Permasalahan Internal Dalam Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Permasalahan Eksternal Dalam Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

29 d Perlindungan; merupakan upaya mempertahankan dan melindungi adat- istiadat dan atau lingkungan sosial budaya berdasarkan perspektif sosial budaya yang berlaku secara universal, dan terhindarnya dari berbagai bentuk eksploitasi terhadap warga KAT.

2.4.4 Permasalahan Internal Dalam Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

Adapun yang menjadi permasalahan internal dalam pemberdayaan KAT adalah: a. Kesenjangan sistem sosial budaya dengan masyarakat pada umumnya. b. Ketertinggalan dalam sistem sosial, teknologi dan ideologi. c. Pemenuh kebutuhan dasar basic human needs seperti sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan, agama, pekerjaan, rasa aman masih jauh dari memadai. d. Belum atau sangat sedikit menerima pelayanan pembangunan sehingga kebijaksanaan pemetaan pembangunan belum dapat menjangkau mereka. e. Pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya alam serta manusia dalam kegiatan produksi belum efesienoptimal. f. Belum sepenuhnya terjadi integrasi sosial ke dalam sistem kemasyarakatan sekitarnya. g. Dapat mengurangi citra keberhasilan pembangunan karena masih adanya kesenjangan yang begitu besar. 30

2.4.5 Permasalahan Eksternal Dalam Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

Sedangkan, yang menjadi permasalahan eksternal dalam pemberdayaan KAT adalah: a. Kurang akuratnya data tentang Komunitas Adat Terpencil dengan berbagai latar belakang sosial budayanya. b. Terbatasnya pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai sosial budaya dan aspirasi KAT yang menjadi sasaran program c. Belum mantapnya keterpaduan pemberdayaan KAT dengan instansi sektoral melalui Forum Koordinasi atau Kelompok Kerja baik di tingkat pusat maupun daerah. d. Jumlah dan kualitas Pendamping Sosial belum seimbang dengan jumlah populasi dan kebutuhan pendamping di lokasi KAT. e. Rendahnya pertisipasi dan kualifikasi tenaga lapangan Pendamping Sosial, Orsos dan Lembaga Swadaya Masyarakat dirasakan masih belum profesional dan efektif. f. Pengembangan program melalui rekayasa sosial budaya KAT yang masih sangat memerlukan pendekatan khusus. g. Dana yang dialokasikan untuk pemberdayaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial KAT relatif kecil dan tidak seimbang dengan bobot permasalahan. h. Belum efektifnya tindak lanjut pemberdayaan KAT yang telah dialihkan kepada Pemda setempat sehingga hasil guna yang diharapkan sebelumnya belum dapat dimaksimalkan. 31 Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil KAT merupakan proses perubahan secara bertahap sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki oleh warga KAT iut sendiri, termasuk sistim nilai dan pengetahuan. Maka dengan demikian, pemberdayaan KAT hendaknya diawali sesuai dengan potensi sumber yang mereka miliki dan kuasai.Potensi dan sumber yang dimaksud adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, dan lingkungan termasuk hewan, tanaman, tumbuhan serta kemungkinan budidaya domestikasi sebagai sumber mata pencaharian pokok maupun penunjang.Untuk itu maka segala komponen kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan maupun direncanakan di lokasi pemberdayaan KAT hendaknya mengarah kesana.Misalnya kegiatan bimbingan sosial dan motivasi, bantuan peralatan kerja, bibit tanaman, bantuan usaha ekonomi produktif perlu disesuaikan dengan keadaankondisi potensi sumber local yang dapat didayagunakan Kementerian Sosial RI, 2014, h. 94.

2.4.6 Tujuan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

Dokumen yang terkait

Hubungan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dengan Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir

3 82 130

Respon Warga Binaan Terhadap Program Kesejahteraan Di Hari Tua Oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Dharma Asih Binjai

0 26 98

PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) (Studi Pada Dinas Sosial Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Timur)

0 18 2

Pengentasan kemiskinan komunitas adat terpencil melalui program pemberdayaan (studi kasus pemukiman sosial masyarakat sakai dusun Jiat Penaso, kecamatan Pinggir, kabupaten Bengkalis)

0 7 101

Analisis Sumber-Sumber dan Distribusi Pendapatan Masyarakat Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

0 5 70

Respon Warga Binaan Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara di Desa Sionom Hudon Selatan Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan

0 7 108

Hubungan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dengan Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon 2.1.1 Pengertian Respon - Respon Warga Binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provi

0 0 42

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Respon Warga Binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Respon Warga Binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 13