68
dengan mayoritas penduduk asli Batak Toba. Namun tidak menutup kemungkinan jika ada suku lain yang tinggal di Kabupaten Samosir, khususnya Dusun Partukkoan.
Dilihat dari data yang disajikan pada tabel 4.1 bahwa frekuensi suku Jawa di Dusun Partukkoan adalah 1 Kepala Keluarga dengan persentase 2.Kepala keluarga yang
bersuku Jawa ini diketahui merantau dari daerah asalnya dan menikah dengan gadis dari suku Batak Toba.
5.1.4 Data Agama Responden Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Agama No.
Agama Frekuensi
Persen
1. Kristen Protestan
46 77
2. Katolik
14 23
Jumlah : 60
100
Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia , Agama adalah sistem yang
mengatur tata keimanan kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya. Kata agama berasal dari bahasa
Sanskerta ,
āgama yang berarti tradisi. Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari
bahasa Latin religio dan berakar pada
kata kerja re-
ligare yang berarti mengikat kembali. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada
Tuhan Wikipedia, 2015. Setidaknya ada enam agama
yang diakui oleh pemerintah Indonesia, yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Jika dilihat data pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa
69
terdapat 77 warga Partukkoan atau sebanyak 46 Kepala Keluarga memeluk agama Kristen Protestan. Sedangkan sisanya, yakni 23 warga Partukkoan atau sebanyak
14 Kepala Keluarga memeluk agama Katolik. Agama Kristen Protestan merupakan agama terbesar dan terbanyak yang dianut oleh masyarakat Bata Toba, begitu pula
dengan masyarakat di Partukkoan.
5.1.5 Data Tingkat Pendidikan Responden Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No.
Tingkat Pendidikan Frekuensi
Persen
1. SD
37 62
2. SMP
5 8
3. SMASMK
5 8
4. Perguruan Tinggi
5. Tidak Sekolah
13 22
Jumlah : 60
100
Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perubahan sikap dan
perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan sesorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya
dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal kesehatan. Pendidikan formal membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam menerima hal
baru Dinikomalasari, 2014.
Akses pendidikan yang sulit bagi warga Partukkoan
70
telah membuat 62 responden dengan frekuensi 37 hanya dapat merasakan bangku Sekolah Dasar SD. Tak banyak dari responden ini yang bisa melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, terlebih setelah tabel 5.5 menyajikan data bahwa 22 responden atau sebanyak 13 responden tidak pernah sekolah sama
sekali. Tidak adanya transportasi, kondisi jalan, serta sulitnya perekonomian keluarga membuat banyak warga Partukkoan hanya sampai di bangku Sekolah Dasar
SD dan bahkan tidak bersekolah.Meskipun demikian, masih ada warga Partukkoan yang sempat melanjutkan pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama
SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA atau Sekolah Menengah Kejuruan SMK.Berdasarkan data pada tabel 5.5 diatas, disebutkan bahwa 8 responden
dengan frekuensi 5 responden telah sampai pada tingkat pendidikan SMP.Pada jenjang SMASMK, terdapat 8 responden dengan frekuensi 5 responden yang
sempat mengecap pendidikan tersebut. Untuk jenjang pendidikan Perguruan Tinggi, belum ada warga Partukkoan yang mendapat kesempatan ini, sehingga dapat
dikatakan bahwa 0 warga Partukkoan yang mendapatkan kesempatan untuk bersekolah sampai jenjang Perguruan Tinggi.
5.1.6 Data Pekerjaan Responden Tabel 5.6