Hemoglobin A Stres oksidatif .1 Berat badan

67 5.33 16.80 14.81 12.48 8.46 6.5 13 19.5 Normal DM + S0 DM + S150 DM + S300 DM + S450 Hb A 1c Iwai 2008, Lee et al. 2009, Lee et al. 2010a, dan Nwosu et al. 2010 melaporkan florotanin dapat menurunkan glukosa darah karena mampu menghambat aktivitas α amilase dan α glukosidase. Sisi aktif enzim tersebut diikat oleh florotanin hingga aktivitas pemecahan pati menjadi glukosa oleh enzim tersebut di saluran pencernaan menjadi terhambat. Sementara itu Kang et al. 2010 menjelaskan bahwa florotanin dapat bersifat seperti insulin karena mampu meningkatkan pengambilan glukosa darah ke dalam otot melalui pengaktifan lintasan AMPK. Hwang et al. 2009 dan Borriello et al. 2010 menyatakan pengaktifan AMPK oleh polifenol dapat meningkatkan aktivitas Akt sehingga glucose transproter 4 segera di-translokasikan ke membran sel. Keberadaan glucose transporter ini bermanfaat mengambil glukosa dalam darah ke dalam otot.

4.4.3 Hemoglobin A

1 c HbA 1 Data pengamatan dan analisis data perubahan HbA c 1 c tikus normal dan tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak metanol S. echinocarpum dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil analisis data menunjukkan bahwa HbA 1 c tikus antar perlakuan berbeda sangat nyata p 0,01. Persentase HbA 1 c tikus normal dan tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak metanol S. echinocarpum dapat dilihat pada Gambar 23. Gambar 23. Persentase HbA 1 Gambar 23 memperlihatkan bahwa persentase HbA c tikus normal dan tikus diabetes melitus yang diberi ekstrak metanol S. echinocarpum 1 c tikus diabetes lebih tinggi dibanding tikus normal. Persentase HbA 1 a c tikus diabetes melitus selalu b c d e 68 lebih tinggi dibanding tikus normal. Hal ini berkaitan dengan tingginya tingkat glikasi antara radikal bebas dengan asam amino lisin dari hemoglobin. Selvaraj et al. 2006 menyatakan makin besarnya persentase HbA 1 c berkaitan dengan makin banyaknya radikal bebas, utamanya malondialdehid MDA, yang telah berinteraksi dengan lisin dari hemoglobin. Gugus aldehid MDA mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan lisin dari hemoglobin untuk membentuk N- h-lisin amino akrolein h-LAA. Akrolein ini selanjutnya bereaksi dengan aldehid glukosa untuk membentuk HbA 1 c. Gambar 23 menunjukkan bahwa persentase HbA 1 c tikus diabetes yang diperlakukan dengan ekstrak metanol S. echinocarpum menurun. Ekstrak metanol S. echinocarpum dosis 450 mg per kg berat badan dapat menurunkan persentase HbA 1 c tikus diabetes hingga dua kali lipat. Penurunan ini terjadi dimungkinkan karena florotanin yang terkandung dalam ekstrak metanol S. echinocarpum mampu mencegah glikasi dan mereduksi radikal bebas. Sengupta dan Swenson 2005 menjelaskan glikasi hemoglobin dapat dihambat oleh polifenol melalui pengikatan gugus karbonil sisi reaktif glukosa oleh gugus hidroksil antioksidan. Sementara itu Selvaraj et al. 2006 menyatakan penurunan MDA oleh polifenol dapat mencegah bereaksinya radikal tersebut dengan lisin hemoglobin. Rendahnya akrolein yang terbentuk berpengaruh pada makin sedikitnya akrolein yang bereaksi dengan aldehid glukosa dan akhirnya pembentukan HbA 1c makin sedikit.

4.4.4 Malondialdehid MDA