57
51,7 memiliki kesempatan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Secara garis besar, tingkat efektivitas kelembagaan disajikan dalam Gambar 15.
Gambar 15. Tingkat Efektivitas Kelembagaan Ciliwung Merdeka Sebagian 61,9 responden menyatakan efektivitas kelembagaan
Ciliwung Merdeka dalam memfasilitasi kegiatan pengelolaan sampah organik tergolong baik. Hal ini dikarenakan responden merasa mempunyai hak untuk
menyampaikan masukan, dapat mengakses informasi dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
6.3.2. Tingkat Kemudahan Birokrasi
Birokrasi diartikan suatu ketentuan atau sistem yang mengatur persyaratan untuk terlibat dalam program. Tingkat kemudahan birokrasi untuk menjadi peserta
program pengelolaan sampah organik disajikan dalam Gambar 16.
Gambar 16. Tingkat Kemudahan Birokrasi Sebagian besar 81 responden menyatakan untuk terlibat dalam
program tidak ada persyaratan khusus yang harus dimiliki. Kegiatan pengelolaan
10 20
30
Baik Tidak baik
61,9 38,1
10 20
30 40
Mudah Tidak mudah
81 19
58
sampah organik adalah kegiatan swadaya masyarakat untuk kepentingan bersama sehingga tidak diperlukan birokrasi yang pelik yang membuat masyarakat menjadi
enggan untuk terlibat dalam program. Sisanya, sebanyak 19 persen menyatakan untuk terlibat dalam program
ada ketentuannya. Mereka yang menyatakan ini menjadi koordinator program dari RT yang dipilih karena memiliki persyaratan khusus. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh fasilitator Ciliwung Merdeka yang menjabat sebagai koordinator program bidang lingkungan, sebagai berikut:
“Warga yang menjadi perwakilan RT untuk program pengelolaan sampah organik merupakan orang terpilih yang memenuhi persyaratan
menjalankan tugasnya dengan baik, diantaranya ulet, memiliki perhatian lebih untuk melestarikan lingkungan, mempunyai cukup waktu untuk
terlibat dalam program, dan mengharapkan tambahan pendapatan dari penjualan pupuk kompos untuk menyokong perekonomian keluarganya.”
6.3.3. Tingkat Ketersediaan Regulasi
Regulasi diartikan adanya peraturankebijakan pemerintah yang mengatur pengelolaan lingkungan yang mempengaruhi responden untuk dapat berperan
serta dalam program pengelolaan sampah organik. Menurut hasil penelitian, sebagian 50 responden tidak mengetahui
adanya kebijakan pemerintah secara jelas yang mengatur tentang hak warga negara untuk terlibat dalam pengelolaan lingkungan tepatnya pengelolaan sampah.
Hal ini terjadi, karena pemerintah tidak pernah “turun” langsung ke masyarakat untuk melakukan penyuluhan akan pentingnya pelestarian lingkungan khususnya
tentang pengelolaan sampah. Sepengetahuan warga, pemerintah dalam sepuluh tahun belakangan ini hanya pernah melakukan penyuluhan tentang biopori untuk
resapan air tanah di wilayah perkampungan mereka.
59
6.4. Ikhtisar 6.4.1. Tingkat Kemauan