65 proses ini berlangsung kronis berakibat pada penurunan berat badan Brody,
1999. Gambar 21 memperlihatkan bahwa kenaikan berat badan tikus diabetes
yang diberi ekstrak metanol S. echinocarpum berbeda sangat nyata p 0,01. Tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak rumput laut coklat dosis 450 mgkg
pada akhir masa penelitian menunjukkan adanya kenaikan berat badan. Hal ini dimungkinkan karena florotanin dalam ekstrak metanol S. echinocarpum pada
dosis tersebut dapat meningkatkan ambilan glukosa. Iwai 2008 dan Nwosu et al. 2010 melaporkan bahwa hewan diabetes melitus yang diberi ekstrak Ecklonia
stolonifera dan Ascophyllum nodosum memperlihatkan kenaikan berat badan.
Kenaikan ini kemungkinan akibat florotanin dalam rumput laut tersebut mengaktivasi AMPK adenosine monophosphate-activated protein kinase.
AMPK yang teraktivasi dapat berperan dalam pengaturan metabolisme seluler pengambilan glukosa Kang et al. 2010; Fogarty dan Hardie 2010. Kinase ini
meningkatkan pengambilan glukosa dari darah ke organ target melalui fosforilasi protein kinase B PKB atau Akt substrat 160 kDa Hwang et al. 2009. Menurut
Zhang et al. 2009 AMPK pada otot dapat meningkatkan ekspresi dan translokasi glucose transporter
4, serta aktivitas heksokinase, sehingga glukosa masuk dalam sel, dan selanjutnya dapat meningkatkan kadar glikogen dan berat badan.
4.4.2 Glukosa Darah
Data pengamatan dan analisis data perubahan glukosa darah tikus normal dan tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak metanol S. echinocarpum dapat
dilihat pada Lampiran 9. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tikus antar perlakuan pada akhir masa penelitian berbeda sangat nyata p
0,01. Perubahan kadar glukosa darah tikus normal dan tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak metanol S. echinocarpum selama masa penelitian dapat
dilihat pada Gambar 22.
66
100 200
300 400
500 600
2 4
6 8
10 12
Waktu m inggu
G lu
k o
s a
d a
ra h
m g
d L
Normal DM + S0
DM + S150 DM + S300
DM + S450
Gambar 22. Kadar glukosa darah tikus normal dan tikus diabetes melitus yang
diberi ekstrak metanol S. echinocarpum selama masa penelitian
Gambar 22 memperlihatkan bahwa glukosa darah tikus normal selama masa penelitian tetap normal, sedang tikus diabetes melitus glukosa darahnya
hingga akhir masa penelitian tetap di atas 200 mgdL. Iwai 2008 dan Frode dan Medeiros 2008 melaporkan bahwa kadar glukosa darah hewan uji diabetes yang
diinduksi streptozotocin STZ lebih tinggi berbeda sangat nyata dibanding hewan uji normal. Hiperglikemik pada hewan coba diabetes tersebut terjadi akibat
defisiensi insulin. Frode dan Medeiros 2008 menjelaskan defisiensi insulin pada hewan diabetes yang diinduksi STZ terjadi karena masuknya STZ ke dalam sel
β pankreas. STZ dapat masuk ke dalam sel
β pankreas melalui glukosa transporter 2 Glut 2, karena STZ struktur α atau β anomernya berupa glukosa
.
Masuknya STZ dalam sel
β pankreas menyebabkan alkilasi DNA sel β tersebut dan akhirnya sel β pankreas mengalami nekrosis.
Gambar 22 memperlihatkan bahwa kadar glukosa darah tikus diabetes yang diberi ekstrak metanol S. echinocarpum mengalami penurunan sangat nyata
dibanding tikus diabetes p 0,01. Pada akhir masa penelitian perlakuan ekstrak metanol S. echinocarpum dosis 450 mgkg berat badan dapat menurunkan kadar
glukosa darah tikus diabetes melitus hingga di bawah 200 mgdL. Lamella et al. 1989 juga telah melaporkan bahwa Sargassum sp mempunyai sifat hipoglikemik
terhadap kelinci normal maupun diabetes. Penurunan ini dimungkinkan karena florotanin dalam ekstrak metanol S. echinocarpum mampu menghambat aktivitas
α glukosidase dan menunjukkan aktivitas seperti insulin insulin mimic.
a b
c d
e
67
5.33 16.80
14.81 12.48
8.46 6.5
13 19.5
Normal DM + S0
DM + S150 DM + S300
DM + S450
Hb A
1c
Iwai 2008, Lee et al. 2009, Lee et al. 2010a, dan Nwosu et al. 2010 melaporkan florotanin dapat menurunkan glukosa darah karena mampu
menghambat aktivitas α amilase dan α glukosidase. Sisi aktif enzim tersebut
diikat oleh florotanin hingga aktivitas pemecahan pati menjadi glukosa oleh enzim tersebut di saluran pencernaan menjadi terhambat. Sementara itu Kang et al.
2010 menjelaskan bahwa florotanin dapat bersifat seperti insulin karena mampu meningkatkan pengambilan glukosa darah ke dalam otot melalui pengaktifan
lintasan AMPK. Hwang et al. 2009 dan Borriello et al. 2010 menyatakan pengaktifan AMPK oleh polifenol dapat meningkatkan aktivitas Akt sehingga
glucose transproter 4 segera di-translokasikan ke membran sel. Keberadaan
glucose transporter ini bermanfaat mengambil glukosa dalam darah ke dalam
otot.
4.4.3 Hemoglobin A