sistem pemilihan umum, proses penyelenggaraan pemilihan umum dan peraturan pemilu diberlakukan seragam secara nasional, tetapi secara operasional
administrasi pemilu akan dilaksanakan dengan desentralisasi fungsional sesuai dengan tingkatannya
www.kjri-la.net, leaflet KPU.
3.6.1.4. Keanggotaan Komisi Pemilihan Umum KPU
Anggota KPU yang dipilih merupak orang-orang yang independen dan non-partisan. KPU beranggotakan sebanyak 11 orang, dan walupun KPU telah
ditetapkan sebagai lembaga yang tetap dan permanen, namun keanggotaanya bersifat temporer. Hal tersebut ditetapkan dalam Undang-Undang No 12 Tahun
2001 Pasal 12 ayat 6 yang menyatakan bahwa masa keanggotaan KPU adalah lima tahun sejak pengucapan sumpah.
Keanggotaan KPU diangkat dengan keputusan Presiden setelah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat DPR Keputusan Presiden No 70
Tahun 2001. Keanggotaan KPU pemilihan umum tahun 2004 memang sudah memenuhi
prinsip non-partisan sehingga para anggotanya akan lebih cenderung untuk mematuhi peraturan dan relatif jauh dari terjadinya tarik menarik kepentingan.
Susunan keanggotaan KPU terdiri dari seorang ketua dan wakil ketua dan anggota-anggota, dengan hak suara yang sama, dan ketua dipilih dari dan oleh
anggota secara demokratris Undang-Undang No 12 Tahun 2003 Pasal 16 ayat 2,3,4. Pemilihan ketua dan wakil ketua berlangsung dalam suatu rapat pleno KPU
pada tanggal 1 Mei 2001. rapat pleno tersebut dipimpin oleh Dr. Rusadi Kantaprawira dan Drs. Anas Urbaningrum, dan pada saat itu terpilih Prof.
Nazarudin Syamsudin sebagai ketua dan Prof. Ramlan Surbakti sebagai Wakil
Universitas Sumatera Utara
Ketua. Hasil pemilihan tersebut kemudian diresmikan dalam Keputusan Presiden No 74 Tahun 2001.
www.kjri-la.net, leaflet KPU.
3.6.1.5. Struktur Organisasi Komisi Pemilihan Umum KPU
KPU yang bersifat nasional, tetap dan mandiri bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pemilihan umum 2004 mempunyai struktur organisasi yang
jelas terlihat pada pembentukan alat-alat kelengkapan KPU Keputusan Komisi Pemiliahan Umum No 112 Tahun 2001 Pasal 4 Ayat 1. Yang terdiri dari :
1. Divisi-divisi
2. Badan Urusan Rumah Tangga
3. Panitia Kerja atau tim yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
Alat kelengkapan tersebut dibentuk untuk lebih mengefektifkan kinerja KPU. Divisi-divisi dibentuk untuk memudahkan dan memfokuskan pelaksanaan
program KPU, dikarenakan lingkup tugas KPU yang begitu luas sehingga perlu diadakan pembagian kerja diantara anggota KPU dalam bentuk divisi. Setiap
divisi mempunyai jaringan kerja dengan biro-biro pada sekretariat umum yang berhubungan dengan kegiatan divisi dan bertugas menyiapkan rencana kebijakan
dalam bidang tugasnya untuk diajukan kepada rapat pleno KPU sebagai lembaga tertinggi dalam KPU yang berwenang dalam pengambilan keputusan. Divisi ini
juga mengikuti secara dekat bagaimana sekretariat jenderal KPU melaksanakan kebijakan yang diputuskan KPU. Adapun divisi yang dibentuk sebanyak sembilan
divisi, yaitu : 1.
Divisi Peserta Pemilihan Umum 2.
Divisi Pendidikan dan Informasi Pemilihan Umum 3.
Divisi Pendaftaran PendudukPemilih dan Pencalonan
Universitas Sumatera Utara
4. Divisi Logistik Pemilihan Umum
5. Divisi Pemungutan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Umum
6. Divisi Hukum
7. Divisi Organisasi dan Keuangan Pemilihan Umum
8. Divisi Kajian dan Pengembangan Pemilihan Umum
9. Divisi Hubungan antara Lembaga dan Luar Negeri Keputusan komisi
Pemilihan Umum No 112 Tahun 2001 Pasal 13. www.kjri-la.net,
leaflet KPU
3.6.1.6. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum Tahun 2004