Keanggotaan Urus Setia Suruhanjaya Pilihan Raya 2004 SPR

3.7.1.2. Keanggotaan Suruhanjaya Pilihan Raya SPR 2004

Sejak tahun 1963 SPR memiliki tujuh orang anggota, yaitu seorang ketua, wakil ketua dan lima orang anggota, dimana setiap anggota mewakili ras Melayu, Cina, India, Sabah dan Sarawak. Pelantikan anggota SPR dilakukan oleh Yang Dipertuan Agong setelah berunding dengan Majilis Raja-Raja. Anggota SPR yang dilantik dipilih berdasarkan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dalam melaksanakan tugas. Seorang anggota SPR memiliki masa kerja hingga dia mencapai umur 65 tahun, apabila sudah mencapai 65 tahun maka anggota tersebut wajib berhenti atau dipecat. Anggota tersebut sudah dianggap tidak layak lagi jika : 1. Anggota tersebut terlilit utang atau bangkrut 2. Mempunyai jabatan lain selain di Suruhanjaya Pilihan Raya dan mendapatkan gaji dari jabatan tersebut. 3. Menjadi salah satu anggota Majilis Parlemen atau anggota Dewan pada suatu Negeri Perkara 114 Perlembagaan Persekutuan, Bagian VII Pilihan Raya. http:www.spr.gov.myindexpolitik.htm

3.7.1.3. Keanggotaan Urus Setia Suruhanjaya Pilihan Raya 2004 SPR

Urus Setia atau Sekretariat Jenderal SPR dipimpin oleh seorang Setiausaha atau sekretaris jenderal, sekretaris jenderal memiliki beberapa wakil berdasarkan bidang yang akan diurus. Dalam menjalankan tugasnya sekretaris jenderal dibantu oleh Ketua Penolong Setiausaha dan Penolong Setiausaha. Ketua Penolong Setiausaha boleh dibilang merupakan Kepala Biro dari bidang yang akan diurus. Selanjutnya Kepala Penolong Setiausaha akan menjalankan tugasnya dengan Universitas Sumatera Utara dibantu oleh Penolong Setiausaha atau Anggota. Sekretaris Jenderal, Wakiil Sekretaris Jenderal, Ketua Penolong Setiausaha dan Penolong Setiausaha dilantik oleh SPR. Sekretaris Jenderal yang juga merupakan Ketua Pegawai Pentadbir, mempunyai kewajiban untuk : 1. Melaksanakan keputusan-keputusan SPR 2. Melakukan pengawasan, pengarahan kesemua pegawai Pilihan Raya 3. Menjalankan segala fungsi sebagaimana yang diberikan oleh SPR dalam menggunakan wewenang atau pelaksanaan tugas-tugasnya yang berhubungan dengan pilihan raya 4. Mempunyai wewenang untuk menandatangani segala surat-surat, keputusan ataupun dokumen SPR 5. Mempunyai tugas lain sebagaimana yang dibuat dalam Undang- undang ataupun peraturan lainnya yang berhubungan dengan SPR. http:www.spr.gov.myindexpolitik.htm Dari uraian dan penjelasan tentang bagaiman sebenarnya kelembagaan penyelenggara pemilihan umum Indonesia dan Malaysia pada pemilihan Umum tahun 2004, maka dapat dtarik suatu perbandingan dimana adanya kesamaan dan perbedaan diantara keduanya. Adapun persamaan dalam pelembagaan penyelenggara pemilihan umum diantara kedua negara adalah : 1. Model kedua lembaga penyelenggara Pemilu yaitu KPU dan SPR sama-sama independen dan bersifat permanen. Pertanggungjawaban Universitas Sumatera Utara diberikan kepada lembaga legislatif dan Kepala Negara masing-masing Negara 2. KPU dan SPR sama-sama memiliki alat kelengkapan dan anggota- anggotanya juga masuk kedalam divisiunit-unit yang terdapat dalam alat kelengkapan tersebut 3. Status keanggotaan anggota-anggota KPU dan SPR sama-sama bersifat temporer, bersifat full time dan non-partisan, dan para anggotanya juga dibatasi masa kerjanya. 4. Sekretariat Jenderal KPU dan SPR sama-sama bersifat independen, segala operasional dilakukan oleh sekretariat. Para pegawai sekretariat KPU dan SPR berstatus pegawai negeri, dan sekretaris dan wakilnya dipilih oleh KPU dan SPR sendiri. http:www.spr.gov.myindexpolitik.htm Adapun perbedaan dalam pelembagaan penyelenggara pemilihan umum diantara kedua negara adalah : 1. Proses perekrutan anggota SPR dan KPU berbeda, anggota KPU dilantik oleh Presiden setelah diuji kelayakan dan kepatutan oleh DPR, pemilihan Ketua KPU juga dilakukan oleh para 11 anggota KPU yang telah terpilih. Sedangkan perekrutan anggota SPR dilakukan secara sepihak, yaitu dipilih oleh Yang Dipertuan Agong sesudah berunding dengan Majilis Raja-Raja. 2. Jumlah Anggota KPU terdiri dari 11 orang, sedangkan anggota SPR berjumlah 7 orang. Universitas Sumatera Utara 3. Masa kerja anggota KPU selama 5 tahun, sedangkan masa kerja anggota SPR dibatasi hingga anggota tersebut berusia 65 tahun. 4. Komposisi keanggotaan sekretariat jenderal kedua lembaga berbeda, sekretariat jenderal KPU terdiri dari seorang sekretaris jenderal, wakil sekretaris jenderal dan kepala-kepala divisi, sedangkan SPR terdiri dari seorang sekretaris jenderal dan 2 orang wakil sekretaris jenderal. 5. Biro-biro yang terdapat dalam sekretariat jendela KPU ialah 10 biro, sedangkan SPR hanya memiliki 3 biro. http:www.spr.gov.myindexpolitik.htm Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis perbandingan yang dilakukan oleh peneliti pada Bab III terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dari tiga variabel yang peneliti perbandingkan antara pemilihan umum Indonesia dan Malaysia pada tahun 2004. tiga variabel perbandingan yang diperbandingkan uantuk melihat perbandfingan pemilihan umum Indonesia tahun 2004 dengan pemilihan Malaysia tahun 2004 adalah Sistem Kepartaian, Sistem Pemilihan Umum, dan Pelembagaan Penyelenggara Pemilihan Umum. 5.1.1. Persamaan Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2004 dengan Pemilihan Umum Malaysia Tahun 2004 adalah : 1. Sistem Kepartaian yang diterapkan baik oleh Indonesia maupun Malaysia pada Pemilihan Umum tahun 2004 adalah sama-sama menerapkan sistem Multi Partai banyak partai. 2. Model kedua lembaga penyelenggara Pemilu yaitu KPU dan SPR sama-sama independen dan bersifat permanen. Pertanggungjawaban diberikan kepada lembaga legislatif dan Kepala Negara masing-masing Negara 3. KPU dan SPR sama-sama memiliki alat kelengkapan dan anggota- anggotanya juga masuk kedalam divisiunit-unit yang terdapat dalam alat kelengkapan tersebut Universitas Sumatera Utara