6
2.1.2. Partisipasi
2.1.2.1.Definisi
Parisipasi akan muncul ketika masyarakat mulai sadar akan masalah yang dihadapi dan mampu mengidentifikasi kebutuhan mereka. Kesadaran yang
muncul dari diri sendiri itulah yang nantinya mendorong kepedulian masyarakat untuk tergerak mencari penyelesaian masalah tersebut dan akhirnya kebutuhan
masyarakat bisa terpenuhi oleh upaya dan semangat mereka sendiri dan melibatkan pemangku kepentingan stakeholder yang terkait.
”Partisipasi ialah proses aktif, inisiatif yang diambil oleh warga komunitas, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan
proses lembaga dan mekanisme di mana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif ”, Adiwibowo dkk. 2007. Cohen dan Serageldin 1994
mendefinisikan partisipasi dalam empat hal “… participation in decision making, participation in implementation, participation in benefit, and participation in
evaluation.” Berkaitan dengan pernyataan Cohen, Oakley dalam Hasim dan
Ramiswal 2009 menambahkan bahwa partisipasi juga menunjukkan keterlibatan masyarakat secara bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan dari program
pembangunan.
2.1.2.2. Aspek Partisipasi
Menurut Oppenheim dalam Sumardjo 2009, ada dua hal yang mendukung terjadinya partisipasi yaitu person inner determinant dan
environmental factors. Hal ini diperjelas oleh Sumardjo 2009 bahwa ada tiga
prasyarat terjadinya partisipasi yakni faktor kemauan sikap positif terhadap sasaran partisipasi, kemampuan inisiatif untuk bertindak dengan komitmen dan
menikmati hasilnya, dan kesempatan peluang berpartisipasi. Sependapat dengan pernyataan Sumardjo 2009, dikemukakan juga oleh
Saharuddin 1987 agar masyarakat berpartisipasi dalam program, ada tiga syarat 1 Adanya kesempatan untuk membangun; 2 Adanya kemampuan
menggunakan kesempatan; dan 3 Adanya kemauan untuk berpartisipasi.
7
1. Kemauan aspek emosi dan perasaanreaksi psikis yang dapat memotivasi
untuk bertindak, melaksankan sesuatu sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada.
2. Kemampuan kesanggupan karena adanya ‘bekal’
3. Kesempatan peluang yang ada untuk dapat memanfaatkan kemampuan dan
kemauan yang dimiliki. Kerangka analisis deskriptif terhadap fenomena partisipasi yang dijelaskan
oleh Uphoff, Cohen, dan Goldsmith 1979 sebagai dimensi partisipasi yang menyangkut tiga pertanyaan pokok yaitu 1 What kind of participation
partisipasi macam apa 2 Who participates siapa yang berpartisipasi 3 How participation occurs
bagaimana timbulnya partisipasi. Secara garis besar kerangka analisis deskriptif terhadap fenomena partisipasi sebagai berikut:
Pengambilan keputusan Apa
Implementasi Manfaat
Evaluasi Penduduk setempat
Siapa Pemimpin
setempat Pegawai pemerintah
Petugas asing Dasar partisipasi
Bagaimana Bentuk partisipasi
Lingkup partisipasi Akibat partisipasi
Sumber: Uphoff, Cohen, dan Goldsmith 1979
Gambar 1. Kerangka Analisis Deskriptif Partisipasi
2.1.2.3. Bentuk Partisipasi
Krisdiyatmiko 2006 menyebutkan secara substantif, partisipasi
mencakup tiga hal. Pertama, suara voice setiap warga mempunyai hak dan ruang untuk menyampaikan suaranya dalam proses pemerintahan. Kedua, akses
yakni setiap warga mempunyai kesempatan untuk mengakses atau mempengaruhi
8
pembuatan kebijakan, termasuk akses pada layanan publik dan akses pada arus
informasi. Ketiga, kontrol yakni setiap warga atau elemen-elemen masyarakat
mempunyai kesempatan dan hak untuk melakukan pengawasan kontrol terhadap jalannya pemerintahan maupun pengelolaan kebijakan dan keuangan pemerintah.
Keterlibatan atau keikutsertaan baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berupa tenaga, material fisik ataupun sumbangan pikiran fisik
fisik demi kelancaran pelaksanaan kegiatan, Hasim dan Ramiswal 2009.
2.1.2.4. Tingkat Partisipasi