Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Taksonomi dan Morfologi Cherax quadricarinatus

2 Harlioglu 2006; Coughran Leckie 2007; Lawrence Jones 2002, diacu dalam Belle Yeo 2010. Lobster air tawar C. quadricarinatus di Danau Maninjau dapat memberi dampak positif bagi perikanan atau sebaliknya memberi dampak negatif. Dampak negatif terjadi jika C. quadricarinatus menjadi spesies invasif. Lodge et al. 2006 sebagaimana dikutip Belle Yeo 2010 mendefinisikan spesies invasif sebagai spesies yang mampu mempertahankan populasinya pada ekosistem alami atau semi alami dan berpengaruh negatif secara ekonomi, lingkungan, atau bahkan kesehatan manusia. Beberapa karakteristik yang dimiliki C. quadricarinatus menunjukkan bahwa spesies ini berpotensi sebagai spesies invasif jika diintroduksi. Karakteristik tersebut diantaranya adalah laju pertumbuhan dan fekunditas yang superior, toleransi terhadap lingkungan tinggi dengan tingkah laku meliang yang dapat merubah zona riparian Jones 1990, Todd D’Andrea 2003, diacu dalam Coughran Leckie 2007 dan sebagai vektor mikroba mematikan Edgerton et al. 2002, diacu dalam Belle Yeo 2010; Longshaw 2011. Berdasarkan fakta di atas maka diperlukan penelitian awal mengenai biologi C. quadricarinatus di Danau Maninjau dalam hal ini struktur populasi, pertumbuhan, dan reproduksi. Pertumbuhan dan reproduksi merupakan aspek dasar yang penting untuk dikaji karena kedua aspek tersebut menggambarkan kesesuaian dan adaptasi suatu spesies pada habitatnya Guan Wiles 1999, terlepas dari apakah C. quadricarinatus akan berdampak positif atau negatif di Danau Maninjau. Secara ekonomi keberadaan C. quadricarinatus di Danau Maninjau bisa dikatakan menguntungkan karena telah menjadi komoditas perikanan yang dieksploitasi dan diperjualbelikan. Oleh karena itu informasi ini penting sebagai dasar pengambilan keputusan pengelolaan C. quadricarinatus selanjutnya di Danau Maninjau.

1.2 Perumusan Masalah

Lobster air tawar, C. quadricarinatus merupakan spesies asing di Danau Maninjau. Keberadaan spesies asing dapat berdampak positif atau negatif. Kemantapan populasi C. quadricarinatus bergantung pada kemampuan pulihnya. 3 Kemampuan pulih kembali C. quadricarinatus ditentukan oleh pertumbuhan dan reproduksinya yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan Danau Maninjau Gambar 1. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan hal tersebut untuk mengetahui status saat ini present status C. quadricarinatus, yaitu: 1. Distribusi dan struktur populasi C. quadricarinatus di Danau Maninjau setelah ±3 tahun?; 2. Pertumbuhan C. quadricarinatus di Danau Maninjau?; 3. Potensi reproduksi C. quadricarinatus di Danau Maninjau?; dan 4. Kondisi lingkungan dan kualitas air Danau Maninjau sebagai habitat C. quadricarinatus?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis aspek biologi C. quadricarinatus di Danau Maninjau yaitu distribusi dan kondisi habitat, struktur populasi, pertumbuhan, serta reproduksi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan pengelolaan C. quadricarinatus di Danau Maninjau 4 Berikut ini adalah diagram alir perumusan masalah penelitian: Gambar 1 Perumusan masalah penelitian Hidromorfomertik Kualitas Air: Suhu, pH, DO, Kesadahan, Alkalinitas, Amonia, dan COD Cherax quadricarinatus Hidrodi- namik Pertumbuhan dan reproduksi Distribusi spasial Kualitas air Struktur populasi: Ukuran, tingkat kematangan gonad, dan fekunditas Kemampuan pulih Pengelolaan C. quadricarinatus di Danau Maninjau ? Beban masuk an Beban Antropogenik 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi dan Morfologi Cherax quadricarinatus

Menurut Hobbs 1988 dan Horwitz 1995 taksonomi Cherax quadricarinatus Gambar 2 adalah sebagai berikut: Phylum: Arthropoda Subphylum: Crustacea Class: Malacostraca Order: Decapoda Suborder: Pleocyemata Infraorder: Astacidea Superfamily: Parastacoidea Family: Parastacidae Genus: Cherax Species: Cherax quadricarinatus Nama umumnama dagang :red claw crayfish Gambar 2 Cherax quadricarinatus Panjang karapas, Carapace lengthCL=80.36 mm; Bobot=125.6 gram. Pada kelas Malacostraca terdapat kecenderungan meningkatnya tagmatisasi bersamaan dengan penurunan jumlah segmen tubuh. Pembagian tubuh menjadi tagma atau unit-unit fungsional dengan bagian tubuh yang khusus memberikan keuntungan pada banyak kondisi. Lobster memiliki tubuh seperti anggota Malacostraca air tawar lainnya. Lobster dilindungi oleh eksoskeleton relatif tebal, dan fleksibel yang terdiri dari epikutikel dan prokutikel yang secara 6 periodik mengalami pergantian kulit sehingga memungkinkan untuk tumbuh. Epikutikel tidak mengandung zat tanduk dan sebagian besar terdiri dari garam kalsium, protein, dan lemak sedangkan pada prokutikel terdapat zat tanduk selain kalsium dan protein Holdich Reeve 1988. Menurut Holdich Reeve 1988, dari bagian atas tubuh lobster dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian anterior cephalotorax dan posterior abdomenekor Gambar 3. Cephalotorax secara berturut-turut terdiri dari lima segmen anterior dan delapan segmen thoraxic, kepala, dan thorax yang posisinya ditandai oleh titik asal bagian mulut dan kaki. Secara fungsional cephalotorax terdiri dari dua tagma yaitu 1 anterior kepala sampai karapas protocephalon yang terdiri dari antennules, antennae, mata, dan labrum; 2 gnathothorax yang terdiri dari bagian-bagian mulut. Karapas menyatu ke bagian dorsal thorax dan memanjang sampai permukaan lateral sebagai branchiostegite. Selain itu juga terdapat beragam lekukan dan duri-duri. Lekukan melintang cervical menandai pembagian antara kepala dan thorax. Bagian akhir anterior karapas biasanya dilengkapi dengan duri-duri orbital sedangkan bagian ujung membentuk rostrum yang tajam. Gambar 3 Struktur Morfologi Cherax BPPT-LBN LIPI 19831984, diacu dalam Widha 2003. 7 Bagian abdomen tersegmentasi dengan jelas dan terdiri dari enam pembuluh yang mengalami kalsifikasi dan dihubungkan oleh membran yang tidak mengalami kalsifikasi, fleksibel, non elastik, dan artikular.

2.2 Distribusi dan Habitat C. quadricarinatus