81
-6.43 -5.49
-5.71 -6.01
-6.23
-7 -6.6
-6.2 -5.8
-5.4 -5
Normal DM + S0
DM + S150 DM + S300
DM + S450 ED
50
A C
h [l
o g
M ]
penghambatan kerja ion K
+
channel yang mengakibatkan konsentrasi K
+
dalam sitosol otot polos tetap tinggi, dan 5 anion superoksida yang dihasilkan kondisi
hiperglikemia berinteraksi dengan PGI
2
dan berakibat bioaktivitasnya untuk vasorelaksasi menurun deVriese et al. 2000.
Gambar 32 memperlihatkan vasorelaksasi relaksasi tikus diabetes melitus dipengaruhi oleh ekstrak metanol S. echinocarpum. Kang et al. 2003, Stochlet
et al. 2004, Pratico 2005, dan Schini-Kerth et al. 2010 melaporkan
penggunaan polifenol alga cokelat dapat memelihara fungsi sel endotelium dan mencegah gangguan vaskular, karena senyawa ini dapat meningkatkan kadar NO.
Hal ini disebabkan polifenol secara genomik dapat meningkatkan ekspresi dan aktivitas eNOS Schimtt dan Dirsch, 2009 dan non-genomik yaitu membersihkan
radikal bebas. Kang et al. 2003 menunjukkan pemberian polifenol rumput laut coklat secara kronis dapat menormalisasi kondisi dan fungsi pembuluh darah
penis dan Kang et al. 2004 menunjukkan florotanin dapat mencegah dan membersihkan radikal bebas.
4.5.2 Dosis efektif 50 ED
50
Data pengamatan dan analisis data ED
50
tikus normal dan tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak S. echinocarpum dapat dilihat pada Lampiran 18.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ED
50
antar perlakuan berbeda nyata p 0,05. ED
50
tikus normal dan tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak S. echinocarpum
dapat dilihat pada Gambar 33.
Gambar 33. ED
50 c
tikus normal dan tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak metanol S. echinocarpum
bc abc
ab a
82 Gambar 33 memperlihatkan bahwa ED
50
pada tikus normal paling kecil di antara perlakuan. Berarti sensitivitas reseptor muskarinik sel endotelium aorta
tikus normal terhadap agonis paling tinggi. Hal ini dimungkinkan karena reseptor pada sel endotelium tidak mengalami kerusakan. Brunner et al. 1990, Jovanovic
et al . 1994, dan Sawyer et al. 1999 menunjukkan ED
50
arteri jantung anak sapi, arteri uterin manusia dan aorta torasis kelinci hanya -6,1136 log M, -7,29
log M dan -9,98 log M. Furchgott dan Zawadzki 1980, Brunner et al. 1990, dan Johns 1991 menyatakan bahwa relaksasi aorta oleh asetilkolin sangat
membutuhkan adanya sel endotelium. Keberadaan reseptor muskarinik pada sel endotelium menjadi kebutuhan mutlak bagi relaksasi aorta Sim and Manjeet,
1989. Reseptor muskarinik subtipe M3 merupakan jenis reseptor sel endotelium aorta yang secara spesifik mengikat asetilkolin Dhein et al., 2001.
Gambar 33 memperlihatkan bahwa ED
50
Gambar 33 memperlihatkan bahwa ED tikus diabetes melitus paling besar
di antara perlakuan. Berarti sensitivitas reseptor muskarinik sel endotelium tikus diabetes melitus terhadap asetilkolin paling rendah. Hal serupa juga telah
dilaporkan oleh Cameron and Cotter 1992 bahwa sensitivitas reseptor muskarinik terhadap asetilkolin pada aorta tikus diabetes melitus yang diinduksi
streptozotocin mengalami penurunan dibanding tikus normal. Hal ini dimungkinkan karena kadar glukosa tinggi telah mengakibatkan kerusakan
struktur dan konformasi reseptor, penurunan jumlah reseptor, dan gangguan mekanisme pengikatan reseptor muskarinik M3 Oyama et al. 1986; Carrier et al.
1984; Cheng et al. 2007; Miike et al. 2008; Kazuyama et al. 2009. Kadar glukosa tinggi akan menghasilkan radikal bebas secara berlebih. Radikal bebas yang
berlebih ini selanjutnya akan berinteraksi dengan komponen lipida dan protein membran sel, sehingga struktur sel, termasuk reseptor akan mengalami kerusakan
dan pada akhirnya jumlahnya berkurang, serta kemampuan mengikat agonis menjadi rendah.
50
tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak metanol S. echinocarpum makin mengecil. Berarti ekstrak metanol S.
echinocarpum dapat meningkatkan sensitivitas reseptor muskarinik terhadap
asetilkolin pada tikus diabetes melitus. Hal ini dapat dimungkinkan karena florotanin mampu menurunkan kadar glukosa darah, kandungan radikal bebas dan
83 stres oksidatif tubuh, termasuk dalam sel endotelium, sehingga struktur dan fungsi
reseptor muskarinik pada sel endotelium aorta pun tetap terjaga. Azuma et al. 2006 melaporkan bahwa pengendalian glukosa darah dan stres oksidatif dapat
memperbaiki vasodilatasi dengan ED
50
sebesar -7,25 log M, sedangkan kontrol positif ED
50
nya sebesar -6,5 log M.
4.5.3 Rasio Sel Endotelium Aorta