Secara teoritis, hubungan pemilihan umum dengan sirkulasi elit dapat dijelaskan dengan melihat proses mobilitas kaum elit atau non elit yang menggunakan jalur
institusi politik, dan organisasi kemasyarakatan untuk menjadi anggota elit tingkat nasiol, yakni sebagai anggota kabinet dan jabatan yang setara. Dalam kaitan itu,
pemilihan umum merupakan saran dan jalur langsung untuk mencapai posisi elit penguasa. Dengan begitu maka melalui pemilihan umum diharapkan bisa
berlangsung pergantian atau sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan demokratis.
d. Sebagai Sarana Pendidikan Politik Bagi Rakyat
Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk pendidikan politik bagi rakyat yang bersifat langsung, terbuka dan massal, yang diharapkan bisa
mencerdaskan pemahaman politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang demokrasi. Haris,1998:7-10.
1.5.2.3. Elemen Sistem Pemilihan Umum
Didalam ilmu politik dikenal berbagai macam sistem pemilihan umum. Sistem pemilihan umum merupakan serangkaian peraturan dimana suara dari para
pemilih diterjemahkan menjadi kursi. http:www.geocities.combenjuinotmartikelsistem_pemiluindex.html
Sistem pemilihan umum yang umumnya dikenal dalam ilmu politik adalah a.
Single Member Costituency suatu daerah pemilihan memilih satu wakil; biasanya disebut sistem distrik.
Sistem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan didasarkan atas kesatuan geografis. Setiap kesatuan geografis yang
disebut dengan distrik mempunyai satu wakil dalam dewan
Universitas Sumatera Utara
perwakilan rakyat. Untuk itu negara dibagi kedalam sejumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat dalam dewan perwakilan rakyat
ditentukan oleh jumlah distrik. Calon yang dalam satu distrik memperoleh suara yang terbanyak akan menang, sedangkan suara-
suara yang ditujukan kepada calon lain dalam distrik itu dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lagi, bagaimanapun kecilnya selisih
kekalahannya.Budiardjo,1992:177. Dikenal ada dua macam distrik dalam sistem pemilihan umum,
yaitu : 1.
Seluruh Negara menjadi satu distrik 2.
Daerah Negara dibagi kedalam beberapa distrik. Didalam sistem satu distrik, daftar calon-calon dijadikan satu saja
untuk seluruh daerah negara, dan sedikit kemungkinan suara yang terbuang percuma. Dalam sistem banyak distrik maka tiap-tiap satu
distrik menetapkan calon-calonnya sendiri dan hanya dipilih oleh pemilih dari distrik itu saja. Dalam sistem ini bisa saja terjadi
banyak suara yang terbuang percuma. Kansil,1986:17-18. Sistem Distrik ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
1. Karena kecilnya distrik, maka wakil yang terpilih dapat
dikenal oleh penduduk distrik, sehingga hubungannya dengan penduduk distrik tersebut dapat terjalin lebih erat.
Kedudukan wakil tersebut akan lebih bebas terhadap partainya, karena pemilihan ini faktor personalitas dan
Universitas Sumatera Utara
kepribadian seseorang sangat penting Budiardjo,1992:178.
2. Sistem ini lebih mendorong kepada integrasi partai-partai
politik, karena kursi yang diperebutkan dalam distrik pemilihan hanya satu. Partai partai politik akan mencoba
untuk mengesampingkan perbedaan. Disamping itu juga dalam hal kecenderungan untuk membentk partai-partai
baru akan menurun atau dibendung, dan dapat dilakukan pentederhanaan partai politik tanpa paksaan.
Budiardjo,1992:178. 3.
Pelaksanaan sistem distrik ini sederhana dan mudah dilakukan. Disamping itu juga biaya yang dibutuhkan
dalam pelaksanaannya relatif murah. Hermawan,2001:78. 4.
Parlemen hasil pemilihan umum sistem distrik ini akan lebih efektif dan bertaggung jawab terhadap pemilihnya.
Dan sistem distrik ini juga lebih mampu menciptakan pemerintahan yang efektif dan bertanggung
jawab.Dhuroradin,2004:91 Sistem distrik di samping memiliki kelebihan-kelebihan, juga
memiliki kelemahan-kelemahan. Adapaun kelemahan-kelemahan dari sistem ini adalah:
1. Sistem ini kurang memperhitungkan adanya partai-partai
kecil dan golongan minoritas, apalagi jika golongan ini terpencar kedalam beberapa distrik. Budiardjo,1992: 177.
Universitas Sumatera Utara
2. Sistem ini kurang representatif, dalam arti bakal calon yang
kalah dalam suatu distrik, kehilangan suara-suara yang telah mendukungnya. Hal ini berarti bahwa ada sejumlah
suara yang tidak diperhitungkan sama sekali ; kalau ada beberapa partai yang mengadu kekuatan, maka jumlah
suara yang hilang dapat mencapai jumlah yang besar. Hal ini akan dianggap tidak adil bagi golongan-golongan yang
dirugikan.Budiardjo,1992: 177. 3.
Terjadinya fenomena over representation dan under representation yang adanya ketidakseimbangan antara
jumlah suara yang diperoleh dan jumlah kursi yang diperoleh partai-partai politik pada tingkat nasional. Over
representation adalah dimana partai politik tertentu dapat memperoleh kursi yang lebih banyak daripada partai lain
yang sebenarnya suaranya lebih banyak, sehingga partai tersebut dipandang memperoleh berkah over
representation, sebaliknya partai politik yang suaranya lebih banyak, tapi jumlah kursinya pada tingkat nasional
lebih sedikit disebut menderita under representation.Hermawan,2001:224-225.
b. Multy Member Constituency Satu daerah pemilihan memilih beberapa
wakil; biasanya dinamakan proportional representation atau sistem perwakilan berimbang.
Universitas Sumatera Utara
Sistem ini dimaksudkan untuk menghilangkan beberapa kelemahan yang ada pada sistem distrik. Gagasan pokoknya adalah
bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh suatu golongan atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya. Untuk
keperluan ini ditentukan suatu perimbangan, misalnya 1:400.000, yang berarti bahwa sejumlah pemilih tertentu dalam hal ini 400.000
pemilih mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat. Jumlah total anggota dewan perwakilan rakyat ditentukan atas dasar
perimbangan 1:400.000 tersebut.Budiardjo,1992:178. Dalam sistem ini semua suara dihitung, dalam arti bahwa suara
lebih yang diperoleh suatu partai poltik atau golongan dalam suatu daerah pemilihan dapat ditambahkan pada jumlah suara yang diterima
oleh partai politik atau golongan itu dalam daerah pemilihan lain. Sistem perwakilan berimbang ini juga sering dikombinasikan dengan
beberapa prosedur lain, antara lain dengan sistem daftar List System. Dalam sistem daftar setiap partai politik atau golongan mengajukan
satu daftar calon dan si pemilih memilih salah satu daftar darinya, dan dengan demikian memilih satu partai politik dengan semua calon yang
diajukan oleh partai itu untuk bermacam-macam kursi yang sedang diperebutkan.Budiardjo,1992:178.
Dalam sistem perwakilan berimbang ini ada beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem lain, yaitu :
1. Tidak ada suara yang terbuang percuma, karena
perhitungan dilakukan atau digabungkan secara nasional,
Universitas Sumatera Utara
dan kelebihan suara dapat dipindahkan kepada calon lain. sistem ini umumnya sangat disenangi oleh partai-partai
kecil, dan sebaliknya umumnya tidak menyukai sistem ini.Mashudi,1993:29.
2. Parlemen yang terpilih akan bersifat nasional dan tidak
bersifat kedaerahan.Mashudi,1993:29. 3.
Sistem ini dianggap representatif karena jumlah wakil partai politik yang terpilih dalam suatu pemilihan umum
sesuai dengan imbangan jumlah suara yang diperolehnya.Rahman,2002:29.
4. Mengakomodir semua golongan maupun partai-partai
politik yang kecil untuk dapat memiliki wakil di parlemen. Kelebihan-kelebihan yang ada pada sistem perwakilan
berimbang memang menjadi suatu tersendiri dari sitem ini, akan tetapi disamping kelebihan-kelebihan tersebut sistem ini juga memiliki
kelemahan-kelemahan juga seperti: 1.
Untuk melaksanakan pemilihan umum dengan sistem perwakilan berimbang mmbutuhkan biaya yang besar dan
mahal.Mashudi,1993:29. 2.
Hubungan yang terjalin antara wakil dan yang diwakilinya pemilih kurang erat, karena dalam pemilihan umum para
pemilih hanya memilih partai politiknya saja, sehingga terkadang para pemilih tidak mengetahui siapakah wakil
yang berasal dari daerahnya yang duduk di
Universitas Sumatera Utara
parlemen.Mashudi,1993:29. Kemudian wakil yang terpilih dalam pemilihan umum tersebut lebih memiliki
keterikatan terhadap partai politik yang mengusungnya daripada loyalitas terhadap daerah yang
memilihnya.Saragih,1988:180. 3.
Banyaknya partai politik yang memiliki wakil di parlemen akan mempersulit terbentuknya pemerintahan yang stabil,
karena pembentukan pemerintahan tersebut didasarkan pada koalisi dua partai atau lebih. Dan hal ini juga akan
mempersulit perumusan dan pengambilan kebijakan maupun keputusan di parlemen.Saragih,1988:180.
4. Sistem ini mempermudah fragmentasi partai politik dan
timbulnya partai-partai politik baru. Sistem ini menjurus kepada mempertajam perbedaan-perbedaan yang ada di
antara golongan maupun partai-partai politik. Karena itu sistem ini kurang mendorong partai-partai politik untuk
bekerjasama apalagi berintegrasi.Hermawan,2001:81. 5.
Sistem ini kemudian memberikan kedudukan yang sangat kuat kepada pimpinan partai politik dalam peentuan calon-
calonnya. Hermawan,2001:81.
1.6. Defenisi Konsep
Konsep adalah suatu istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok ataupun individu
yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.Singarimbun,1995:33.
Universitas Sumatera Utara