23
2.4.2 Komunitas Adat Terpencil
Sesuai dengan Keppres RI No.1111999 tentang Pembinaan Sosial Komunitas Adat Terpencil, yang dimaksud dengan KAT adalah kelompok sosial
budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik.
Komunitas adat terpencil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Berbentuk komunitas kecil, tertutup, dan homogen
KAT umumnya hidup dalam kelompok kecil dengan tingkat komunikasi yang terbatas dengan pihak luar. Disamping itu kelompok KAT hidup dalam satu
kesatuan suku yang sama dan bersifat tertutup. b. Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan
Pranata sosial yang ada dan perkembangan dalam KAT pada umumnya bertumpu pada hubungan kekerabatan dimana kegiatan mereka sehari-hari
masih didasarkan pada hubungan kekerabatan dimana kegiatan mereka sehari-hari masih didasarkan pada hubungan darah dan ikatan tali
perkawinan. Pranata sosial yang ada tersebut meliputi antara lain pranata ekonomi, pranata kesehatan, pranata hukum, pranata agama, pranata
kepercayaan, pranata politik, pranata pendidikan, pranata ilmu pengetahuan, pranata ruang waktu, pranata hubungan sosial, pranata kekerabatan, pranata
sistem organisasi sosial. c. Pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau
Secara geografis KAT umumnya berada didaerah pedalaman, hutan, pegunungan, perbukitan, laut, rawa, daerah pantai yang sulit dijangkau.
Kesulitan ini diperkuat oleh terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, baik ke atau dari kantong KAT. Kondisi ini mempengaruhi dan menghambat
24
upaya pemerintah dan pihak luar dalam memberikan pelayanan pembangunan secara efektif dan terpadu.
d. Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsisten Aktivitas kegiatan ekonomi warga KAT sehari-hari hanya sebatas memenuhi
kebutuhan hidpnya sendiri kebutuhan sehari-hari e. Peralatan teknologinya sederhana
Dalam upaya memanfaatkan dan mengolah SDA untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari baik dalam kegiatan pertanian, berburu, maupun
kegiatann lainnya, KAT masih menggunakan peralatan yang sederhana yang diwariskan secara turun-temurun.
f. Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi
Kehidupan KAT sangat menggantungkan kehidupan kesehariannya baik itu fisik, mental dan spiritual pada lingkungan alam seperti umumnya aktivitas
keseharian warga berorientasi pada kondisi alam seperti umumnya aktivitas keseharian warga berorientasi pada kondisi alam atau berbagai kejadian dan
gejala alam. g. Terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi dan politik
Sebagaimana konsekuensi logis dari keterpencilan, akses berbagai pelayanan sosial ekonomi dan politik yang tersedia dilokasi atau di sekitar lokasi tidak
ada atau sangat terbatas sehingga menyebabkan sulitnya warga KAT untuk memperolehnya dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya.
Adapun yang menjadi kategori KAT berdasarkan mobilitas adalah: a. Kategori I Kelana memiliki kebiasaan berburu dan meramu dari berbagai
potensi sumber daya alam setempat.
25
b. Kategori II Menetap Sementara memiliki kebiasaan peladang berpindah, tergantung pada potensi sumber daya alam setempat yang menjadi
orbitasinya. c. Kategori III Menetap memiliki kebiasaan bertani atau berkebun
Kementrian Sosial RI, 2014. Komunitas Adat Terpencil KAT biasanya menempati lokasi yang secara
geografis sulit dijangkau. Ditinjau dari segi habitatlokasinya, warga KAT biasanya tinggal di daerah sebagai berikut:
a. Di dataran tinggi dan atau daerah pengunungan
b. Di dataran rendah dan atau daerah rawa
c. Di dataran pedalaman dan atau daerah perbatasan
d. Di atas perahu dan atau daerah pinggir pantai
e. Di atas pohon pemukiman liar
Adapun yang menjadi permasalahan internal KAT, antara lain: 1. Permukiman yang terpencil dan berpencar sehingga akses terhadap berbagai
fasilitas menjadi sangat terbatas. 2. Ekonomi subsistem, KAT rentan termarginalkan oleh kecepatan perubahan yang
ada dilingkungannya yang bukan KAT. 3. Teknologi sangat sederhana yang umumnya warisan leluhur tidak didukung
sarana dan upaya perubahan sesuai kondisi yang terjadi. 4. Ketergantungan pada SDA yang sangat tinggi, yang rentan terhadap perubahan
jumlah dan pendayagunaan sumber-sumber tersebut oleh unsur dari luar lingkungan.
Sedangkan yang menjadi masalah eksternal KAT, antara lain :
26
1. Kesenjangan dan benturan sistem nilai sosial budaya setempat dengan sistem budaya yang ada di luar lingkungan KAT.
2. Peran masyarakat dalam proses pemberdayaan KAT relatif terbatas. 3. Pemberdayaan KAT secara umum belum menjadi skala prioritas daerah.
4. Masalah-masalah kecenderungan aktual seperti disintegrasi sosial, perusakan lingkungan, kesamaan gender, keterlantaran anak dan lansia, dan kemiskinan
Kementerian Sosial RI, 2014.
2.4.3 Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil