63
4.4.2 Listrik
Fasilitas listrik tidak sampai ke Dusun Partukkoan, sehingga ketika malam tiba warga hanya menyalakan lampu teplok untuk menerangi kegelapan malam.
Bantuan dari program pemberdayaan KAT sudah membangun tiang-tiang listrik untuk mengaliri listrik ke rumah warga, namun karena masih dalam proses, warga
sampai saat ini belum sepenuhnya menikmati listrik di rumah mereka. Ketika malam tiba, warga di Partukkoan akan menghidupkan genset untuk mengaliri listrik ke
rumah mereka. Untuk membeli minyak genset, warga harus saling patungan agar minyak genset tersebut bisa mereka beli dan gunakan untuk menyalakan listrik.
4.4.3 Rumah
Rumah-rumah warga di Partukkoan hampir seluruhnya terbuat dari papan atau bamboo.Demikian juga bantuan pembangunan rumah-rumah bagi warga KAT,
rumah yang dibuat adalah dari papan dengan lantai semen.Untuk fasilitas MCK Mandi, Cuci, Kakus sendiri, rumah warga rata-rata hanya memiliki kamar mandi
seadanya. Air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari ada yang berasal dari air sumur bor yang didapat dengan pompa bor jika genset dihidupkan, ada juga yang
berasal dari air hujan yang ditampung. Dalam pelaksanaan program pemberdayaan yang telah dilakukan,
pembangunan MCK sudah diberikan bagi warga.Namun karena ketersediaan air yang belum memadai air masih belum dialiri, maka kebanyakan warga hanya
memakai tempat MCK seadanya.
4.4.4 Tempat Ibadah
Hanya ada satu tempat ibadah bagi warga Partukkoan, yakni gereja.Awalnya gereja ini terletak di Desa Salaon Dolok yan jaraknya cukup jauh dari
Partukkoan.Gereja yang biasa dipakai warga untuk beribadah ini tiba-tiba
64
mendapatkan bencana kebakaran.Akhirnya melalui bantuan program pemberdayaan KAT, pemerintah membangun kembali gereja yang kali ini lokasinya sudah berada
di Partukkoan.Berkat pembangunan gereja yang sudah dilakukan di Partukkoan, kini warga tidak perlu berjalan jauh lagi untuk mendapatkan akses beribadah.
4.4.5 Transportasi
Tidak ada fasilitas transportasi umum menuju Dusun Partukkoan. Hampir seluruh warga Partukkoan mengandalkan sepeda motor mereka untuk dapat
bepergian dari rumah ke ladang atau dari ladang ke rumah untuk membawa hasil ladang mereka dengan karung ke rumah mereka. Sepeda motor juga mereka gunakan
jika ingin pergi keluar lokasi Partukkoan, baik itu ke Salaon Dolok maupun ke Pangururan.
Untuk mengangkut hasil ladang yang lebih banyak, warga Partukkoan menggunakan pick up yang dimiliki oleh Pendamping KAT. Pick up akan berangkat
ke Ibukota Kabupaten, yakni Pangururan setiap hari rabu. Setiap hari rabu terdapat pecan di Pangururan, sehingga ini menjadi kesempatan bagi warga Partukkoan untuk
menjual hasil ladang dan berbelanja kebutuhan hidup sehari-hari.
65
BAB V ANALISIS DATA
Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta analisa data yang telah dikumpulkan oleh penulis melalui kuesioner dan
wawancara di lapangan dalam bentuk tabel. Pada bab III penulis telah menetapkan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah keseluruhan dari populasi kepala keluarga di Dusun Partukkoan, yakni sebanyak 60 kepala keluarga. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan kuesioner, maka dapat diperoleh data responden berdasarkan jenis kelamin, usia, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan jumlah anak
mengenai persepsi, sikap, dan partisipasi warga binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir.
5.1 Data Identitas Responden 5.1.1 Data Jenis Kelamin Responden