Partisipasi Warga Binaan Terhadap Program Pemberdayaan

83 Warga yang akan diberdayakan juga perlu diketahui bagaimana kesiapan mereka untuk menerima atau menjalankan bantuan yang diterima. Jadi dapat dilihat apakah warga memang mengharapkan terjadinya perubahan melalui program pemberdayaan atau warga malah menghindar dan menutup diri terhadap program dan usaha pemerintah.Diketahui bahwa seluruh responden, yakni 60 kepala keluarga 100 memang mengharapkan adanya program bantuan maupun pemberdayaan di lokasi mereka.Dapat disimpulkan bahwa seluruh warga di Partukkoan ingin lokasi tempat tinggal dan keadaan mereka bisa jauh lebih baik dengan adanya bantuan maupun program pemberdayaan.

5.2.3 Partisipasi Warga Binaan Terhadap Program Pemberdayaan

Komunitas Adat Terpencil Partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses yang ada dalam masyarakat, pemilihan dan pengambilan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dalam mengevaluasi perubahan yang terjadi Adi, 2000, h. 27. Dapat dikatakan partisipasi tersebut sama dengan peran serta. Peran serta merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan terus menerus guna meningkatkan pengertian masyarakat atas suatu proses dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang dianalisa oleh badan yang bertanggung jawab. 84 Tabel 5.19 Partisipasi Responden Tentang RapatMusyawarah Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Pernah 57 95 2. Tidak Pernah 3. Tidak Tahu 3 5 Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Partisipasi dapat dikatakan sebagai peran serta, peran serta warga dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah yang melaksanaak program pemberdayaan KAT. Data pada tabel 5.19 mengungkapkan 57 responden 95 menjawab pihak Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara pernah mengadakan rapatmusyawarah dengan warga binaan terkait dengan program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di lokasi Partukkoan. Sedangkan 3 responden 5 menjawab tidak tahu apakah Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara pernah mengadakan rapatmusyawarah dengan warga binaan terkait dengan program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di lokasi Partukkoan. 5 responden yang menjawab tidak tahu ini adalah merupakan warga Partukkoan yang sudah lansia dan berstatus sebagai jandaduda, sehingga mereka tidak begitu tahu dan tidak terlalu terlibat dalam kegiatan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. 85 Tabel 5.20 Keaktifan Responden Dalam Kegiatan RapatMusyawarah Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Sekali 2. Lebih dari satu kali 57 95 3. Tidak Tahu 3 5 Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan, tabel 5.20 mengungkapkan ada sebanyak 57 responden 95 menjawab kegiatan rapatmusyawarah yang diadakan oleh pihak Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan lebih dari satu kali pertemuan. Responden yang menjawab tidak tahu tentang kegiatan rapatmusyawarah ada sebanyak 3 responden 5.5 responden yang menjawab tidak tahu ini adalah merupakan warga Partukkoan yang sudah lansia dan berstatus sebagai jandaduda, sehingga mereka tidak begitu tahu dan tidak terlalu terlibat dalam kegiatan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. 86 Tabel 5.21 Keaktifan Responden Mengikuti RapatMusyawarah Tentang Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Menghadiri 42 70 2. Jarang Hadir 3. Tidak Menghadiri 18 30 Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Peran serta warga binaan di Partukkoan dalam program pemberdayaan KAT bisa dilihat dari seberapa seringnya mereka menghadiri kegiatan pemberdayaan yang langsung mellibatkan warga, salah satu contohnya adalah mengadakan kegiatan rapatmusyawarah.Ini merupakan wadah bagi pemerintah dan warga untuk melakukan komunikasi dua arah.Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan, ada sebanyak 42 responden 70 menghadiri rapatmusyawarah tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.Responden yang tidak menghadiri rapatmusyawarah tersebut ada sebanyak 18 responden 30.Dapat disimpulkan hampir seluruh warga binaan di Partukkoan menghadiri rapatmusyawarah tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. 87 Tabel 5.22 Keaktifan Responden Dalam Kegiatan RapatMusyawarah Tentang Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Selalu Hadir 25 42 2. Pernah Hadir 30 50 3. Tidak Menghadiri 5 8 Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Data diatas merupakan intensitas kedatangan dan keikutsertaan warga terhadap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Dari tabel 5.22 diatas terlihat bahwa 25 responden 42 selalu hadir pada setiap pertemuan rapatmusyawarah tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, sedangkan yang pernah hadir pada setiap pertemuan rapatmusyawarah tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil ada sebanyak 30 responden 50, dan yang tidak menghadiri rapatmusyawarah tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil ada sebanyak 5 responden 8. Tabel 5.23 Partisipasi Responden Tentang SosialisasiPenyuluhan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Pernah 57 95 2. Tidak Pernah 3. Tidak Tahu 3 5 Jumlah : 60 100 88 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Data pada tabel 5.23 menunjukkan ada sebanyak 57 responden 95 yang menjawab pihak Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara pernah melakukan sosialisasipenyuluhan tentang program pemberdayaan Komunitas Adat terpencil di Partukkoan. Sedangkan sebanyak 3 responden 5 menjawab tidak tahu tentang kegiatan sosialisasipenyuluhan program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Partukkoan. Tabel 5.24 Keaktifan Responden Dalam Kegiatan SosialisasiPenyuluhan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Satu kali 1 2 2. Lebih dari satu kali 56 93 3. Tidak tahu 3 5 Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Keikutsertaan dan keaktifan warga dalam melaksanakan program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dapat dilihat pada tabel 5.24. Berdasarkan data pada tabel 5.24 ada sebanyak 1 responden 2 yang menjawab kegiatan sosialisasipenyuluhan diadakan hanya satu kali., sedangkan 56 responden 93 menjawab kegiatan sosialisasipenyuluhan tersebut diadakan lebih dari satu kali dan 3 responden 5 menjawab tidak tahu tentang kegiatan sosialisasipenyuluhan tersebut diadakan. 89 Tabel 5.25 Keaktifan Responden Mengikuti SosialisasiPenyuluhan Tentang Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Mengikuti 43 72 2. Jarang Ikut 3. Tidak Mengikuti 17 28 Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Tabel 5.25 menunjukkan data keaktifan responden mengikuti sosialisasipenyuluhan tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Ada sebanyak 43 responden 72 menjawab mengikuti kegiatan sosialisasipenyuluhan yang diadakan oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, sedangkan 17 responden 28 menjawab tidak mengikuti kegiatan sosialisasipenyuluhan yang diadakan oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Tabel 5.26 Keaktifan Responden Dalam Kegiatan SosialisasiPenyuluhan Tentang Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Selalu Ikut 25 42 2. Pernah Ikut 33 55 3. Tidak Mengikuti 2 3 Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 90 Partisipasi sebagai cara menurut Oakley et al : 1 Berimplikasi pada penggunaan partisipasi untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 2 Merupakan suatu upaya pemanfaatan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan program atau proyek. 3 Lebih umum dalam program- program pemerintah , yang pertimbangan utamanya adalah untuk menggerakkan masyarakat dan melibatkan mereka dalam meningkatkan efisiensi sistem penyampaian. 4 Partisipasi umumnya jangka pendek. 5 Partisipasi sebagai cara merupakan bentuk pasif dari partisipasi Wikipedia, 2014. Tabel 5.26 menunjukkan bagaimana pasrtisipasi responden dalam kegiatan sosialisasipenyuluhan yang diadakan oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Dalam tabel ini terlihat sebanyak 25 responden 42 menjawab selalu ikut dalam kegiatan sosialisasipenyuluhan tersebut, sedangkan 33 responden 55 menyatakan pernah ikut dalam kegiatan sosialisasipenyuluhan yang diadakan oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, dan 2 responden 3 menyatakan tidak mengikuti kegaitan sosialisasipenyuluhan yang diadakan oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Ketika ditanya bagaimana keaktifan salah satu responden ini dalam kegiatan program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, Ariston Sihotang 31 tahun dia menjawab diikutsertakan dalam pembangunan rumah baru bagi warga.“Ikut, seperti kegiatan membangun rumah kami.” 91 Tabel 5.27 Tanggapan Responden Tentang Hasil Dari Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Sangat Menikmati 8 13 2. Menikmati 52 87 3. Tidak Menikmati Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Partisipasi sebagai tujuan menurut Oakley et al adalah : 1 Berupaya untuk memberdayakan rakyat untuk berpartisipasi dalam membangun mereka sendiri secara lebih berarti. 2 Berupaya untuk menjamin peningkatan peran rakyat dalam inisiatif-inisiatif pembangunan. 3 Fokus pada peningkatan kemampuan rakyat untuk berpartisipasi bukan sekedar mencapai tujuan-tujuan proyek yang sudah ditetapkan sebelumnya. 4 Pandangan ini relatif kurang disukai oleh badan-badan pemerintah. 5 Pada prinsipnya LSM setuju dengan pandangan ini. 6 Partisipasi dianggap sebagai suatu proses jangka panjang. 7 Partisipasi sebagai tujuan relatif lebih aktif dan dinamis Wikipedia, 2014. Teori diatas menjelaskan hubungan partisipasi sebagai tujuan dari program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.Partisipasi warga dinilai dari bagaimana mereka menikmati hasil dari pemberdayaan yang sudah dilakukan. Berdasarkan data pada tabel 5.27 terlihat ada sebanyak 8 responden 13 menyatakan sangat menikmati hasil dari program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, sedangkan 52 responden 87 menyatakan menikmati hasil dari program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil 92 oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Sehingga dapat disimpulkan responden menikmati segala hasil dari program pemberdayaan ini karena tidak ada satu pun responden yang tidak menikmatinya. Tabel 5.28 Tindakan Responden Terhadap Fasilitas Yang Dibuat Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Melalui Program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Selalu Merawat 18 30 2. Berusaha Merawat 42 70 3. Tidak Merawat Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Partisipasi sebagai tujuan dapat dilihat dari poin ke enam yang dikemukakan oleh Oakley et al, “Partisipasi dianggap sebagai suatu proses jangka panjang”.Maksunya disini adalah tentang bagaimana warga mampu menjaga dan merawat dalam jangka panjang segala bantuan fisik yang diberikan.Dari tabel 5.28 terlihat bagaimana partisipasi responden dalam merawat fasilitas yang telah diberikan kepada responden melalui program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Sebanyak 18 responden 30 menyatakan selalu merawat fasilitas yang telah diberikan kepada responden melalui program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, sedangkan 42 responden 70 menyatakan berusaha merawat fasilitas yang telah diberikan kepada responden melalui program pemberdayaan Komunitas 93 Adat Terpencil. Dapat disimpulkan 100 responden sangat menjaga dan berusaha untuk merawat fasilitas yang telah diberikan. Tabel 5.29 Tindakan Responden Terhadap Fasilitas Yang Dibuat Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Mengalami Kerusakan No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Melaporkan kepada pihak Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara 2. Berusaha memperbaiki dengan bergotong-royong bersama warga lain 60 100 3. Tidak melakukan apa-apa Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan seluruh responden menjawab mereka berusaha memperbaiki dengan bergotong-royong apabila ada fasilitas yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara melalui program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Terlihat disini warga binaan di Dusun Partukkoan masih memegang asas bergotong-royong jika ada salah satu dari mereka mengalami kesusahan. Ini merupakan salah satu kearifan local yang terdapat pada warga binaan di Dusun Partukkoan 94 Tabel 5.30 Tanggapan Responden Tentang Perlunya Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Diadakan Lagi Di Partukkoan No. Jawaban Frekuensi Persen 1. Perlu 54 90 2. Kurang Perlu 6 10 3. Tidak Perlu Jumlah : 60 100 Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Responden di Partukkoan masih merasa pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil masih perlu dilakukan di tempat tinggal mereka. Ini terlihat dari 54 responden 90 menjawabn program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil masih perlu dilakukan di tempat tinggal mereka, sedangkan 6 responden 10 responden menjawab program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil kurang perlu dilakukan lagi di Partukkoan. “Biar Partukkoan jadi lebih maju lagi”, ujar Romanti Naibaho 24 tahun.Jerman Simbolon 37 tahun juga mengungkapkan alasannya, “Karena masih kurang lahan untuk bertani dan masih ada masalah tentang ketersediaan air untuk MCK.”Begitu pula dengan Dedy Sitanggang 24 tahun yang mengungkapkan alasan, “Listrik dan air masih dirasa sulit disini.Kami masih harus membayar iuran untuk membeli minyak genset untuk menyalakan listrik.” Para responden juga memberikan saran bagi pemerintah untuk kebaikan program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil selanjutnya atau program sejenis.Pelni Manurung 41 tahun juga memberikan sarannya, “Supaya pemerintah cepat memberikan bantuan agar warga tidak terlalu lama menunggu.”Hal ini 95 diungkapkannya karena memang sampai saat ini keluhan warga Partukkoan masih dalam hal transportasi, air, dan listrik yang memang masih dalam proses.

5.3 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas

Dokumen yang terkait

Hubungan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dengan Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir

3 82 130

Respon Warga Binaan Terhadap Program Kesejahteraan Di Hari Tua Oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Dharma Asih Binjai

0 26 98

PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) (Studi Pada Dinas Sosial Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Timur)

0 18 2

Pengentasan kemiskinan komunitas adat terpencil melalui program pemberdayaan (studi kasus pemukiman sosial masyarakat sakai dusun Jiat Penaso, kecamatan Pinggir, kabupaten Bengkalis)

0 7 101

Analisis Sumber-Sumber dan Distribusi Pendapatan Masyarakat Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

0 5 70

Respon Warga Binaan Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara di Desa Sionom Hudon Selatan Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan

0 7 108

Hubungan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dengan Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon 2.1.1 Pengertian Respon - Respon Warga Binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provi

0 0 42

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Respon Warga Binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Respon Warga Binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 13