72
mempercayai mitos “banyak anak, banyak rezeki”.Sepertinya mitos tersebut memang dipercaya oleh beberapa warga Partukkoan.Berdasarkan data pada tabel 5.7 diketahui
27 responden 45 memiliki 1 – 2 anak dalam rumah tangganya.Mereka yang memiliki 1-2 anak ini bisa dikatakan adalah keluarga muda yang baru membina
rumah tangga. Sedangkan 17 responden 28 diketahui memiliki 3 -4 anak dalam rumah tangganya, 12 responden 20 memiliki 4 – 5 anak dan terdapat 4 responden
7 tidak atau belum memiliki anak.
5.2 Analisis Data Responden Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil KAT
Analisis data terhadap program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil KAT, diuraikan dari jawaban-jawaban responden melalui angket yang telah disebar
kepada 60 kepala keluarga yang menerima bantuan program pemberdayaan KAT di Partukkoan.Karaktersistik jawaban responden terbagi atas partisipasi, sikap, dan
persepsi. Data yang telah dikumpulkan kemudian akan ditabulasi dengan menggunakan skala likert untuk dapat diketahui bagaimana persepsi, sikap, dan
partisipasi responden terhadap program yang telah dilaksanakan.
5.2.1 Persepsi Warga Binaan Terhadap Program Pemberdayaan
Komunitas Adat Terpencil
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagimanacara seseorang melihat sesuatu sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian yaitu bagimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut Pareek dalam Sobur, 2003, h. 446, persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi,
73
mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data.
Tabel 5.8 Pengetahuan Responden Tentang Keberadaan Program Pemberdayaan
Komunitas Adat Terpencil No.
Jawaban Frekuensi
Persen
1. Pernah
17 28
2. Tidak Pernah
21 35
3. Tidak Pernah Sama Sekali
22 37
Jumlah : 60
100
Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Salah satu bagian dari pengertian dari persepsi adalah tentang penglihatan
seseorang terhadap sesuatu melalui panca indera mereka. Ketika ditanya mengenai program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, maka warga akan memutar
kembali memori mereka tentang program ini dengan proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada
rangsangan pancaindera atau data. Tabel 5.8 diatas mengungkapkan bagaimana warga Partukkoan mengalami proses persepsi, yakni sebanyak 17 responden 28
menjawab pernah mendengar program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil sebelumnya. Sebanyak 21 responden 35 menjawab tidak pernah mendengar
tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil sebelumnya. Sedangkan 22 responden 37 menjawab tidak pernah sama sekali mendengar tentang program
pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil sebelumnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh warga binaan di Partukkoan tidak pernah
74
samasekali mendengar tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil sebelumnya.
Tabel 5.9 Pengetahuan Responden Tentang Sumber Informasi Mengenai Program
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No.
Jawaban Frekuensi
Persen
1. Pemerintah Setempat
9 15
2. Warga Lain
7 12
3. Tidak Tahu
44 73
Jumlah : 60
100
Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Persepsi warga tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
kali ini dilihat dari informasi yang warga terima melalui panca indera mereka. Jadi dengan demikian melalui data penelitian pada tabel 5.9 diatas, diketahui bahwa 9
responden 15 mengetahui tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil sebelumnya dari pemerintah setempat desa, kecamatan, atau kabupaten. 7
responden 12 mengetahui program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dari warga lain yang memang sebelumnya sudah mendengar mengenai program ini dari
pemerintah setempat. Sedangkan 44 responden 73 menjawab tidak tahu tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil sebelumnya.
75
Tabel 5.10 Pengetahuan Responden Tentang Program Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil No.
Jawaban Frekuensi
Persen
1. Tahu
10 17
2. Kurang Tahu
43 71
3. Tidak Tahu
7 12
Jumlah : 60
100
Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Persepsi dalam arti sempit adalah tentang bagaimana seseorang memandang
atau mengartikan sesuatu. Setelah warga Partukkoan memakai panca indera mereka untuk menerima dan mengartikan tentang program ini, maka selanjutnya warga
menguji dan memberikan reaksi terhadap apa yang mereka tahu tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Penjelasan tersebut diwakili oleh data
pada tabel 5.10 bahwa 10 responden 17 mengetahui tentang program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.Sebanyak 43 responden 71 menjawab
kurang tahu mengenai program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Sedangkan 7 responden 12 menjawab tidak tahu apa itu program pemberdayaan
Komunitas Adat Terpencil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh responden menjawab kurang tahu tentang program pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil.
76
Tabel 5.11 Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Program Pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil No.
Jawaban Frekuensi
Persen
1. Tahu
38 63
2. Kurang Tahu
22 37
3. Tidak Tahu
Jumlah : 60
100
Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Ini merupakan tahap bagi warga Partukkoan untuk menerima dan
mengartikan apa yang telah mereka ketahui pada tabel hasil data penelitian sebelumnya. Warga sudah dapat mengidentifikasi apa yang menjadi tujuan dari
diadakannya program pemberdayaan seperti ini. Tabel 5.11 menunjukkan bahwa 38 responden 63 menjawab tahu apa tujuan dari program pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil. “Untuk mengeluarkan kami dari tempat yang terpencil dan lebih sejahtera”, ujar Ariston Sihotang 31 tahun. 22 responden 37 menjawab kurang
tahu apa yang menjadi tujuan dari program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Tidak ada satu pun responden yang menjawab tidak tahu apa yang
menjadi tujuan dari program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas responden tahu apa yang menjadi tujuan program
pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.
77
Tabel 5.12 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Program Pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil No.
Jawaban Frekuensi
Persen
1. Tahu
44 73
2. Kurang Tahu
16 27
3. Tidak Tahu
Jumlah : 60
100
Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Kemudian pengetahuan warga tentang program pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil diuji mengenai manfaat dari diadakannya program ini. Tabel 5.12 menunjukkan 44 responden 73 menjawab tahu apa manfaat dari diadakannya
program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Responden yang menjawab kurang tahu apa manfaat dari diadakannya program pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil sebanyak 16 responden 27. “Untuk menyatukan warga yang terpencil.Awalnya kami tinggal berjauhan, sekarang sudah lebih baik”, ujar
Jerman Simbolon 37 tahun.Tidak ada satu pun responden yang menjawab tidak tahu manfaat dari diadakannya program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.
Sehingga dapat dikatakan hampir seluruh responden sudah tahu apa yang menjadi manfaat dari diadakannya program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.
78
Tabel 5.13 Pengetahuan Responden Tentang Alasan Partukkoan Dijadikan Lokasi
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil No.
Jawaban Frekuensi
Persen
1. Tahu
50 83
2 Kurang Tahu
10 17
3. Tidak Tahu
Jumlah : 60
100
Sumber : Kuesioner, Maret 2015 Pengetahuan yang selanjutnya dimiliki oleh warga Partukkoan adalah
mengenai pemilihan lokasi mereka sebagai lokasi pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.Warga mengaitkan tujuan dan manfaat pemberdayaan dengan keadaan
tempat mereka tinggal kemudian mengorganisasikan semua informasi itu dan memberikan reaksi mereka. Sehingga dapat dikatakan sebanyak 50 responden 83
menjawab tahu mengapa lokasi tempat tinggal mereka, yakni Dusun Partukkoan dijadikan sebagai lokasi pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Dari 50
responden yang menjawab tahu mengapa lokasi tempat tinggal mereka dijadikan lokasi pemberdayaan KAT, beberapa diantaranya memberikan alasan bahwa lokasi
tempat tinggal warga binaan ini memang terpencil dan sulit untuk diakses.10 responden 17 menjawab kurang tahu mengapa lokasi tempat tinggal mereka
dijadikan sebagai lokasi pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.Pada tabel 5.13 ini dinyatakan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak tahu mengapa lokasi
tempat tinggal mereka dijadikan sebagai lokasi pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.
79
5.2.2 Sikap Warga Binaan Terhadap Program Pemberdayaan