Superoksida Dismutase Misra and Fridovich, 1972

36 Darah diambil dari jantung dengan semprit. Darah yang didapat ditampung dan ditempatkan pada suhu ruang hingga terbentuk gumpalan darah, selanjutnya darah disentrifus 251,5 g selama 10 menit untuk mendapatkan dua bagian. Lapisan atas yang jernih merupakan serum darah dan diambil untuk segera dianalisis kandungan peroksida lemak dan aktivitas antioksidan enzimnya. b. Pembuatan larutan standar Larutan standar berkadar 2,5 dibuat dengan mencampurkan 200 µL SDS, 50 µL EDTA, 1500 µL TBA, 1150 µL aquades, dan 100 µL tetrametoksipropan ke dalam tabung reaksi. Setelah divorteks campuran ditambah 1500 µL TCA. c. Pembuatan larutan blanko Larutan blanko dibuat dengan cara mencampurkan 200 µL SDS, 50 µL BHT, 50 µL EDTA, 1500 µL TBA, dan 1250 µL aquades ke dalam tabung reaksi. Setelah divorteks campuran ditambah 1500 µL TCA. d. Pembuatan larutan uji Larutan uji dibuat dengan cara mencampurkan 200 µL SDS, 50 µL EDTA, 1500 µL TBA, dan 1250 µL plasma darah ke dalam tabung reaksi. Setelah divorteks campuran ditambah 1500 µL TCA. e. Pengujian peroksida lemak Larutan blanko, standar, dan uji setelah ditambah TCA disentrifus 10 g selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk diambil dan dimasukkan dalam tabung reaksi. Selanjutnya tabung tersebut ditutup dengan kelereng dan ditempatkan pada penangas air bersuhu 80 o mL nmol C selama 20 menit. Selanjutnya supernatan diukur serapannya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 532 nm. Kadar peroksida ditentukan dengan rumus: Kadar Peroksida lemak TBARS = blanko std blanko uji Abs Abs Abs Abs − − x [Std]

3.5.6 Superoksida Dismutase Misra and Fridovich, 1972

Prinsip metode ini berdasarkan kemampuan SOD dalam menghambat autooksidasi epinefrin menjadi adenokrom. Satu unit aktivitas SOD adalah kemampuan menghambat 50 autooksidasi epinefrin menjadi adenokrom. Warna 37 coklat dari adenokrom diukur secara spektrofotometer pada panjang gelombang 480 nm. a. Pembuatan pereaksi-pereaksi analisis SOD 1. Larutan epinefrin Larutan epinefrin 0,003 M dibuat dengan jalan melarutkan 5,496 mg epinefrin berberat molekul 1832 dalam 10 mL HCl 0,01 N simpan dalam botol berwarna. Larutan ini tahan untuk beberapa hari pada suhu 40 o a. Tabung a berisi Na C. 2. Larutan bufer natrium karbonat 2 CO 3 .10H 2 b. Tabung b berisi NaHCO O BM 286 sebanyak 3,575 g yang dilarutkan dengan air bebas ion menjadi 250 mL 3 c. Tabung c berisi Na-EDTA C BM 84 sebanyak 1,05 g yang dilarutkan dengan air bebas ion menjadi 250 mL 10 H 14 N 2 O 8 Na 2 .2H 2 d. Pada gelas ukur 1000 mL bersih tambahkan larutan a, b, dan c sedikit demi sedikit sambil dicek pHnya dengan pH meter sampai menunjukkan 10,2 tahan sampai 2 bulan pada suhu ruang O, BM 372,2 sebanyak 3,722 mg yang dilarutkan dengan air bebas ion menjadi 100 mL b. Pembuatan larutan standar SOD 3394,3 unit dilarutkan dalam 10 mL air bebas ion dan dinyatakan sebagai larutan standar kerja. Larutan standar kerja ini selanjutnya dibuat seri larutan standar SOD dengan menggunakan air bebas ion yaitu: 0, 50, 100, 150, 200, 250, 300 unit. Larutan standar 0 unitmL dibuat dengan cara memipet 0 µL larutan standar kerja dan memasukkannya ke dalam tabung. Kemudian tabung diisi dengan 200 µL air bebas ion. Larutan standar 50 unitmL dibuat dengan cara memipet 29,5 µL larutan standar kerja dan memasukkannya ke dalam tabung. Kemudian tabung diisi dengan 170,5 µL air bebas ion. Demikian seterusnya hingga larutan standar 300 unitmL c. Pembuatan larutan berbahan uji dan tidak berbahan uji 38 Larutan bahan uji dibuat dengan memasukkan ke dalam kuvet 3 mL bufer natrium karbonat 2800 µL, sampel atau larutan standar 100 µL, dan 100 µL epinefrin. Larutan tidak berbahan uji dibuat dengan memasukkan 2800 µL bufer natrium karbonat, 100 µL air bebas ion, dan 100 µL epinefrin. d. Prosedur analisis Larutan berbahan uji atau tidak diukur serapannya segera setelah penambahan epinefrin pada panjang gelombang 480 nm dengan suhu 30 o sampel tanpa menit tiap absorbansi δ sampel menit tiap absorbansi δ sampel tanpa menit tiap absorbansi δ − C. Pengukurannya adalah pada menit ke-1, 2, 3, dan 4 setelah penambahan epinefrin. δ nilai serapan harus 0,025menit, jika lebih maka bahan diencerkan dengan bufer. Satuan aktivitas SOD dinyatakan dengan satuan Unitmg protein setelah didapatkan persamaan regresi linier. Persamaan linier dibuat dari berbagai titik persentase hambatan sebagai absis x dan konsentrasi larutan standar sebagai ordinat y. Besaran persentase hambatan didapatkan berdasar rumus sebagai berikut: Persentase hambatan = x 100 UmL = 0,1 x 0,5 n pengencera faktor x hambatan 3.5.7 Katalase Sinha, 1972 Prinsip metode yang dikembangkan oleh Sinha menggunakan zat warna sebagai indikator. Zat warna yang digunakan adalah potasium bikromat K 2 Cr 2 O 7 5 dalam suasana asam asetat glasial 1:3. Ion bikromat dalam suasana asam akan direduksi oleh H 2 O 2 menjadi kromat dan memberikan warna pada panjang gelombang 570 nm. 1 unit aktivitas katalase dinyatakan sebagai banyaknya H 2 O 2 dalam mol yang digunakan oleh katalase tiap menit. H Cr + +6 + H 2 O 2 Cr +3 + H 2 O + O 2 a. Pembuatan pereaksi-pereaksi analisis katalase 1. Larutan K 2 Cr 2 O 7 5 39 Potasium bikromat seberat 5 g dilarutkan dengan 100 mL air bebas ion. Selanjutnya ditambah asam asetat glasial dengan perbandingan 1:3, yaitu 50 mL larutan potasium bikromat dengan 150 mL asam asetat glasial. 2. Larutan bufer fosfat 0,05M pH 7,0 a. Tabung a berisi KH 2 PO 4 b. Tabung b berisi Na BM 136,09 sebanyak 1,7 g yang dilarutkan dengan air bebas ion sampai volume 250 mL 2 HPO 4 c. Ke dalam larutan b ditambahkan sedikit demi sedikit larutan a sambil dicek pHnya hingga pH = 7,0. BM 142 sebanyak 1,775 g yang dilarutkan dengan air bebas ion sampai volume 250 mL b. Pembuatan larutan standar Larutan H 2 O 2 30 BM 34,01 ≈ 9,8 M dipipet sebanyak 4,1 mL, kemudian diencerkan dengan air bebas ion hingga volume menjadi 100 mL dan dinyatakan sebagai larutan standar kerja 0,4 M. Larutan standar kerja ini selanjutnya dibuat seri larutan standar H 2 O 2 dengan menggunakan air bebas ion yaitu: 0, 0,04; 0,08; 0,12, 0,16; 0,2; dan 0,4 M. Larutan standar 0 M dibuat dengan cara memipet 0 mL larutan standar kerja dan memasukkannya ke dalam tabung. Kemudian tabung diisi dengan 10 mL air bebas ion. Larutan standar 0,04 M dibuat dengan cara memipet 1 mL larutan standar kerja dan memasukkannya ke dalam tabung. Kemudian tabung diisi dengan 9 mL air bebas ion. Demikian seterusnya hingga larutan standar 0,4 M. c. Pembuatan larutan uji Larutan bahan uji dibuat dengan mencampurkan 1 mL sampel dengan 5 mL bufer fosfat 0,05M pH 7,0 dan divorteks. Selanjutnya ditambah 4 mL H 2 O 2 Larutan uji dan standar sebanyak 1 mL dipipet dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambah 2 mL indikator pewarna. Tabung reaksi dipanaskan pada air mendidih selama 10 menit. Setelah dingin, baca serapannya pada panjang gelombang 570 nm. Serapan yang terbaca setara dengan konsentrasi 0,2 M dan diinkubasi selama 30 detik. d. Prosedur analisis 40 H 2 O 2 yang tersisa. Jumlah H 2 O 2 yang dipakai katalase = 0,2 M – konsentrasi H 2 O 2 terbaca.

3.5.8 Glutation Peroksidase Paglia and Valentine, 1967