21 Tabel 3 Klasifikasi tingkat kematangan gonad Cherax sp.
TKG Betina
Jantan
I Ovarium berbentuk seperti huruf H dan transparan.
Panjang karapas rata-rata 16.70 mm; panjang rata-rata post-orbital karapas 13.00 mm; dan bobot rata-rata
0.09-0.2 atau 0.2-2.00 gram. Testis tampak transparan
II Ovarium berbentuk seperti huruf H dengan warna krem
sampai oranye muda. Panjang karapas rata-rata 30.06 mm; panjang rata-rata post-orbital karapas 21.24 mm;
dan bobot rata-rata 2-8 gram. Awal perkembangan
sperma. Testis berwarna abu-abu keputih-putihan.
III Ovarium berbentuk seperti huruf H dengan warna
oranye sampai oranye dengan beberapa telur berwarna hijau. Panjang karapas rata-rata 36.94 mm; panjang
rata-rata post-orbital karapas 26.03 mm; dan bobot rata- rata 6-18 gram.
Testis matang. Warna putih susu
IV Ovarium berbentuk seperti huruf Y dengan warna hijau
muda. Panjang karapas rata-rata 54.34 mm; panjang rata-rata post-orbital karapas 38.47 mm; dan bobot rata-
rata 18 gram. -
Post sapwning
Ovarium berbentuk seperti huruf Y dengan warna oranye muda.
c. Lebar
endopod dan exopod
Salah satu pleopod ketiga Gambar 9 diambil dan diletakkan di atas cawan petri. Selanjutnya lebar endopod dan exopod diukur menggunakan kaliper ±0.01
mm.
Gambar 9 Posisi pleopod ke-3.
22
d. Fekunditas
Gonad lobster betina yang telah matang gonad TKG III dan IV diawetkan dalam larutan formalin 10 selama 24 jam dan setelahnya diganti dengan larutan
formalin 4 untuk selanjutnya dihitung. Fekunditas ditentukan dengan menggunakan metode gravimetrik Effendie 1979. Gonad contoh diambil dari
tiga bagian gonad tersebut yaitu posterior, median, dan anterior. Gonad contoh
ditimbang dan dihitung jumlah butir telurnya. e.
Diameter telur
Gonad contoh diambil dari bagian posterior, median, dan anterior sebanyak 20 butir. Setelah itu diamati dengan menggunakan mikroskop binokuler.
Mikroskop binokuler dilengkapi dengan mikrometer okuler yang sebelumnya telah dikalibrasi dengan mikrometer objektif. Metode yang digunakan adalah
metode sensus.
3.5 Analisa Data
3.5.1 Struktur populasi
a. Keragaman morfometrik
Perbedaan nilai beberapa karakter morfometrik lobster pada masing-masing stasiun diuji menggunakan analisis ragam ANOVA satu arah.
b. Kepadatan lobster
Kepadatan lobster pada masing-masing lokasi dapat dilihat dari nilai tangkapan per satuan upaya TPSU. TPSU = jumlah individu lobsterupaya
tangkap jumlah rago pada tiap lokasi. 3.5.2
Pertumbuhan a.
Pola pertumbuhan dan faktor kondisi
Pola pertumbuhan lobster dapat diketahui melalui koefisien hubungan panjang bobot lobster. Hubungan antara panjang L dan bobot W lobster jantan
dan betina secara umum adalah Pauly 1984:
b
aL W
Nilai a dan b diduga dari bentuk linear persamaan di atas yaitu:
L log
b a
log W
log
23
1. Jika nilai b=3 maka pertumbuhan bobot adalah isometrik
2. Jika nilai b ≠3 maka pertumbuhan bobot adalah alometrik.
a. b3 maka pertumbuhan bobot adalah alometrik positif b. b3 maka pertumbuhan bobot adalah alometrik negatif.
Untuk menguji hipotesis nol bahwa β=β dapat dihitung t. Jika nilai t t
α2, n-2
maka hipotesis nol ditolak dan jika t t
α2, n-2
hipotesis nol gagal ditolak Steel Torrie 1989. Selanjutnya kehomogenan nilai b jantan dan betina diuji menurut
Steel Torrie 1989. Uji kehomogenan nilai b bertujuan untuk menentukan apakah keduanya dapat dianggap menduga
β yang sama dengan kata lain apakah data hubungan panjang bobot lobster jantan dan betina dapat digabungkan.
Berikut ini adalah metode uji kehomogenan nilai b: Tabel 4 Uji kehomogenan nilai b
Perlakuan db
x-x
2
x-x y-y
y-y
2
db JK Sisa
1 n
1
-1 Exx 1
Exy 1 Eyy 1
n
1
-2 JK Sisa 1
2 n
2
-1 Exx 2
Exy 2 Eyy 2
n
2
-2 JK Sisa 2
. .
. t
n
t
-1 Exx t
Exy t Eyyt
n
t
-2 JK Sisa t
Sisa dari regresi
masing- masing
n
i
−
2t
∑
JK
i
sisa
=g alat gabungan
=A
Total bagi regresi
tunggal keseluruha
n
n
i
-t Exx i
i
Exy i
i
Eyy i
i
n
i
-t-1 E
yy
i
−
[
∑
E
XY
i ]
2
∑
E
Xx
i = B
Beda bagi kehomoge
nan regresi t-1
B-A
F
hitung
= B-A
t-1 A
∑
n
i
−
2t
dengan
t
-1 dan ∑
n
i
−
2t db
24 Faktor kondisi k yang menggambarkan kondisi lobster dihitung dengan
membandingkan berat aktual masing-masing individu lobster w dengan bobot teoritisnya
ŵ menurut persamaan berikut Bagenal 1978: k=
w w
b. Penambahan ukuran setelah pergantian kulit