1. Peternakan sapi perah adalah usaha yang tetap. Produksi susu dalam suatu peternakan sapi perah tidak banyak bervariasi dari
tahun ke tahun dibandingkan hasil pertanian lainnya dan biasanya tak lebih dari
dua persen.
2. Sapi perah tidak ada bandingannya dalam efesiensi merubah makanan ternak menjadi protein hewani dan kalori sebagai yang tertera dalam Tabel 13.
Tabe 13. Efisiensi Berbagai Jenis Ternak Dalam Merubah Makanan Ternak
Menjadi Protein Hewani dan Kalori Jenis Ternak
Persentase Efisiensi Protein Kalori
1. Sapi Perah
33,6 25,8 2. Ayam
Broiler 16,7
5,8 3. Ayam
Petelur 15,6
10,4 4. Kalkun
12,3 5,6
5. Sapi Daging 8,5
2,6 6. Biri-biri
5,4 2,1
Sumber : Susono, 1999
Parameter lain bahwa sapi perah lebih efisien dari sapi daging adalah susu 4.500 liter per tahun menyediakan zat-zat makanan bagi manusia setara
dengan dua ekor sapi jantan kebiri yang beratnya masing-masing 500 kg.
3. Jaminan pendapatan income yang tetap
Petani penghasil palawijaya, sayur mayur mendapat hasil secara musiman, peternak sapi daging hasilnya setahun sekali, sedangkan peternak sapi perah
memperoleh pendapatan 2 minggu sekali atau sebulan sekali secara tetap
sepanjang tahun. 4. Penggunaan tenaga kerja yang tetap
Usaha ternak sapi perah menggunakan tenaga kerja secara terus menerus sepanjang tahun, tidak ada waktu menganggur, sehingga dapat memilih
pekerja yang baik dan mengurangi pengangguran serta menambah pendapatan seseorang, sedangkan pertanian menggunakan tenaga secara musiman
tergantung pada kegiatannya pengolahan lahan, tanam dan panen
5. Sapi perah dapat menggunakan berbagai jenis hijauan yang tersedia atau sisa- sisa hasil pertanian, misalnya jerami jagung, dedak, bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah, ampas tahu, ampas bir, ampas kecap, dan lain-lain. 6. Kesuburan tanah dapat dipertahankan
Dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk, maka fertilisasi dan kondisi fisik tanah dapat dipertahankan. Pupuk kandang sapi perah lebih baik
nilainya daripada pupuk kandang sapi potong, karena sapi perah pakan
utamanya danyak menggunakan pakan hijauan.
Adanya teknologi baru yaitu pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas sekaligus ampasnya yang dapat dimanfaatkan ataupun dipasarkan sebagai
pupuk organik atau pupuk kompos. Limbah sapi perah komposisi limbahnya lebih banyak dibandingkan peternakan lainnya, sangat memungkinkan untuk
pengembangan instalasi biogas, dan ternyata limbah peternakan sapi perah lebih banyak menghasilkan biogas, dibandingkan peternakan lainnya, terlebih karena
sapi perah makanan utamanya adalah pakan hijauan yang komposisinya lebih banyak dibandingkan peternakan lainnya, sangat memungkinkan menghasilkan
biogas.
Permintaan akan sumber energi alternatif akan semakin tinggi, sehingga berbagai upaya sumber energi alternatif dikembangkan, salah satunya biogas.
Pengembangan dari sumber energi alternatif sangat tinggi saat ini dan untuk masa yang akan datang, sehingga potensi pasar untuk energi alternatif akan sangat
menjanjikan. Sifat yang menarik dari biogas ini tidak berbau seperti elpiji, baik
untuk kesehatan atau tidak mencemari lingkungan.
Potensi biogas sangat tinggi, dari kelangkaan bahan bakar minyak yang menyebabkan harga bahan bakar melonjak tinggi, sehingga berbagai upaya yang
dikembangkan oleh pemerintah untuk pengembangan energi alternatif. Biogas adalah salah satu alternatif energi yang dikembangkan oleh Indonesia. Pengolahan
biogas tidak hanya menghasilkan gas saja, tetapi pupuk organik yang ramah lingkungan, yang dapat dipasarkan sebagai pupuk organik. Seiring dengan
penggalakan pupuk ramah lingkungan, pupuk organik sangat berpotensi tinggi untuk dipasarkan. Peternak tidak hanya mendapatkan biogas sebagai pengganti
bahan bakar, tetapi pupuk yang ramah lingkungan yang dapat dipasarkan.
6.2.3. Strategi Pemasaran