Distribusi ukuran Struktur Populasi C. quadricarinatus di Danau Maninjau

31 merupakan spesies lobster yang memerlukan naungan shelter dependent dalam kebiasaan makan feeding behavior nya. Hal ini untuk mengurangi resiko predasi. Selanjutnya Loya-Javellana et al. 1993 juga menemukan bahwa C. quadricarinatus dewasa lebih memilih makanan berupa detritus. Oleh karena itu kepadatan lobster di wilayah Sungai Batang-Batu Nanggai relatif lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun lainnya.

4.2.3 Distribusi ukuran

Secara umum ukuran lobster jantan lebih besar dibandingkan lobster betina Gambar 10 dan Lampiran 9. Pada kelas ukuran lebih besar dari 57.87 mm jumlah lobster jantan lebih banyak dan pada kelas ukuran terbesar tidak ditemukan lobster betina. Gambar 10 Distribusi ukuran C. quadricarinatus jantan dan betina. Ukuran panjang dalam hal ini panjang karapasCL, mm dan bobot basah total Cherax quadricarinatus yang ditemukan di Danau Maninjau beragam seperti disajikan pada Gambar 11 dan Lampiran 8. Ukuran panjang minimum yang tertangkap CL min yaitu 14.9 mm dan ukuran maksimum CL max 77.9 mm. Selanjutnya bobot lobster minimum yang tertangkap yaitu 0.8 gram dan bobot maksimum 110.9 gram. Lobster dengan rata-rata ukuran panjang terbesar yaitu di Sungai Tampang diikuti Utara, Sungai Batang, Bayur, Sigiran, dan Batu Nanggai. Selanjutnya rata-rata bobot lobster tertinggi terdapat di stasiun Sungai Tampang, Bayur, Sungai Batang, Utara, dan Batu Nanggai. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 17.7623.4929.2234.9540.6846.4152.1457.87 63.6 69.3375.06 F r e k u e n si Nilai tengah kelas ukuran panjang mm Jantan Betina 32 F r e k u e n s i 80 70 60 50 40 30 20 10 30 20 10 80 70 60 50 40 30 20 10 30 20 10 80 70 60 50 40 30 20 10 Bayur S.Batang Batu Nanggai Sigiran S.Tampang Utara Bayur 50.22 StDev 7.738 N 210 Batu Nanggai Mean 44.90 StDev 10.10 Mean N 216 Sigiran Mean 48.63 StDev 7.567 N 36 S.T ampang 49.30 Mean 56.12 StDev 9.400 N 38 Utara Mean 50.38 StDev StDev 8.868 N 34 14.69 N 23 S.Batang Mean Distribusi ukuran panjang mm a F r ek u e n s i 100 80 60 40 20 -20 20 15 10 5 100 80 60 40 20 -20 20 15 10 5 100 80 60 40 20 -20 Bayur S.Batang Batu Nanggai Sigiran S.Tampang Utara Bayur 30.19 StDev 14.75 N 190 Batu Nanggai Mean 24.50 StDev 15.35 Mean N 178 Sigiran Mean 28.54 StDev 11.79 N 35 S.T ampang 32.59 Mean 41.29 StDev 20.92 N 24 Utara Mean 27.36 StDev StDev 17.79 N 30 21.75 N 22 S.Batang Mean Distribusi ukuran bobot gram b Gambar 11 Distribusi ukuran a panjang dan b bobot C. quadricarinatus pada masing-masing stasiun. Berdasarkan distribusi dan rata-rata ukuran panjang dan bobot tersebut terlihat bahwa secara umum ukuran bobot berkorelasi positif dengan ukuran panjang. Bobot akan meningkat dengan meningkatnya ukuran panjang. Hal 33 berbeda terdapat pada stasiun Utara dan Bayur. Rata-rata ukuran panjang lobster di stasiun utara relatif lebih besar namun memiliki rata-rata bobot yang relatif lebih kecil. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa lobster di stasiun Utara lebih kurus. Hal ini terbukti dengan nilai faktor kondisi lobster di stasiun Utara yang lebih kecil dari 1 dan lebih rendah dibandingkan faktor kondisi lobster di stasiun lainnya. Selanjutnya rata-rata ukuran panjang lobster di stasiun Bayur lebih kecil namun dengan rata-rata ukuran bobot lebih besar. Hal ini disebabkan karena lobster yang tertangkap di stasiun Bayur didominasi lobster dengan ukuran panjang lebih besar dari 50 mm. Lobster dengan ukuran panjang50 mm memiliki faktor kondisi yang cenderung naik dan lebih besar dari satu Tabel 7.

4.3 Pertumbuhan C. quadricarinatus di Danau Maninjau