57
Gambar 24 Distribusi ukuran diameter telur C. quadricarinatus TKG III dan TKG IV.
Berdasarkan Gambar 24 di atas terlihat ada indikasi bahwa diameter telur TKG III dan TKG IV memiliki puncak lebih dari satu. Diamater telur TKG III
paling tidak memiliki puncak pada nilai tengah 0.84 mm dan 1.2 mm. Selanjutnya diameter telur TKG IV memiliki puncak pada nilai tengah 0.80 mm;
1.08 mm; dan 1.64 mm. Hal ini menandakan bahwa pada tingkat kematangan gonad yang sama terdapat lebih dari satu populasi ukuran telur. Hasil yang sama
juga ditemukan oleh Sagi et al. 1996 dan menyatakan bahwa perbedaan ukuran telur merupakan hal yang mungkin terjadi selama proses perkembangan dan
pematangan telur. Perkembangan dan pematangan akumulasi protein kuning telur sebagian gonad diperlambat dan sebagian lainnya dipercepat melalui
pengaturan hormon.
4.5 Alternatif pengelolaan C. quadricarinatus di Danau Maninjau
4.5.1 Potensi C. quadricarinatus sebagai spesies invasif di Danau Maninjau
Lobster air tawar C. quadricarinatus sebagai spesies asing di Danau Maninjau berpotensi memberi dampak negatif pada ekosistem tersebut dengan
menjadi spesies invasif. Lodge et al. 2006 sebagaimana dikutip Belle Yeo 2010 mendefinisikan spesies
invasif sebagai spesies
yang mampu
5 10
15 20
25 30
35
.4 8
.6 .7
2 .8
4 .9
6 1
.0 8
1 .2
1 .3
1 1
.4 3
1 .5
6
F r
e k
u e
n si
TKG III
5 10
15 20
25 30
35
.5 2
.6 6
.8 .9
4 1
.0 8
1 .2
1 1
.3 6
1 .4
9 1
.6 4
1 .7
8 1
.9 2
2 .0
6
TKG IV
Nilai tengah ukuran diameter telur mm
58 mempertahankan populasinya pada ekosistem alami atau semi alami dan
berpengaruh negatif secara ekonomi, lingkungan, atau bahkan kesehatan manusia. Gherardi 2010 menyatakan bahwa terdapat tiga tahap suatu spesies asing bisa
menjadi spesies invasif yaitu : 1. Masuknya spesies asing ke suatu ekosistem dengan berbagai cara baik
sengaja ataupun tidak; 2. Populasi spesies asing mantap di ekosistem baru; dan
3. Menyebar. Berdasarkan tahapan tersebut di atas maka C. quadricarinatus di Danau
Maninjau telah melewati ketiga tahap tersebut. Cherax quadricarinatus telah masuk ke Danau Maninjau secara sengaja oleh orang tertentu dengan tujuan yang
tidak jelas dan tanpa melakukan analisis resiko terlebih dahulu. Sampai saat ini populasi C. quadricarinatus di Danau Maninjau sebagai spesies asing bisa
dikatakan sudah mantap. Hal dapat dilihat dari a beragamnya ukuran panjang dan bobot lobster yang tertangkap; b mampu bereproduksimemperbanyak
populasi. Cherax qudricarinatus juga telah menyebar ke hampir seluruh Danau Maninjau sehingga populasinya tidak hanya berkembang di daerah awal
introduksi. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan bahwa C. quadricarinatus tertangkap di seluruh stasiun pengambilan contoh yang mewakili keragaman
habitat di Danau Maninjau walaupun dengan kepadatan berbeda. Selanjutnya potensi C. quadricarinatus menjadi spesies invasif dapat
dianalisis berdasarkan kriteria yang diajukan oleh Baker 1974 untuk mengidentifikasi spesies invasif seperti dikutip Geiger et al. 2005 dan disajikan
pada Tabel 18. Walaupun spesies invasif tidak memiliki semua karakter tersebut di atas, namun semakin banyak karakter yang dimiliki maka potensi untuk
menjadi spesies invasif semakin besar. Cherax quadricarinatus di Danau Maninjau memiliki tujuh dari sembilan karakter yang ada. Empat diantara
karakter tersebut pada tingkat yang tinggi dan tiga lainnya sedang.
Tabel 18 Analisis potensi C. quadricarinatus menjadi spesies invasif di Danau Maninjau
59
No Karakteristik biologi spesies invasif
C.quadricarinatus di Danau Maninjau
Sumber
1 Kemampuan menyebar tinggi melalui
telur atau larva yang berenang -
Reynolds 2002 2
Kemampuan reproduksi secara seksual dan aseksual
- Reynolds 2002
3 Fekunditas tinggi
+++ Penelitian ini
4 Berumur pendek dan waktu
perkembangan juvenil singkat ++
Reynolds 2002 5
Kemampuan adaptasi terhadap tekanan lingkungan tinggi
+++ Penelitian ini dan Masser
Rouse 1997 6
Toleransi terhadap keragaman lingkungan tinggi
+++ Masser Rouse 1997
7 Permintaan untuk kebutuhan manusia
tinggi ++
Penelitian ini Karakteristik tambahan
8 Omnivor
++ Loya-Javellana et al.
1993 9
Brood care +++
Reynolds 2002
Keterangan -
absen +
rendah ++
sedang +++
tinggi
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa C. quadricarinatus memiliki potensi besar menjadi spesies invasif di Danau Maninjau. Atribut lainnya yang
meningkatkan potensi C. quadricarinatus menjadi spesies invasif adalah peluang membawa penyakit. Dalam review yang disampaikan oleh Longshaw 2011
dinyatakan bahwa penyakit yang pernah dilaporkan pada C. quadricarinatus dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Umumnya penyakit pada C. quadricarinatus
ditemukan pada kegiatan budidaya yang berasal dari Australia. Pada C. quadricarinatus menimbulkan pengaruh berbeda mulai dari yang tidak
menyebabkan penyakit sama sekali sampai yang dapat menyebabkan kematian massal. Beberapa virus yang pernah ditemukan adalah Cherax quadricarinatus
bacilliform virus CqBV, Cherax quadricarinatus parvo like virus CqPlV, Cherax quadricarinatus parvovirus of Bowate et al. 2002, Cherax
quadricarinatus reolike virus CqRV, dan Cherax Giarda-like virus CGV. Bakteri yang pernah dilaporkan yaitu Coxiella cheraxi dan Vavraia parastacida.
Keberhasilan spesies asing tidak hanya terkait dengan atribut yang dimiliki oleh spesies asing tersebut akan tetapi juga terkait dengan kerentanan habitat yang
didiami terhadap spesies invasif. Gherardi 2006 seperti dikutip oleh Gherardi
60 2010 menyampaikan beberapa atribut terkait kerentanan suatu habitat terhadap
spesies invasif. Beberapa atribut tersebut adalah a kesesuaian iklim; b habitat yang sudah terganggu; c keanekaragaman hayati rendah; d tidak adanya
predator; e adanya relung kosong; dan f rendahnya konektivitas jejaring makanan.
Cherax quadricarinatus merupakan jenis lobster air tawar yang distribusi aslinya meliputi Australia bagian utara dan Papua New Guinea. Daerah tersebut
merupakan daerah dengan suhu hangat dan ini sesuai dengan suhu perairan di Indonesia dan Danau Maninjau khususnya. Seperti disebutkan pada bagian
pendahuluan bahwa terdapat 13 jenis ikan yang sebelumnya telah ada di Danau Maninjau dan menurut informasi masyarakat beberapa diantaranya telah punah
yaitu ikan supareh, mujair, dan ideh-ideh. Hasil penelitian Sulastri et al. 2009 menunjukkan jejaring makanan di Danau Maninjau seperti disajikan pada Gambar
25. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka C. quadricarinatus dewasa akan berkompetisi dengan beberapa biota pemakan detritus lainnya yaitu serangga,
Rasbora argyrotaenia, Hampala macrolepidota, Osteochilus hasselti, Pomacea, Psylopsis sp., dan udang. Cherax quadricarinatus fase juvenil akan berkompetisi
untuk zooplankton dengan Rasbora argyrotaenia dan Mystus nemurus. Hal ini menunjukkan indikasi akan terjadinya kompetisi C. quadricarinatus dengan biota
lain di Danau Maninjau. Informasi lainnya bahwa ada tiga predator di Danau Maninjau yaitu
Rasbora argyrotaenia, Hampala macrolepidota, Mystus nemurus, dan Oxyeleotris marmorata. Ikan betutu Oxyeleotris marmorata merupakan jenis ikan yang ikut
tertangkap dengan alat tangkap rago saat menangkap lobster air tawar. Beberapa ikan betutu yang tertangkap dilihat isi lambungnya dan diketahui bahwa C.
quadricarinatus tidak ditemukan dalam lambung ikan betutu. Doupe et al. 2004 melaporkan bahwa C. quadricarinatus yang diintroduksi di Danau Kununura,
Australia barat ditemukan dalam organ pencernaan 2 jenis ikan dari 19 jenis ikan yang diteliti yaitu salmon catfish dan silver cobbler. Cherax quadricarinatus
ditemukan dalam jumlah sangat sedikit masing-masing 2.84 dan 7.97. Doupe
61 et al. mengajukan tiga kemungkinan akan hal ini yaitu 1 jumlah lobster yang
sedikit; 2 predasi lobster yang bersifat oportunis; dan 3 waktu pengambilan contoh. Saat ini jumlah C. quadricarinatus di Danau Maninjau relatif banyak
dengan penyebaran di sekeliling danau. Oleh karena itu sejauh ini diduga bahwa keberadaan predator C. quadricarinatus di Danau Maninjau hampir tidak ada,
namun hal ini memerlukan pengujian lebih lanjut. Beberapa informasi di atas menggambarkan kerentanan Danau Maninjau
terhadap spesies asing C. quadricarinatus. Di sisi lain, C. quadricarinatus juga memiliki karakter lain yang mengurangi potensi invasifnya dibandingkan spesies
lobster air tawar invasif lainnya. Karakter tersebut yaitu sifat meliang C. quadricarinatus yang tergolong pada kelompok tersier Vazquez Greco 2007.
Cherax quadricarinatus membuat liang yang sederhana dan tidak dalam serta tidak secara permanen menempati liangnya.
4.5.2 Potensi C. quadricarinatus meningkatkan perikanan di Danau