Inflow Kelayakan Usaha Sapi Perah, Biogas dan Pupuk Kompos UPP Darul Fallah dan Fakultas Peternakan

7.1. Kelayakan Usaha Sapi Perah, Biogas dan Pupuk Kompos UPP Darul Fallah dan Fakultas Peternakan

7.1.1. Inflow

Aliran kas dalam pangusahaan sapi perah, biogas dan pupuk kompos terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Pada UPP Darul Fallah aliran kas masuk inflow berasal dari penerimaan penjualan susu, biogas, penjualan pupuk organik padat dan penjualan sapi disaat umurnya sudah tidak optimal lagi. Fakultas Peternakan aliran kas masuk inflow berasal dari penerimaan penjualan susu, biogas, pupuk organik cair Arus kas keluar outflow berasal dari pengeluaran biaya investasi dan biaya operasional. Selisih antara arus kas masuk dengan arus kas keluar merupakan suatu keuntungan atau kerugian dari proyek sapi perah, biogas dan pupuk organik padat atau pupuk kompos. Analisis arus kas masuk dipengaruhi oleh besar penerimaan inflow, dimana dipengaruhi oleh harga yang dibentuk dan jumlah produksi setiap tahunnya. Besarnya penerimaan sangat bergantung oleh susu yang dihasilkan sapi, banyaknya feces limbah ternak sebagai bahan baku utama biogas. Biogas yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar gas sebagai pengganti elpiji pada peternakan UPP Darul Fallah. Harga jual dari biogas sendiri, merupakan hasil konversi dengan harga gas elpiji yang digunakan oleh peternakan sebagai bahan bakar. Dimana 1m 3 setara dengan 0,46 kg gas elpiji, sehingga harga biogas 1 m 3 = 0,46 kg elpiji Rp 5.000 = Rp 2.300. Penerimaan susu pada tahun pertama berbeda dengan tahun kedua, karena pada tahun ke-1 produksi susu belum optimal, umumnya sapi bunting untuk pertama kali, susu yang dihasilkan belum optimal atau tidak sebanyak tahun ke-2. Penerimaan biogas pada tahun-1 dimulai dari bulan ke-4, dikarenakan pembangunan instalasi biogas memakan waktu tiga bulan. Pupuk organik padat hasil sampingan instalasi biogas selain gas yang dihasilkan sama dihitung mulai dari bulan ke-4. Penerimaan lain berupa anak sapi pedet dimana, setiap sapi induk betina melahirkan 1 anak sapi tiap tahun, sehingga jumlah padet per tahun 9 ekor atau 2,25 ST Satuan Ternak. Harga per pedet Rp 1.000.000 sehingga tahun pertama jumlah penerimaan harga pedet dikalikan dengan jumlah pedet, total penerimaan pedet per tahun Rp 9.000.000. Proyeksi penerimaan jumlah produksi dan penjualan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Penerimaan Penjualan pada Tahun ke-1 Jenis Penerimaan Jumlah Satuan Harga Satuan Nilai Perbulan Pertahun Penjualan Susu 90 Liter 4,500 12,150,000 121,500,000 Biogas 18 m 3 2,300 1,242,000 11,178,000 Pupuk Organik Padat 160 karung 20,000 3,200,000 28,800,000 Pedetanak sapi 9 ekor 1,000,000 9,000,000 Penjualan susu untuk tahun pertama belum optimal karena produksinya per hari hanya mencapai 10 liter per ekor, sehingga total susu segar perhari 90 liter dikalikan dengan harga susu segar Rp 4.500. Lama laktasi sapi perah maksimal 300 hari per tahun, sehingga jumlah penerimaan pada tahun pertama untuk susu Rp 135.000.000. Produksi susu pada awal laktasi atau sapi bunting pertama kali susu yang dihasilkan masih sedikit, peternakan di Indonesia hanya mencapai rata-rata susu yang dihasilkan pada awal laktasi 3 liter sampai 10 liter per hari. Namun pada laktasi ke dua sampai kelima sampai umur optimal prosuksi dapat meningkat, sapi betina dapat memproduksi susu 20 liter sampai 25 liter per hari, sapi dengan produksi tinggi dapat diperah empat kali sehari, hal ini tergantung bagaimana peternakan mengelolaan tata laksana peternakan mulai dari mutu ternak ataupun makanan yang diberikan kuantitas ataupun kualitas sangat penting untuk mendapatkan produksi susu yang tinggi Sudono, 2003. Penerimaan susu pada laktasi kedua atau pada tahun kedua pada perusahaan umumnya meningkat, dari rata-rata produksi susu yang dihasilkan dapat mencapai 14,5 liter per hari, dihitung berdasarkan rata-rata produksi susu harian yang dihasilkan pada perusahaan. Penerimaan susu pada tahun ke-1 dengan tahun ke-6 akan sama, karena kondisi sapi baru pertama kali bunting, sehingga susu yang dihasilkan masih sedikit atau belum optimal, dapat dilihat pada Lampiran 2. Proyeksi penerimaan pada tahun ke-2 dan tahun ke-5 produksi susu akan meningkat, produksi susu per hari 14,5 liter per ekor dikalikan dengan jumlah sapi laktasi sehingga total susu 130,5 liter perhari, dengan lama laktasi 300 hari atau 10 bulan. Harga susu segar sebesar Rp 4.500 per liternya. Biogas dan pupuk kompos dihitung penuh 1 tahun atau 12 bulan. Penerimaan biogas sendiri dihitung berdasarkan kapasitas instalasi biogas, pada UPP Darul Fallah kapasitas instalasi biogas 18 m 3 , input utama dari instalasi biogas merupakan limbah dari sapi perah, limbah dihitung berdasarkan rata-rata limbah yang dihasilkan oleh sapi perah. Terdapat perbedaan limbah yang dihasilkan oleh sapi tergantung dari bobot yang dihasilkan oleh sapi, sapi dengan bobot 400 kg – 500 kg dapat menghasilkan kotoran 25 kg sampai 30 kg. Bobot sapi antara 200 kg – 350 kg dapat mencapai 10 kg – 20 kg per hari Wahyuni, 2009. Produksi biogas berdasarkan limbah yang dihasilkan pada peternakan, perhitungan untuk limbah dilihat dari rata-rata berat badan dan bobot limbah yang dihasilkan, sehingga untuk rata-rata limbah yang dihasilkan per hari sebesar 20 kg per hari, karena ternak pada perusahaan memiliki beberapa variasi baik bobot berat badan, serta limbah yang dihasilkan. Proyeksi penerimaan pada tahun ke-2 sampai tahun ke-5 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Penerimaan Penjualan pada Tahun ke-2 pada UPP Darul Fallah Jenis Penerimaan Jumlah Satuan Harga Satuan Nilai Perbulan Pertahun Penjualan Susu 130,5 Liter 4,500 17,617,500 176,175,00 Biogas 18 m 3 2,300 1,242,000 14,904,000 Pupuk Organik Padat 160 karung 20,000 3,200,000 38,400,000 Pedetanak sapi 9 ekor 1,000,000 9,000,000 Hasil penerimaan lain adalah penjualan sapi afkir tidak layak pakai, pada tahun ke 5, sapi dianggap opimal di tahun ke-5, karena diperkirakan tahun berikutnya produksi susu akan menurun atau sedikit, susu yang dihasilkan kualitasnya jelek, dan umumnya anak sapi yang dilahirkan kualitasnya jelek. Sedangkan sapi jantan afkir dianggap fertilisasinya menurun di tahun ke-5. Harga sapi betina afkir Rp 7.000.000 per ekor dikalikan jumlah sapi betina afkir sehingga Rp 63.000.000, dan harga sapi jantan afkir Rp 8.000.000. Sehingga penerimaan sapi induk afkir Rp 71.000.000.

7.1.2. Nilai Sisa Salvage Value