• Net BC = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi • Net BC 0, maka NPV 0, proyek menguntungkan
• Net BC 0, maka NPV 0, proyek merugikan
3.4.3. Internal Rate Return IRR
Internal Rate Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value kas keluar yang diharapkan dengan present value aliran kas masuk yang
diharapkan, atau didefinisikan juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net Present Value NPV sama dengan nol.
Gittinger 1986 menyebutkan bahwa IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan interen tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan
dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan.
Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku.
3.4.4. Payback Periode PP
Payback periode atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur
periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang kembali
dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain Husnan et al, 2000.
3.5. Analisis Sensitivitas dan
Switching Value
Suatu proyek pada dasarnya mengahadapi ketidakpastian karena dipengaruhi perubahan – perubahan, baik dari sisi penerimaan atau pengeluaran
yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat kelayakan proyek. Analisis sensivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan
hasil analisa proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan-perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan manfaat Kadariah et al, 1999. Pada umumnya
proyek-proyek yang dilaksanakan sensitif berubah-ubah akibat empat masalah
yaitu harga, kenaikan biaya, keterlambatan pelaksanaan dan hasil Gittinger, 1986.
Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah nilai pengganti switching value. Menurut Gittinger 1986, pengujian ini dilakukan sampai dicapai tingkat
minimum dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol
bunga NPV = 0. NPV sama dengan nol akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net BC sama dengan satu. Analisis dilakukan pada perubahan
harga input dan output yang terdiri dari empat perubahan harga, yaitu : 1. Penurunan harga output
2. Kenaikan biaya total 3. Kenaikan biaya investasi
4. Kenaikan biaya operasional.
3.6. Kerangka Pemikiran Operasional
Kelangkaan minyak bumi dan gas menyebabkan meningkatnya harga migas di dunia, Indonesia terkena dampak dari krisis energi yang terjadi di dunia.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Diversifikasi energi adalah pemanfaatan energi
altenatif, salah satunya adalah Bahan Bakar Nabati BBN, yang merupakan energi alternatif yang mudah diperoleh di Indonesia. Intruksi Presiden No. 12006
tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati sebagai bahan bakar lain, merupakan suatu intruksi yang menegaskan pentingnya pengembangan BBN.
Biomassa sebagai bagian dari program BBN sangat potensial untuk dikembangkan di masyarakat, khususnya peternak atau petani. Instalasi biogas
yang dikembangkan, ditujukan untuk menghemat penggunaan energi dengan tujuan akan memberdayakan kepada masyarakat sehingga mampu menghasilkan
energi alternatif jikalau krisis energi tidak dapat diatasi lagi. Pemasangan instalasi biogas juga ditujukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat biomassa
yang dihasilkan oleh peternakan khususnya peternakan sapi perah.
Energi hijau yang digalakkan oleh pemerintah, dimana ditujukan penghematan sumber energi yang semakin langka. Instalasi biogas yang
menghasilkan gas yang ramah lingkungan, serta menghasilkan sludge lumpur sisa pembuatan biogas yang merupakan pupuk organik baik cair dan padat yang
sangat berguna untuk pengurangan kerusakan tanah akibat pupuk kimiawi. Instalasi biogas dikaji di dua tempat yaitu Darul Fallah dan Fakultas Peternakan,
Laboratorium Teknolologi Hasil Ternak, IPB, sama-sama membangun instalasi percontohan. Pada dasarnya penggunaan biogas memiliki keuntungan ganda,
yaitu gas methane yang dihasilkan yang berfungsi sebagai bahan bakar, sementara limbah cair dan padat yang dihasilkan sebagai residu yang digunakan sebagai
pupuk. Usaha peternakan sapi perah tidak hanya menghasilkan susu sebagai
output utamanya, namun limbah peternakan dapat diolah untuk menghasilkan biogas dan pupuk organik kompos, sehingga perlu dikaji kelayakannya.
Teknologi alternatif energi terbaru yang akan baru diberdayakan di masyarakat khususnya petani atau peternakan, sehingga perlu dikaji dapat diketahui apakah
nantinya layak untuk dipasarkan di masyarakat. Analisis kriteria investasi penting untuk melihat kelayakan pelaksanaan peternakan sapi perah dalam upaya
pengembangan energi alternatif. Aspek-aspek kelayakan dipaparkan secara deskriptif untuk mendukung kelayakan proyek. Analisis kelayakan dilakukan
dengan menganalisis aspek-aspek kelayakan investasi seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, dan aspek finansial.
Aspek teknis mengkaji lokasi proyek, biaya untuk lahan, pembangunan kandang, bangunan penunjang usaha ini, instalasi biogas, bagaimana cara
pengolahan limbah, sehingga menghasilkan biogas dan kompos. Aspek pasar mengkaji pasar input, bagaimana pemasaran dari produk output, bagaimana
permintaan di pasar, harga output, dan proyeksi permintaan ke depan. Aspek manajemen mengkaji bentuk organisasi dari kedua perusahaan, struktur organisasi
di perusahaan. Aspek sosial dan lingkungan mengkaji manfaat yang didapatkan masyarakat atau peternak dengan pembangunan biogas ini. Analisis finansial
mengkaji NPV, IRR, Net BC Rasio, Payback Period, dan sensitivitas. Sehingga
dapat dilihat secara keseluruhan keragaan pengolahan limbah ternak dengan adanya pembangunan instalasi biogas yang menghasilkan gas untuk bahan bakar
dan pupuk organik cair dan padat, apakah proyek tersebut layak atau tidak dilaksanakan. Urutan kerja operasional juga dapat dilihat di Gambar 2 sebagai
kerangka operasional dari penelitian ini.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
Layak • Minyak dan Gas semakin Langka
• Sumber tidak dapat diperbaharui • Pencemaran lingkungan akibat limbah
biomassa usaha peternakan • Kenaikan harga pupuk anorganik
Energi Alternatif • PT. Darul Fallah
• Fakultas Peternakan IPB Peternakan Sapi Perah
Instalasi Biogas
Biogas dan Kompos
Aspek non finansial • Aspek Pasar
• Aspek Teknis • Aspek Manajemen
• Aspek Sosial Aspek finansial
• NPV • IRR
• Net BC • Payback Period
Analisa Kelayakan Usaha
Tidak layak
Dapat Diusahakan dan dikembangkan
Susu
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu di Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah, Ciampea, Bogor dan Departemen Ilmu dan Nutrisi, Laboratorium
Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB. Pemilihan lokasi secara sengaja purposive berdasarkan pertimbangan bahwa kedua perusahaan sama-
sama bergerak dalam usaha sapi perah dan dalam perusahaan membangun instalasi
pemproses biomassa digester sebagai upaya pemanfaatan limbah yang ada dan dalam rangka pengembangan energi terbarukan seperti biogas. Pada
Darul Fallah instalasi pemproses biomassa digester dengan tipe fixed dome yang dirancang untuk 10 ekor sapi dengan kotoran sapi 20 kghariekor dengan
retention time 45 hari maka kapasitas digester adalah 18 m³. Pada Fakultas Peternakan dengan tipe fixed dome dirancang untuk 20 ekor
sapi kapasitas digester 32m
3
. Hasil keluarannya berupa gas, pupuk cair dan pupuk padat kompos. Instalasi pemproses biomassa adalah instalasi percontohan yang
sedang dikembangkan khususnya di daerah Jawa Barat, Bogor sebagai salah satu sentra peternakan. Tahap penjajakan ke perusahaan sampai dengan pengajuan
proposal penelitian dilakukan serta pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2009 - Maret 2009.
4.2. Jenis Data dan Sumber Data