35 E = Tikus diabetes + ekstrak terpilih 450 mgkg BBmL minyak wijen
Ekstrak rumput laut coklat terpilih diberikan tiap hari per oral. Tiap dua minggu dilakukan pengamatan berat badan dan kadar glukosa. Pada hari ke 90
setelah dimulainya perlakuan, tikus dietanasi secara dislokasi pada tulang leher. Hewan coba di-sectio dari bagian abdomen hingga toraks, selanjutnya aorta
torasis diambil untuk pengujian vasorelaksasi, sensitivitas reseptor dan rasio sel endotelium aorta. Darah diambil dengan menggunakan semprit tidak berkoagulasi
dari jantung dan segera dipindahkan ke dalam tabung sentrifus. Serum didapatkan dengan cara mensentrifus darah dengan kecepatan 251,5 g selama 10 menit.
Serum digunakan untuk pengujian kadar peroksida lemak, aktivitas superoksida dismutase, katalase dan glutation peroksidase. Ginjal dan hati diambil dan dicuci
larutan fisiologis untuk menghilangkan darah yang tersisa. Ginjal dan hati selanjutnya difiksatif dalam larutan formalin 10 guna pengujian profil Cu,Zn-
SOD.
3.5.3 Glukosa Darah
Kandungan glukosa darah ditentukan berdasar metode glucose oxidase biosensor
. Ekor tikus uji dihangati dengan air hangat, selanjutnya ujung ekor dipotong dan darah yang menetes dikenakan pada strip glukometer. Kadar glukosa
darah dinyatakan dalam mgdL.
3.5.4 Hemoglobin A
1c
HbA
1c
Gallagher et al., 2009
HbA
1c
bertujuan mengukur kadar protein hemoglobin yang terglikasi glukosa. Kandungan HbA
1c
ditentukan berdasar rerata kadar glukosa darah
dengan rumus: HbA
1c
6 ,
35 3
, 77
darah glukosa
+ =
3.5.5 Peroksida Lemak Ohkawa et al.,1979
a. Pengambilan serum
36 Darah diambil dari jantung dengan semprit. Darah yang didapat ditampung
dan ditempatkan pada suhu ruang hingga terbentuk gumpalan darah, selanjutnya darah disentrifus 251,5 g selama 10 menit untuk mendapatkan dua bagian.
Lapisan atas yang jernih merupakan serum darah dan diambil untuk segera dianalisis kandungan peroksida lemak dan aktivitas antioksidan enzimnya.
b. Pembuatan larutan standar Larutan standar berkadar 2,5 dibuat dengan mencampurkan 200
µL SDS, 50 µL EDTA, 1500 µL TBA, 1150 µL aquades, dan 100 µL tetrametoksipropan ke
dalam tabung reaksi. Setelah divorteks campuran ditambah 1500 µL TCA.
c. Pembuatan larutan blanko Larutan blanko dibuat dengan cara mencampurkan 200
µL SDS, 50 µL BHT, 50
µL EDTA, 1500 µL TBA, dan 1250 µL aquades ke dalam tabung reaksi. Setelah divorteks campuran ditambah 1500
µL TCA. d. Pembuatan larutan uji
Larutan uji dibuat dengan cara mencampurkan 200 µL SDS, 50 µL EDTA,
1500 µL TBA, dan 1250 µL plasma darah ke dalam tabung reaksi. Setelah
divorteks campuran ditambah 1500 µL TCA.
e. Pengujian peroksida lemak Larutan blanko, standar, dan uji setelah ditambah TCA disentrifus 10 g
selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk diambil dan dimasukkan dalam tabung reaksi. Selanjutnya tabung tersebut ditutup dengan kelereng dan
ditempatkan pada penangas air bersuhu 80
o
mL nmol
C selama 20 menit. Selanjutnya supernatan diukur serapannya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang
532 nm. Kadar peroksida ditentukan dengan rumus:
Kadar Peroksida lemak TBARS =
blanko std
blanko uji
Abs Abs
Abs Abs
− −
x [Std]
3.5.6 Superoksida Dismutase Misra and Fridovich, 1972