II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Usaha Peternakan Sapi Perah
Usaha peternakan merupakan suatu usaha produksi yang didasarkan pada proses biologis dari pertumbuhan ternak. Dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia, maka manusia campur tangan langsung untuk mengendalikan dan menguasai pertumbuhan hewan ternak. Berdasarkan pola pemeliharaan usaha
ternak di Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu peternak rakyat, peternak semi komersil dan peternak komersil. Peternak rakyat dengan cara
memelihara ternaknya secara tradisional. Besarnya usaha peternakan sapi perah tergantung pada luas lahan yang
tersedia dan daerah dimana peternakan tersebut didirikan. Pendapatan suatu usaha peternakan akan berubah dengan reorganisasi usaha peternakan tersebut dengan
maksud untuk meningkatkan pendapatan peternak. Faktor-faktor produksi yang dapat diatur untuk reorganisasi usaha peternakan sapi perah ialah :
• Jumlah sapi yang diperah • Luas lahan yang ditanami hijauan pakan ternak
• Kandang • Peralatan
• Tenaga kerja Sudono, 2002
Dibandingkan dengan usaha peternakan hewan lainnya, beberapa keuntungan usaha peternakan sapi perah adalah peternakan sapi perah merupakan
usaha yang tetap, sapi perah sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi protein hewani dan kalori, memiliki jaminan pendapatan yang tetap, tenaga kerja
yang tetap, pakan yang relatif mudah dan murah, kesuburan tanah dapat dipertahankan, menghasilkan pedet yang bisa dijual jika jantan atau betina yang
dapat mengahasilkan susu Sudono, et al., 2003.
2.1.1 Perencanaan Usaha Peternakan Sapi Perah
Faktor menurut yang terpenting untuk usaha sukses dalam usaha peternakan sapi perah adalah peternaknya sendiri Sudono, 1999. Peternak harus
tahu bagaimana dan bagaimana penanaman modal untuk usaha peternakan, serta
dapat menentukan keuntungan-keuntungan apa yang didapat untuk tiap-tiap investment. Peternak harus dapat menggabungkan tata laksana yang baik dan
menentukan lokasi peternakan yang baik, besarnya usaha peternakan, sapi-sapi yang produksi tinggi, pemakaian peralatan yang tepat, lahan yang subursesuai
untuk tanaman hijauan serta pemasaran yang baik. Ada beberapa faktor menurut Susono, 1999 yang menjadi pertimbangan
pengusahaan sapi perah yaitu : 1. Mencari pemasaran yang baik
Dalam mendapatkan keuntungan yang baik dari penjualan susu, maka peternak harus mencari tempat dimana pengangkutantransport mudah atau
mudah menyalurkan susu yang dihasilkan secara ekonomis dan cepat karena susu cepat atau mudah rusak. Peternak harus dapat menyalurkan susu ke
penjual dealer di kota, atau secara bersama-sama membentuk koperasi distribusi penjualan susu tersebut. Dalam hal lain dealer mencari pasaran yang
secara teratur membayar pada tingkat harga yang tinggi dan mempunyai reputasi menjual susu yang berkualitas tinggi.
2. Lahan dan air Tipe lahan dimana peternakan akan didirikan merupakan hal yang
penting dan harus diselidiki tingkat kesuburan lahan tersebut. Pada dasarnya yang baik dapat ditingkatkan kesuburannya, tetapi lahan yang kurus tak dapat
atau sulit ditingkatkan kesuburannya. Disamping itu tipologi iklim curah hujan dan temperatur perlu diperhatikan. Hal penting yang tak dapat
diabaikan adalah tersedianya air bersih dalam jumlah yang banyak, karena peternakan sapi perah membutuhkan air untuk minum, pembersihan kandang
dan kamar susu. Untuk setiap liter susu yang dihasilkan sapi membutuhkan air minum sebanyak 3,5 – 4 liter.
3. Besarnya usaha peternakan Besarnya usaha peternakan sapi perah tergantung daripada luas lahan
yang tersedia dan daerah dimana peternakan tersebut didirikan. Di Indonesia, sekitar kota-kota besar rata-rata sapi yang diperah 25 ekor, sedangkan di
daerah pegunungan rata-rata sapi yang diperah 75 ekor per peternakan.
Dengan pemeliharaan yang baik, penambahan jumlah sapi yang diperah dalam suatu peternakan pada umumnya akan meningkatkan efisiensi perusahaan.
4. Tenaga Kerja Usaha peternakan pada saat sekarang harus memiliki tenaga yang
terampil dan berpengalaman, karena itu diperlukan fasilitas perumahan untuk dapat menarik tenaga tersebut dan bekerja dengan baik pada peternakan.
5. Sapi yang berproduksi tinggi Walaupun perhatian banyak dicurahkan pada efisiensi penggunaan
lahan dan tenaga kerja, tetapi produksi susu yang tinggi setiap sapi masih merupakan faktor yang sangat penting. Hendaknya sapi-sapi berproduksi
tinggi yang seragam, jangan sangat bervariasi, sebab usaha peternakan dengan produksi tinggi merata dan menggunakan pejantan-pejantan unggul yang baik,
maka produksi susu dapat ditingkatkan dan dipertahankan dari generasi ke generasi.
6. Penggunaan tanaman pakan ternak Penggunaan tanaman pakan ternak yang diproduksi sendiri perlu
dimaksimumkan, karena itu usaha peternakan sapi perah sangat memerlukan lahan untuk ditanami tanaman pakan ternak. Efisiensi produksi tergantung
pada cara pemberian makanan yang ekonomis, dan pakan hijauan diharuskan berasal dari tanaman sendiri sedangkan pakan konsentrat dibeli dari luar.
2.2. Sejarah Perkembangan Biogas