47
maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah,mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalahsosial, dan peningkatan kualitas hidup
individu, kelompok dan masyarakat. Kegiatan tersebut melibatkan berbagai profesi dan ilmu, seperti pekerjaan sosial, kedokteran, keperawatan, kependidikan guru,
psikologi, psikiatri, hukum, dll. Organisasai yangmelaksanakan kegiatan-kegiatan kesejahteraan sosial disebutlembaga kesejahteraan sosial yang merupakan salah satu
sub-sistemdalam sistem kesejahteraan sosial.Pengertian kesejahteraan sosial sebagaimana dikemukakan di atasmengandung pokok-pokok pikiran bahwa konsepsi
kesejahteraansosial merujuk pada: a. Kondisi statis atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial. b. Kondisi dinamis, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usahayang
terorganisir untuk mencapai kondisi statis di atas. c. lnstitusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan
lembagakesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan atau pelayanan
sosial Suharto, 2010, h. 34.
2.8 Kerangka Pemikiran
Di era globalisasi sekarang ini dengan berbagai kemudahan teknologi yang canggih serta kemudahan akses, ternyata masih saja ada masyarakat Indonesia yang
masih hidup terpencil dari lingkungan yang memang secara geografis sulit untuk dijangkau.Oleh Departemen Sosial mereka ini disebut dengan Komunitas Adat
Terpencil.Komunitas Adat Terpencil KAT merupakan kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan
48
pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik.Kelompok masyarakat yang terpencil ini dikatakan hidup secara tidak layak karena keterpencilan yang mereka
alami.Mereka hidup dengan mempertahankan adat istiadat mereka serta hidup berdampingan dengan alam.Semua aktifitas dilakukan secara tradisional dan sangat
tergantung dengan alam. Sebagai bagian dari Warga Negara Indonesia, masyarakat terpencil ini perlu
untuk diikutsertakan dalam proses pembangunan. Oleh karena itu Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil akhirnya
membuat kebijakan untuk mengadakan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil yang sudah dimulai sejak tahun 1972.Program ini dibuat dengan tujuan
untuk membebaskan masyarakat dari keberadaan mereka yang terpencil sehingga dengan demikian segala sesuatu yang diperlukan mulai dari kebutuhan dasar sampai
kepada kebutuhan lainnya bisa terpenuhi dan mereka bisa hidup secara layak.Pemenuhan kebutuhan dasar ini bisa dilakukan dengan memberikan bantuan
jaminan hidup berupa beras, bibit tanaman, peralatan kerja, peralatan dapur, dll dan memberikan bahan bangunan untuk rumah bagi warga.Program Pemberdayaan KAT
ini kemudian dijalankan oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara berdampingan dengan Dinas Sosial di masing-masing kabupaten tempat
ditemukannya lokasi KAT. Salah satu lokasi Pemberdayaan KAT yang dilakukan oleh Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir. Masyarakat terpencil
di dusun ini telah mendapatkan binaan maupun pemberdayaan serta berbagai bantuan dari program Pemberdayaan KAT. Untuk mengetahui respon warga binaan terhadap
program pemberdayaan komunitas adat terpencil dapat dilihat dari tingkah laku
49
balasan atau tindakan yang merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi warga binaan.Persepsi meliputi pengetahuan warga binaan tentang Program
Pemberdayaan Komunitas Adat serta tujuan dan manfaat dari diadakannya program tersebut.Sikap meliputi tentang penilaian terhadap program, apakah program itu
diterima atau ditolak dan mengharapkan atau menghindari program yang diberikan.Partisipasi meliputi tentang menikmati, melaksanakan, memelihara,
menilai, frekuensi, dan kualitas.
50
Bagan Alur Pemikiran
Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
Warga Binaan
Respon warga binaan di Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten
Samosir
Persepsi, meliputi: 1. Pengetahuan
warga binaan terhadap Program
Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil
2. Pengetahuan warga binaan
tentang tujuan dan manfaat Program
Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil Sikap, meliputi:
1. Penilaian warga binaan terhadap Program
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
2. Penolakan atau penerimaan warga binaan
terhadap Program Pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil
3. Mengharapkan atau menghindari Program
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
Partisipasi, meliputi: 1. Warga binaan
melaksanakan program
2. Warga binaan memelihara hasil
program
3. Warga binaan menikmati manfaat
dari pelaksanaan program
4. Warga binaan menilai hasil
program
1. Respon positif 2. Respon negatif
51
2.9 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.9.1 Definisi Konsep