentargetkan untuk
mencapai 25 persen suara sehingga bisa masuk ke dalam 3 besar. Kompas 9 Desember. 2003.
4. Partai Merdeka
Nama ketua umum partai ini, Adi Sasono, adalah aktivis perjuangan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Demikian juga Partai Merdeka mempunyai fokus
program kerja untuk memajukan ekonomi kerakyatan dengan dukungan dari organisasi koperasi, serikat pekerja, guru, usaha kecil menengah, pedagang kaki
lima, nelayan dan kaum intelektual. Tiga aspek yang ditonjolkan dalam prinsip partai ini adalah aspek kebangsaan,
kerakyatan dan kemandirian. Para pendiri partai ini sebelumnya menyalurkan aspirasi dan pemikiran mereka kepada partai politik yang telah ada terlebih
dahulu. Dalam perjalanannya karena merasa tidak ada parpol yang mampu mewujudkan aspirasi tersebut, maka akhirnya mereka bergabung dan mendirikan
Partai Merdeka.. Kompas 9 Desember. 2003.
5. Partai Persatuan Pembangunan PPP
Sebagai partai yang telah bereksistensi lama, PPP yang dipimpin oleh Wakil Presiden Hamzah Has ini memutuskan untuk kembali ke kithah 1973 dengan
Universitas Sumatera Utara
menjadikan Islam sebagi azas partai pada tahun 1998 setelah menerapkan azas tunggal Pancasila selama masa Orde Baru.
Target dalam Pemilu 2004 adalah memperoleh 30 persen suara dalam Pemilu 1999 PPP berhasil memperoleh 10,7 persen suara. Partai ini mengedepankan
prinsip Istiqamah dalam melakukan tugasnya sebagai suatu partai politik diantaranya adalah mendorong terwujudnya fungsionalisasi lembaga-lembaga
politik baik di pusat maupun daerah. Kompas 9 Desember. 2003.
6. Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan
Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan PDK mengedepankan prinsip demokrasi moderen yang menghindari segala bentuk-bentuk kekerasan serta
mengutamakan pengembangan intelektualitas politik. Oleh karena itu PDK tidak membentuk satuan-satuan tugas, laskar dsb.
PDK yang saat ini dipimpin oleh Ryaas Rasyid seorang guru besar ilmu politik serta mantan Meneg PAN, lahir atas inisiatif beberapa tokoh intelektual
diantaranya alm. Afan Gafar dan Andi Malarangeng. PDK mengagendakan penegakan nilai-nilai etika dalam politik dan pemerintahan. Kompas 9 Desember.
2003
7. Partai Perhimpunan Indonesia Baru Partai PIB
Partai PIB yang dipimpin oleh Syahrir, seorang ekonom yang terkemuka, melihat bahwa faktor yang paling menentukan dalam usaha mensejahterakan
rakyat adalah pembangunan ekonomi. Sesuai dengan azas yang dianutnya, partai ini mengedepankan keberagaman
masyarakat Indonesia tanpa memndang etnis, agama maupun profesi.
Universitas Sumatera Utara
Keseimbangan dalam hidup berbangsa dan bernegara menjadi harapan yang tercermin dari yang menggambarkan kehidupan kosmik manusia dan alam.
Dalam Pemilu 2004, Partai PIB mentargetkan perolehan 7 juta suara terutama dari kalangan menengah. Untuk merekrut anggota DPR partai ini menggunakan
proses penyaringan internal dengan sifat bottoms-up agar mendapatkan hasil yang terbaik. Kompas 9 Desember. 2003.
8. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan PNBK
Pada awal pendirian partai ini memakai nama Partai Nasionalis Bung Karno dan dideklarasikan pada tgl. 27 Juli 2002. Sesuai dengan UU Partai Politik No. 31
Th 2002, maka nama partai ini dirubah menjadi Partai Nasinal Banteng Kemerdekaan.
PNBK bercita-cita untuk mewujudkan terciptanya masyarakat marhaenis yang memperjuangkan terwujudnya sosialisme Indonesia di seluruh Nusantara dengan
konsentrasi mengangkat masyarakat miskin di Jawa. Partai ini memperjuangkan perhatian yang lebih besar terhadap pendidikan,
kesehatan serta pembukaan lapangan kerja serta disisi lain berprinsip bahwa pemerintah harus dikontrol agar KKN dapat ditekan sehingga tidak mengganggu
jalannya pemerintahan yang pro rakyat. Kompas 9 Desember. 2003.
9. Partai Demokrat
Beberapa tokoh politisi dalam MPR dan akademisi dari kalangan perguruan tinggi yang melihat bahwa Susilo Bambang Yudhoyono adalah sosok yang cocok
untuk diangkat menjadi Presiden RI melalui Pemilu 2004, sepakat untuk membentuk Partai Demokrat pada tgl 9 September 2001.
Universitas Sumatera Utara
Partai yang berazaskan Pancasila dengan penekanan pada nasionalisme, religius, pluralisme dan humanisme mempunyai tujuan yang salah satunya adalah
menegakkan, mengamankan dan merpertahankan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia. Kompas 9 Desember. 2003.
10. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia PKP Indonesia adalah merupakan penjelmaan dari Partai Persatuan dan Keadilan PKP yang mendapatkan suara
sebesar 1,01 persen suara dalam Pemilu 1999. Tujuan partai ini adalah memperjuangkan terciptanya keadilan, berbangsa dan
bernegara dengan mewujudkan secara nyata kedaulatan rakyat atas penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu partai ini juga akan memperjuangkan
pemantapan persatuan dan kesatuan berbangsa. Untuk Pemilu 2004 PKP Indonesia telah dinyatakan lolos verifikasi faktual di
23 propinsi di Indonesia. Kompas 9 Desember. 2003.
11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia
Partai PDI Penggunaan kata Penegak dalam nama partai ini mengisyaratkan bahwa Partai PDI memandang masih ada penyimpangan dalam jalannya
demokrasi saat ini. Oleh karena itu partai ini menggunakan visi yang bertujuan menegakkan demokrasi Pancasila, baik demokrasi politik, demokrasi ekonomi
maupun demokrasi sosial-budaya. Partai ini mengedepankan nasionalisme dengan misi mempertahankan negara
kesatuan Republik Indonesia, Pancasila dan UUD 1945. Dalam menjalankan program partai ke depan, partai PDI akan berfungsi sebagai pendidikan politik dan
penghimpunan aspirasi. Kompas 9 Desember. 2003.
Universitas Sumatera Utara
12. Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia
Cikal bakal dari Partai PNU ini adalah Partai Nahdatul Ummat yang juga merupakan peserta Pemilu 1999. Untuk Pemilu 2004 mendatang partai PNU telah
lolos verifikasi faktual di 22 propinsi. Basis dukungan partai ini didapat terutama dari Ikhtikadul Mubalighin dan
kalangan NU. Sosialisasi partai dilakukan melalui majelis taklim serta pengajian- pengajian. Meskipin lebih membidik pemilih dari kalangan Muslim menengah ke
bawah, partai juga membuka keanggotaan bagi kalangan non-muslim yang ingin bergabung. Kompas 9 Desember. 2003.
13. Partai Amanat Nasional PAN
Partai Amanat Nasional PAN walaupun beru pertama kali ikut dalam Pemilu di tahun 1999, berhasil memperoleh dukungan 7,1 persen suara sehingga berhak
menempatkan 34 wakilnya di DPR. Dalam menyongsong Pemilu 2004, partai yang dipimpin oleh DR. H.M.
Amien Rais ini berkeyakinan bahwa sistim pemilihan Presiden secara langsung akan memuluskan jalan Ketua Umumnya menuju kursi Presiden. Dalam merekrut
anggota, partai ini mempunyai program Mabita atau Masa Bimbingan Calon Anggota, yang diharapkan akan dapat menambah jumlah anggota partai tsb yang
kini telah mencapai 11 juta orang. Kompas 9 Desember. 2003.
14. Partai Karya Peduli Bangsa PKPB
Partai Karya Peduli Bangsa PKPB merupakan partai yang tertib dalam mentaati jadwal KPU dan merupakan partai pertama yang mendaftarkan diri
untuk menjadi peserta Pemilu 2004 di KPU.
Universitas Sumatera Utara
Gagasan mendirikan partai ini dicetuskan oleh Jendral Purn HR Hartono melalui suatu organisasi kemasyrakatan yang bernama Karya Peduli Bangsa
sebagai langkah dalam menyikapi perubahan politi yang terjadi pada saat ini yang dinilai telah mulai luntur dari tujuan reformasi.
Pilar kekuatan dari partai ini selain dari Ormas KPB, juga didapat dari Ormas Pemuda dan Ormas Wanita serta dari tokoh-tokoh purnawirawan TNI lain
diantaranya Ary Mardjono dan H. Namuri Anoem S. Dalam Pemilu 2004 PKPB mencalonkan Siti Hardiyanti Rukmana sebagai Calon presiden. Kompas 9
Desember. 2003.
15. Partai Kebangkitan Bangsa PKB
PKB didirikan untuk mewadahi aspirasi politik nahdliyin. Namun demikian partai ini tetap tebuka bagi masyarakat di luar NU, baik itu lintas agama, suku
maupun golongan. Dalam pemilu 1999 perolehan suara PKB merupakan urutan ke tiga setelah
PDIP dan Golkar, dengan 12,6 persen suara. Dalam Pemilu 2004 mendatang, PKB tidak banyak melalukan perubahan platform partai yang mendasarkan pada
prinsip demokrasi tanpa korupsi dan humanisme religius. Program pendidikan gratis bagi masyarakat tak mampu merupakan cita-cita
PKB yang akan direalisasikan apabila partai berhasil memenuhi target perolehan suara Pemilu 2004 yaitu sebesar 23,24 persen. Kompas 9 Desember. 2003.
16. Partai Keadilan Sejahtera PK- Sejahtera
Partai Keadilan Sejahtera PK Sejahtera merupakan gabungan dari Partai Keadilan Sejahtera lama dengan Partai Keadilan PK yang merupakan salah satu
peserta Pemilu 1999. Peleburan ini terjadi pada tgl 3 Juli 2003.
Universitas Sumatera Utara
PK Sejahtera mempunyai visi untuk menjadi suatu partai politik yang berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi maupun opini dalam
mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani. Dengan bekal visi ini, maka PK Sejahtera mendasarkan prinsip kebijakan sebagai partai Dawah yaitu menjadikan
dawah sebagai poros utama seluruk gerak partai serta sekaligus menjadi karakter para aktivisnya dalam berpolitik. Selain itu partai ini mempunyai komitmen untuk
memenuhi kuota perempuan dalam daftar calon anggota legislatifnya. Kompas 9 Desember. 2003.
17. Partai Bintang Reformasi
Partai Bintang Reformasi PBR merupakan nama baru dari Partai Persatuan Pembangunan Reformasi PPP Reformasi yang dideklarasikan pada tgl 20
Januari 2002, sebagai hasil penggabungan dari Partai Indonesia Baru, Partai Ummat Muslimin Indonesia, Partai Kebangkitan Muslim Indonesia dan Partai
Republik Indonesia. Selain itu PBR juga didukung oleh puluhan LSM, ormas, para Ulama dan
Cendekiawan, pedagang, mahasiswa , buruh dan petani. PBR mempunyai tujuan untuk memperbaiki kepemimpinan nasional, pemerataan ekonomi dan penegakan
hukum yang selaras dengan cita-cita partai untuk mewujudkan masyarakat madani yang sejahtera lahir dan batin, adil, mandiri dan demokratis yang diridhoi Allah
SWT. Untuk Pemilu 2004, partai ini mengajukan Ketua Umumnya KH Zainuddin
MZ yang dikenal dengan sebutan Dai Sejuta Ummat, sebagai calon Presiden. Kompas 9 Desember. 2003.
Universitas Sumatera Utara
18. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P
Munculnya PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tidak terlepas dari terjadinya perpecahan di tubuh Partai Demokrasi Indonesia
PDI. Partai ini juga merupakan fusi dari partai-partai yaitu PNI, IPKI, Murba, Parkindo dan Partai Katolik.
Tujuan partai adalah Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil, makmur, beradab dan berke-Tuhanan. Partai yang dikenal sebagai partainya
Wong Cilik ini menjadikan Pancasila dan keutuhan NKRI sebagai prinsip yang pokok.
Partai yang memperoleh suara terbesar 33,7 persen dalam Pemilu 1999 ini menumpukan perolehan suara untuk Pemilu 2004 kepada basis massa tradisional
kaum nasionalis sebagaimana yang diekspresikan dalam perolehan suara PNI dalam Pemilu 1955 serta pemilih dari Indonesia bagian timur.
Nama Megawati Soekarnoputri serta sosok besar Presiden Soekarno akan terus menjadi daya tarik partai ini. Untuk Pemilu 2004 kembali partai ini
mencalonkan Megawati sebagai calon Presiden berikutnya. Kompas 9 Desember. 2003.
19. Partai Damai Sejahtera PDS
Para pendiri Partai Damai Sejahtera merasa gelisah melihat perilaku bangsa ini yang dianggap telah mengalami dekadensi moral. Masyarakat telah jenuh,
skeptis dan pesimistis menghadapi kondisi bangsa sekarang. PDS merasa terpanggil untuk mengatasi persoalan tersebut.
Ada 4 pilar yang menjadi dasar perjuangan PDS yaitu : Berdamai dengan Tuhan, sesama, diri sendiri dan lingkungan. Uniknya partai ini menetapkan
Universitas Sumatera Utara
beberapa kriteria untuk menjadi pengurus, antara lain mampu secara ekonomi dan tidak merokok.
Nama Ruyandi Hutasoit, Ketua Umum partai, sebelumnya dikenal sebagai pimpinan Yayasan Doulos yang bergerak dalam penanggulangan narkoba dan
gangguan jiwa. Kompas 9 Desember. 2003.
20. Partai Golongan Karya GOLKAR
Partai Golkar membuktikan dirinya mampu bertahan dari tekanan luar biasa berupa gelombang anti partai ini yang datang dari berbagai kelompok masyarakat
baik berupa demonstrasi maupun gugatan di pengadilan, setelah tumbangnya era Orde Baru. Pada Pemilu 1999 Golkar mampu meraih 22,43 persen sehingga
menempati urutan ke 2 setelah PDIP. Golkar bertekad untuk memperoleh suara terbanyak dalam Pemilu 2004
mendatang. Persiapan lain untuk menghadapi Pemilu 2004 adalah mereka menyelenggarakan penyaringan Calon Presiden dari tingkat bawah melalui
konvensi. Muncul nama-nama a.l. Akbar Tanjung, Abu Rizal Bakri, Jusuf Kalla, Surya Paloh, Wiranto, Prabowo Subianto dan Sri Sultan Hamengku Buwono X
dalam konvensi tsb. Dengan paradigma baru partai ini bertekad untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat dengan meningkatkan taraf hidup dan kecerdasan masyarakat secara menyeluruh. Kompas 9 Desember. 2003.
21. Partai Patriot Pancasila
Lolosnya Partai Patriot pancasila dari verifikasi faktual telah mengantarkan partai yang kelahirannya dibidani oleh kader-kader Pemuda Pancasila ini ke arena
Pemilu 2004. Para pengurus partai ini merasa yakin bahwa kehadiran partai akan
Universitas Sumatera Utara
mendapat sambutan posotif dari masyarakat terutama kaum muda karena mereka melihat banyak kaum muda yang belum mempunyai preferensi politik.
Untuk Pemilu 2004, partai ini menargetkan perolehan suara sebesar 5 persen. Sekalipun Partai Patriot Pancasila ini dipimpin oleh orang yang sama dengan PP,
namun secara organisasi keduanya adalah terpisah. Sesuai dengan namanya, Partai ini bertujuan untuk mempertahankan Negara Kesatuan republik Indonesia dan
mengamankan Pancasila sebagi dasar negara. Kompas 9 Desember. 2003.
22. Partai Sarikat Indonesia PSI
Partai Sarikat Indonesia merupakan koalisi dari 8 partai yaitu Partai Daulat Rakyat PDR, Partai Katolik demokrat PKD, Parati Bhinneka Tunggal Ika
PBI, Partai Nasional Front Marhaenis, PNI Massa Marhaen, Partai Persatuan PP dan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia IPKI.
Partai dengan motto Kembalikan kedaulatan ke tangan rakyat ini berpijak pada landasan yang bercirikan 3 esensi perekat kehidupan bangsa yaitu :
religiusitas dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran agama, kebangsaan nasionalisme dan kerakyatan.
Selain itu, dalam menjalankan agenda politiknya, PSI berpijak pada 3 pilar yaitu : pelayanan dalam rangka mencapai keadilan, pemberdayaan dalam rangka
mewujudkan kemandirian dan pembangunan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Mingguan Politik Ekonomi Manifesto, No. 9, Desember. 2003.
23. Partai Persatuan Daerah
Partai Persatuan Daerah lahir setelah dihapusnya Fraksi Utusan Daerah di MPR setelah Pemilu 1999. PPD digagas oleh beberapa tokoh dari fraksi tersebut
dan diketuai oleh mantan Ketua Fraksi Daerah itu.
Universitas Sumatera Utara
Alasan yang mendasari pembentukan partai ini adalah berkurangnya perhatuan pemenrintah pusat terhadap persoalan daerah. Partai ini juga
menamakan dirinya sebagai partainya orang daerah dan bertujuan untuk aspirasi daerah secara maksimal namun tanpa menonjolkan sifat kedaerahan.
Misi utama partai ini adalah adalahmewujudkan pembangunan Indonesia sesuai dengan cita-cita proklamasi demi tegak dan teguhnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Untuk Pemilu 2004 mendatang, partai ini telah mempunyai cabang di 24 propinsi dan 223 di tingkat kabupaten dan kota. Kompas 9
Desember. 2003.
24. Partai Pelopor
Berdirinya partai ini dilatarbelakangi oleh sosok oleh putri ke tiga alm. Presiden Soekarno, Rachmawati soekarnoputri yang juga dikenal sebagai
pemimpin Yayasan Pendidikan Soekarno. Kiprah politik Rachmawati Soekarnoputri mulai nampak pada pertengahan tahun 2001 ketika ia
mendeklarasikan Forum Nasional dimana dia mulai mengecam para elit politik yang menurutnya berada di menara gading.
Saat Forum Nasional melahirkan Partai Persatuan Bangsa Indonesia, Rachmawati dijadikan Calon Presiden oleh partai tsb walaupun ia bukan termasuk
pendiri partai. Satu tahun setelah peristiwa itu barulah Rachmawati mendirikan Partai
Pelopor yang mengandalkan konstituennya dari kalangan urban muda marhaenis. Partai yang bersemangat marhaenis ini menjajikan tidak akan berkompromi
terhadap para pelanggar HAM, menolak dwifungsi TNIPolri dan menolak
Universitas Sumatera Utara
ketergantungan ekonomi pada lembaga dana internasional. Kompas 9 Desember. 2003.
Inilah ke dua puluh empat Partai Politik yang mengikuti Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2004. Kesemuanya Parpol tersebut yang akan menjadi kontestan
dalam memperebutkan kekuasaan Negara yang ada. Partai politik yang jumlahnya sangat banyak ini merupakan cerminan dari bagaimana antusiasme dari para
aktor-aktor politik sedemikian besarnya untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Umum tahun 2004. kondisi politik yang seperti ini kemudian sangat
mempengaruhi perjalanan politik bangsa ini, apakah untuk menuju perubahan kearah yang lebih baik, atau malah menuju kearah yang lebih buruk.
2.2.2 Sistem Pemilihan Umum Indonesia pada Tahun 2004
Pemilu 2004 menganut sistem Pemilu proporsional terbuka di mana beberapa kursi diperebutkan dalam suatu daerah pemilihan. Pemilu untuk memilih
anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupatenkota dilaksanakan dengan sistem proporsional dengan daftar calon terbuka. Cara ini belum pernah
diterapkan pada pemilu-pemilu sebelumnya, walaupun secara teknis tidak jauh berbeda. Dalam sistem ini hak suara pemilih terwakili secara proporsional karena
di dalam surat suara tercantum nama Parpol dan nama calon. Pemilu 2004 didasarkan atas Undang-undang No 12 Tahun 2003 Tentang
Pemilu DPR, DPD dan DPRD dan Undang-undang No 23 Tahun 2003 Tentang Pemilu. Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu 2004 berbeda dengan Pemilu 1999.
Pertama, pada Pemilu 2004 anggota Parlemen DPR, DPD dan DPRD, PresidenWakil Presiden dipilih secara langsung. Kedua, ada lembaga baru yang
bernama DPD Dewan Perwakilan Daerah yang calonnya berasal dari tiap
Universitas Sumatera Utara
Provinsi sehingga tiap provinsi mempunyai wakil senator seperti di AS di Parlemen. Ketiga, untuk pertama kali dalam sejarah, sistem Pemilu Indonesia
menerapkan daerah pemilihan area election. Keempat, surat suara yang sangat variatif antara lain surat suara DPR, DPD, DPRD, dan PresidenWakil Presiden.
Dalam penyelenggaraan Pemilu, KPU bekerja berdasarkan tahapan jadwal Pemilu Legislatif dan tahapan jadwal Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Tahapan pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2004 berdasarkan jadwal yang dikeluarkan KPU sepeti pendaftaran Pemilih dan Pendaftaran
Pen¬duduk Berkelanjutan, Pe¬metaan daerah pemilihan dan penetapan jumlah kursi DPR dan DPRD, pencalonan anggota Dewan Perwakilan Daerah DPR,
DPD, DPRD, penetapan Daftar Pemilih Tetap DPT, proses pendaftaran, verifikasi, dan penetap¬an partai politik peserta Pemilu 2004 dan kampanye
peserta Pemilu. Pelaksanaan Pemilu yang obyektif telah diselenggarakan oleh KPU secara
independen dalam rangka menghasilkan wakil rakyat terbaik. Hasil Pemilu 2004 menunjukkan dari seluruh pemilih yang terdaftar sebanyak 145 juta jiwa, jumlah
pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 124.420.339 jiwa voters turnout 84. Sedangkan warganegara yang tidak menggunakan hak pilihnya
25.580.030 16. Suara sah sebanyak 113.462.414 jiwa sedangkan suara tidak sah 10.957.925 jiwa. Dari 24 Parpol peserta Pemilu, hanya 16 Parpol yang
berhasil meraih kursi di Parlemen. Dari 16 Parpol peraih kursi di Parlemen muncul 6 Parpol peraih kursi terbesar yaitu Partai Golkar 121 kursi, PDIP 109
kursi, PPP 58 kursi, Partai Amanat Nasional 57 kursi, Partai Demokrat 56
Universitas Sumatera Utara
kursi, Partai Kebangkitan Bangsa 52 kursi dan Partai Keadilan Sejahtera 45 kursi.
Untuk mengawasi jalannya Pemilu, dibentuk Panitia Pengawas Pemilu Panwaslu berkedudukan di ibukota Republik Indonesia.Di samping Panwaslu
ada juga pemantau pemilu baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pemantau Pemilu dari dalam negeri mempunyai struktur organisasi berjenjang dari pusat
hingga ke daerah yang akre¬ditasinya diberikan oleh KPU. Secara keseluruhan terdapat 112 lembaga pemantau Pemilu yang mendaftar untuk berpartisipasi
sebagai pemantau, dengan rincian 90 berasal dari Pemantau dalam negeri dan 22 berasal dari Pemantau luar negeri yang lulus akreditasi dan mendapat sertifikat
sebagai Pemantau Pemilu 2004. Di tengah sempitnya waktu, Komisi Pemilihan Umum KPU mampu
menyelenggarakan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Wakil Presiden. Setelah Pemilu Legislatif pada tanggal 5 April 2004, KPU menyelenggarakan
Pemilu Presiden Wakil Presiden dalam dua putaran. Pemilu Presiden Wakil Presiden putaran pertama berlangsung 5 Juli 2004. Sedangkan Pemilu
PresidenWakil Presiden putaran kedua berlangsung 20 September 2004. KPU mampu menyelenggarakan 3 tiga kali Pemilu yang diikuti 150 juta pemilih
dengan pengadaan logsitik yang sangat kompleks karena harus didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.
Inilah untuk pertama kalinya rakyat Indonesia memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Selama 32 tahun PresidenWakil Presiden dipilih oleh
Parlemen MPR. Pada Pemilu PresidenWakil Presiden putaran pertama maju 5 lima pasangan calon PresidenWakil Presiden yaitu pasangan calon Presiden
Universitas Sumatera Utara
Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla, pasangan Amien Rais– Siswono Yudho Husodo, pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi,
pasangan Wiranto Solahuddin Wahid dan pasangan Hamzah Haz-Agum Gumelar. Dari hasil Pemilu PresidenWakil Presiden putaran pertama, terdapat dua
pasangan PresidenWakil Presiden yang memperoleh suara terbanyak yaitu pasangan PresidenWakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad
Yusuf Kalla, dan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi. Akhirnya yang terpilih menjadi PresidenWakil Presiden periode 2004-2009 adalah
pasangan calon PresidenWakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Yusuf Kalla. Pasangan Calon PresidenWakil Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Muhammad Yusuf Kalla memperoleh 69.266.350 suara sedangkan pasangan calon Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi memperoleh
44.900.704 suara. Berkenaan dengan tingginya kinerja KPU dalam Pemilu 2004 itu, banyak
pihak yang memuji atas keberhasilannya melaksanakan Pemilu 2004, yang bisa menjadi contoh kuat dan positif bagi Indonesia dan bagi demokrasi yang sedang
marak di seluruh dunia. Pemilu tersebut menjadi contoh yang baik tentang demokrasi di Asia. Bahkan masyarakat internasional terutama Uni Eropa yang
bermarkas di Brussels, menilai Pemilu yang baru berlangsung tersebut merupakan tonggak bersejarah dalam transisi demokrasi di Indonesia.
Pemerintah AS juga memuji rakyat Indonesia atas keberhasilan melewati masa transisi menuju demokrasi secara mengesankan. Indonesia juga telah sukses
menyelesaikan tahapan-tahapan Pemilu tahun 2004 ini, mulai dari Pemilu Legislatif April lalu, kemudian Pilpres putaran pertama Juli, hingga Pilpres
Universitas Sumatera Utara
putaran terakhir 20 September lalu dengan damai. Pelaksanaan Pemilihan Umum 2004 di Indonesia itu membuka mata dunia bahwa demokrasi dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik di Indonesia. Selain sebagai negara Muslim terbesar di dunia dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Pemilu di Indonesia juga
harus melakukan pemilihan terhadap ribuan calon legislatif dan menyelenggarakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.
Pelaksanaan Pemilihan Umum 2004 di Indonesia itu membuka mata dunia bahwa Islam dan demokrasi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di
Indonesia. Seperti halnya pemerintah Amerika Serikat dan pemantau Pemilu Uni Eropa untuk Indonesia, The Carter Center pun memuji pelaksanaan Pemilu di
Indonesia yang jujur, bersih, demokratis dan tenang, Pemilu dilaksanakan secara transparan dan jujur.
Meskipun Pemilu 2004 yang dilaksanakan oleh KPU ini masih banyak kekurangan di sana-sini, sebagaimana dilaporkan dalam temuan-temuan para
pemantau Pemilu dari dalam dan luar negeri, namun sejauh kekurangan tersebut tidak signifikan dan tidak terlalu prinsipil maka pujian dan ucapan selamat dari
berbagai pihak kepada bangsa Indonesia merupakan cermin dari keberhasilan KPU dan bangsa Indonesia secara umum.
Sistem pemilihan anggota DPR yang dilakukan dengan sistem pemilihan propoorsional terbuka ini memang merupakan sistem yang baru kali ini diterapkan
di Indonesia, dan juga sistem pemilihan presiden dan wakil presiden yang juga menggunakan sistem pemilihan yang baru pertama kali dilaksanakan, yaitu
dengan sistem pemilihan langsung. Pemilihan secara langsung ini dilaksanakan oleh masyarakat indonesia setelah sebelumnya partai politik mencalonkan
Universitas Sumatera Utara
pasangan presiden dan wakil presiden yang mereka usung. Peraturan bagi partai yang dapat mengusung calon presiden dan wakil presiden juga ditetapkan sesuai
dengan standard besaran yang telah ditentukan.
2.3. Pemilihan Umum Malaysia Tahun 2004
Setelah 22 tahun memegang tampuk kekuasaan, Mahathir Mohammad menanggalkan jabatannya sebagai Perdana Menteri Malaysia. Abdullah Ahmad
Badawi, yang jauh sebelumnya memang telah dipersiapkan, menggantikan posisinya. Angin suksesi politik ini, sebenarnya telah dihembuskan Mahathir
kurang lebih satu tahun belakangan. Ia menyatakan akan lengser, sebagai konsekuensi dari dinamisitas dan sirkulasi politik Malaysia ke depan. Karena
rentang waktu 22 tahun sebenarnya relatif sangat lama untuk jabatan sebuah pimpinan.
Pertanyaan mendasar tentang masa depan politik negeri jiran ini adalah: ke mana dan bagaimanakah Malaysia pasca-Mahathir dan di tangan kekuasaan
Badawi? Bahkan pemerintah Indonesia, sangat berkepentingan dengan jawaban pertanyaan ini, mengingat pola hubungan politik yang akan terjalin di masa depan,
sebagai sebuah negera tetangga. Sebelumnya, perlu diingat bahwa di percaturan politik Malaysia, jabatan
deputi perdana Menteri, yang sebelumnya diduduki Badawi, adalah yang paling strategis. Sebab dari kursi inilah, calon perdana menteri Malaysia selanjutnya
direngkuh. Karenanya, tak heran jika pasca-kenaikan Badawi, rumor politik yang santer menggulir adalah seputar sosok calon deputi yang akan dipilih Badawi
untuk menemaninya. Badawi memiliki hak prerogatif untuk menentukan sendiri satu dari tiga calon, yang kesemuanya adalah wakil presiden UMNO. Najib Tun
Universitas Sumatera Utara