7.1.2. Nilai Sisa Salvage Value
Penerimaan nilai sisa dihitung berdasarkan nilai aset yang tidak habis saat umur pyoyek berakhir. Nilai sisa didapat dari tanah dan kompor biogas yang
digunakan. Tanah diasumsikan nilai jual sama dengan nilai belinya, kompor biogas diperoleh dengan susut dari nilai beli kompor biogas dan umur ekonomis.
Lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 4.
7.1.3. Arus Biaya
Arus biaya pada usaha sapi perah merupakan komponen biaya yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional tahun pertama
dengan tahun berikutnya berbeda karena perusahaan belum berproduksi dengan optimal dapat dilihat pada Lampiran 5.
7.1.3.1. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat memulai usaha sapi perah, yang didalamnya termasuk biaya yang dikeluarkan untuk
pembangunan instalasi biogas. Biaya investasi pengusahaan sapi perah ini meliputi pembelian tanah, pembangunan instalasi biogas, pembangunan kantor,
kandang, dan gudang penyimpanan pakan, ataupun pupuk, pembelian kenderaan, pembelian sapi perah dan peralatan yang dibutuhkan.
Jumlah biaya investasi yang dikeluarkan perusahaan pada tahun pertama sebesar Rp
279.645.000. Biaya tertinggi untuk investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ternak berkisar Rp 85.000.000 dan biaya
pemasangan pompa hidrolic sebesar Rp 80.000.000. Disamping itu pengadaan peralatan baik untuk ternak ataupun instalasi biogas juga merupakan investasi
penting lainnya, setelah pembangunan kantor, kandang, gudang, dan pengadaan kenderaan. Keseluruhan biaya investasi dikeluarkan dari modal sendiri. Dapat
dilihat pada tabel biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama. Instalasi biogas berkapasitas maksimal 10 ekor sapi, dengan kapasitas
biogas 18 m
3
dengan biaya Rp 10.000.000, pada penelitian digolongkan pada usaha dengan skala kecil. Ternak terdiri dari 9 ekor sapi betina dan 1 ekor sapi
jantan, pada perusahaan 1 ekor pejantan sudah dinilai mampu mengawini 4 ekor
sapi betina dalam seminggu dan dibantu dengan IB Inseminasi Buatan untuk menghindari menurunnya daya fertilisasi dini bagi pejantan. sehingga 1 ekor saja
sudah efektif bagi perusahaan, hal lain karena harga pejantan lebih mahal, untuk itu bagi perusahaan 1 ekor saja sudah efektif dan efesien bagi perusahaan demi
menghemat pengeluaran untuk hal lain.
Tabel 16.
Rekapitulasi Biaya Investasi pada UPP Darul Fallah dengan Kapasitas Instalasi Biogas 18 m
3
Uraian Jumlah Hargasatuan
Nilai Penyusutan
1 Tanah 800
M
2
50,000 40,000,000 -
2 Instalasi biogas 1 unit
10,000,000 10,000,000
1,000,000 3 Gudang
1 unit
10,000,000 10,000,000 1,000,000
4 Kandang 1
unit 3,000,000
3,000,000 300,000
5 Kantor 1
unit 15,000,000
15,000,000 1,500,000 6 Pompa Hidrolic
1 set 80,000,000
8,000,000 8,000,000
6 Kenderaan 1
unit 30,000,000
30,000,000 3,000,000 7 Sapi Betina
9 ekor 8,000,000
72,000,000 -
8 Sapi Pejantan 1 ekor
13,000,000 13,000,000
- 9 Peralatan
terlampir 6,645,000
6,645,000 1,330,000
Total Penyusutan 279,645,000
16,130,000 7.1.3.2. Biaya Operasional
Biaya operasional pengusahaan sapi perah merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi. Biaya operasional merupakan biaya tidak tetap
variable cost yang besarnya tergantung pada kapasitas produksi. Komponen biaya operasional dalam usaha ini terdiri dari biaya tenaga kerja atau buruh, biaya
pakan sapi, biaya campuran pupuk, IB Inseminasi Buatan, biaya pemasaran, dan biaya kemasan. Biaya operasional untuk biogas dan pupuk organik pupuk
kompos pada tahun pertama berbeda, untuk tahun selanjutnya diasumsikan konstan sesuai kapasitas instalasi biogas.
Biaya operasional pada tahun pertama mencapai Rp 38.500.000, karena
biaya pengolahan pupuk atau percampuran pupuk, biogas dihitung dari bulan ke-4 tahun pertama. Tahun ke-2 biaya operasional sudah optimal sesuai dengan
kapasitas produksi sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 35.740.000.
Rumput ditanami sendiri oleh perusahaan, pada awal biaya untuk rumput sebesar Rp 6.000.000, peremajaan dilakukan dua tahun sekali dengan biaya setengah dari
biaya awal. Biaya operasional di tahun ketiga sebesar Rp 38.740.000. Gaji yang
dikeluarkan untuk buruh sesuai dengan prosedur dari perusahaan. Buruh yang direkrut merupakan masyarakat disekitar peternakan, yang secara langsung,
mengetahui tata kerja laksana pada peternakan sapi perah. Biasanya merupakan buruh yang tidak tetap.
7.1.3.3. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya dalam kisaran volume kegiatan tertentu yang tidak berpengaruh langsung terhadap pengusahaan sapi
perah, biogas, dan pupuk kompos. Dalam hal ini yang tergolong biaya tetap adalah gaji manajer, tenaga ahli biogas, karyawan unit pupuk, dan unit
pengolahan susu. Semua tenaga kerja berpegang pada tanggung jawab masing- masing pekerjaan, dan merupakan orang-orang yang ahli pada bidangnya.
Usaha peternakan sapi perah, dalam rangka memanfaatkan limbah untuk tujuan menghasilkan biogas serta pupuk organik merupakan produk sampingan
dari instalasi biogas ini, sehingga membutuhkan orang-orang yang ahli dalam usaha ini. Pengusahaan biogas bukanlah hal yang baru, namun implementasinya
baru-baru ini diberdayakan di Indonesia, sehingga membutuhkan tenaga kerja yang memahami pengolahan biogas ini, hingga akhirnya usaha ini bisa
dikembangkan menuju arah yang lebih baik, atau dapat dipasarkan di masyarakat.Komponen terbesar dalam biaya tetap adalah gaji manajer, karena
manajer dalam perusahaan ini mengontrol langsung kegiatan unit-unit karyawan dalam perusahaan. Untuk lebih jelas biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Biaya Tetap pada UPP Darul Fallah
Uraian Jumlah ukuran
Harga per satuan
Rpunit Nilai TotalTahun
Manajer 1 4,500,000
4,500,000 54,000,000
Tenaga Kerja Ahli Unit Biogas
1 1,500,000 1,500,000
18,000,000 Karyawan Unit
Kompos 1 1,500,000
1,500,000 18,000,000
Karyawan Unit produksi
1 1,000,000 1000,000
12,000,000 Listrik unit
200,000 200,000
2,400,000 PBB
7,800,000
Total 112,200,000 7.1.4. Analisa Rugi Laba
Analisis rugi laba digunakan perusahaan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam periode tertentu, komponen dari rugi laba terdiri dari penerimaan,
biaya operasional, biaya penyusutan, biaya lain diluar usaha dan pajak penghasilan. Pada tahun pertama usaha ini sudah mengalami keuntungan sehingga
pada pada tahun pertama sudah dikenakan pajak penghasilan usaha sebesar Rp 364.800.
Keuntungan tertinggi diperoleh dari penerimaan penjualan susu, meskipun pada tahun pertama investasi yang dikeluarkan lebih besar daripada
tahun berikutnya. Hasil perhitungan analisis rugi laba dapat dilihat pada Lampiran 6.
7.1.5. Kriteria Kelayakan Investasi Pengusahaan Sapi Perah