Sejarah Singkat Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Latar Belakang

3. Desain Pengembangan Daerah Pertanian Berbasis Ternak Perah 4. Pelayanan Masyarakat melalui Pembinaan PengusahaKecil UKM 5. Industri Review Usaha Peternakan berbasis Ternak Perah

5.2.2. Sejarah Singkat Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Latar Belakang

Pada tahun 1995-1996, Fakultas Peternakan menyepakati membuat Laboratorium Teknologi Hasil Temak THT untuk mendukung Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Di dalam struktur organisasi Fakultas Peternakan, Laboratorium THT berada di bawah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Laboratorium tersebut dibebani tugas akademik untuk mengelola dan mengembangkan kegiatan Tri Darma dalam cabang ilmu Teknologi Hasil Ternak terutama pengelolaan dan pengembangan program pendidikan Ilmu Dasar maupun Ilmu Keahlian Teknologi Hasil Ternak. Pada Tahun 2004, sejalan dengan perubahan IPB berstatus BHMN, nama Laboratorium berubah menjadi Bagian. Sehingga Laboratorium Teknologi Hasil Ternak berubah menjadi Bagian Teknologi Hasil Ternak. Visi Menjadikan Bagian Teknologi Hasil Ternak menjadi Pusat Pendidikan Teknologi Pengolahan Hasil Ternak di Indonesia Misi 1. Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya pada bidang Teknologi Hasil Ternak dengan profesional 2. Menjalin kerjasama penelitian dan peiayanan pada masyarakat dengan instansi lain lembaga pendidikan, pemerintah daerahdinas terkait, dll.. 3. Mengembangkan penguasaan iimu-ifmu teknologi hasil temak dengan semua aspek terkait 4. Mengupayakan pemanfaatan ilmu teknologi hasil ternak untuk kesejahteraan manusia dalam arti luas. Tujuan 1. Penguasaan Teknologi Hasil Ternak oleh peserta didik sehingga mereka: a memiliki integritas kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap kebutuhan pembangunan nusa, bangsa dan negara dan terhadap pengembangankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan b mampu menerapkan serta mengembangkan Teknologi Hasil Ternak secara profesional. 2. Melaksanakan penelitian untuk mengembangkan dan atau menemukan titik ilmiah baru scientific invention dalam cabang ilmu Teknologi Hasil Ternak yang bermanfaat bagi kesejahteraan nusa, bangsa dan negara untuk memperkaya kebudayaan nasional. 3. Menerapkan Teknologi Hasil Ternak dalam pembangunan sub-sektor peternakan pada khususnya dan pembangunan nusa, bangsa dan negara pada umumnya melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Staf Bagian Teknologi Hasil Ternak Memiliki : Master 5 Orang, Ahli Madya 2 Orang Fasilitas 1. Lab Kimia 2. Lab Hasil Ikutan Ternak 3. Lab Pengolahan Limbah 4. Lab Pengolahan Bulu Domba 5. Lab. Pengolahan Pangan Hasil Ternak Uji Sensori Kompetensi Bagian 1. Dasar-dasar Teknologi Hasil Ternak 2. Kimia Pangan Hasil Ternak 3. Biokimia Pangan Hasil Ternak 4. Ilmu dan Teknik Pengolahan Limbah Peternakan 5. Ilmu dan Teknik Pengolahan Hasil Ikutan Ternak 6. Pangan dan Gizi Hasil Ternak 7. Enzim Pangan Hasil Ternak 8. Dasar-dasar Mikrobiologi Hasil Ternak 9. Mikrobiologi Hasil Ternak 10. Penilaian Organoleptik Hasil Ternak 11. Bangunan dan Peralatan Pengolahan Hasil Ternak 12. Pengantar Manajemen Hasil Ternak 13. Teknologi Pengemasan Pangan 14. Pengawasan Mutu Pangan Komoditi yang Dikembangkan 1. Pupuk Cair dan Pupuk Organik 2. Instalasi Gas Bio 3. Tepung Tulang Rawan 4. Meat Bone Meal 5. Wool 6. Plywood Wool 7. Plywood Digesta Arah Pengembangan Penelitian 1. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Peternakan 2. Pengembangan Bio Gas 3. Penanganan dan Pengelolaan Hasil Ikutan Ternak 4. Pengembangan Teknologi Hasil Ternak VI ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL Dalam pengembangan usaha peternakan sapi perah sangat menunjang pengembangan energi alternatif seperti biogas dan pupuk kompos atau pupuk organik sehingga ada beberapa aspek yang harus dianalisis selain aspek finansial. Aspek-aspek tersebut merupakan aspek penunjang dalam penilaian kelayakan usaha yang meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, dan aspek sosial dan lingkungan.

6.1. Aspek Teknis

Aspek teknis dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi peternakan, pembangunan kandang serta bangunan lainnya, teknis pembuatan biogas dan proses operasional yang dilakukan sehingga menghasilkan susu, biogas dan pupuk kompos. Mengkaji perencanaan produksi, dimana bagaimana cara pengolahan sehingga menghasilkan biogas dan kompos. Perencanaan penggunaan input sebagai bahan utama untuk pengolahan, ketersediaan input, fasilitas produksi dan peralatan yang digunakan, ketepatan penggunaan teknologi, dan perencanaan output serta kendala produksi yang dapat terjadi. 6.1.1. Lokasi Proyek Lokasi proyek menentukan lancar tidaknya suatu usaha. Usaha peternakan selayaknya harus jauh dari pemukiman penduduk, sehingga proses berlangsungnya proyek ini lancar tanpa menganggu penduduk. Lokasi proyek ini harus didukung dengan komponen penting seperti ketersediaan air yang melimpah disekitar peternakan dimana air sebagai input utama pembentukan susu, baik untuk pengusahaan biogas, dan pupuk organik, ketersediaan pakan yang mudah dijangkau, pemasaran yang baik dan tenaga kerja penunjang. UPP Unit Pengolahan Peternakan Darul Fallah dan Fakultas Peternakan membangun sentra peternakan yang jauh dari perumahan penduduk, sehingga potensi pengembangan biogas dikawasan ini sangat bagus. Berdasarkan faktor pertimbangan dalam penentuan lokasi peternakan harus jauh dari pemukiman masyarakat. Penentuan lokasi pembuatan biogas harus memperhatikan dimana sumber daya yang tersedia, sehingga lebih praktis dan ekonomis. Penempatan