Hubungan Antara Tingkat Kesempatan dengan Tingkat Partisipasi

75 berpartisipasi dalam program. Dengan demikian, dari ranah kognitif dan psikomotor dan sumber daya waktu yang dimiliki komunitas, dapat disimpulkan bahwa komunitas sudah memenuhi persyaratan untuk terlibat dalam program pengelolaan sampah organik.

7.4.3. Hubungan Antara Tingkat Kesempatan dengan Tingkat Partisipasi

Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung Tahun 2010 Berikut hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat kesempatan dengan tingkat partisipasi H 1 = Ada hubungan signifikan antara tingkat kesempatan dengan tingkat partisipasi Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp Sig. 2-tailed hitung sebesar 0.058 α 0.05 sehingga Ho diterima dan H 1 ditolak. Jadi, tidak ada hubungan signifikan antara tingkat kesempatan dengan tingkat partisipasi. Nilai koefisien korelasi Correlation Coefficient hitung diperoleh sebesar 0.295 α 0.5. Hal ini menunjukkan lemahnya hubungan antara tingkat kesempatan dengan tingkat partisipasi. Tabel 37. Hubungan Tingkat Kesempatan dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung, Tahun 2010 Tingkat Partisipasi Tingkat Kesempatan Tinggi Rendah N N Terlibat 19 50 Tidak terlibat 19 50 4 100 Total 38 100 4 100 Berdasar Tabel 37. responden yang cenderung memiliki tingkat kesempatan tinggi maka semakin terlibat dalam program pengelolaan sampah organik dibanding responden yang cenderung memiliki tingkat kemauan rendah. Begitu juga dengan responden yang cenderung memiliki tingkat kesempatan rendah maka semakin tidak terlibat dalam program pengelolaan sampah organik. Tingkat kesempatan merupakan faktor “luar” yang datangnya bukan dari individu peserta program ternyata dapat dimanfaatkan untuk mendukung 76 keterlibatan komunitas dalam program. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterlibatan komunitas dalam program perlu diciptakan kondisi ”lingkungan” yang kondusif, diantaranya kelembagaan yang efektif, birokrasi yang memudahkan, dan tersedianya regulasi yang jelas. 77

BAB VIII ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI

8.1. Tingkat Partisipasi dalam Program

Tingkat partisipasi komunitas dalam program pengelolaan sampah organik ditunjukkan dengan adanya keterlibatan dalam setiap tahapan program ataupun hanya pada salah satu tahapan program. Keterlibatan responden dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 38. Tabel 38. Jumlah dan Persentase Responden Berdasar Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung, Tahun 2010 Tingkat Partisipasi Jumlah N Terlibat 38 90,5 Tidak terlibat 4 9,5 Total 42 100 Sebagian besar 90,5 responden terlibat dalam program. Hal ini menunjukkan tingginya tingkat partisipasi komunitas kumuh perkotaan di bantaran Sungai Ciliwung dalam pelestarian lingkungan. Tingkat partisipasi responden pada setiap tahapan dapat dilihat pada pembahasan selanjutnya. Berdasar konsep tingkat partisipasi yang dijelaskan oleh Arnstein pada Tabel 1. dan kerangka deskriptif analisis partisipasi yang dijelaskan oleh Uphoff, Cohen, dan Goldsmith pada Gambar 1. mengenai “Kerangka Analisis Deskriptif Partisipasi”. Dalam penelitian ini, tingkat partisipasi komunitas kumuh perkotaan di bantaran Sungai Ciliwung dalam program pengelolaan sampah organik dapat dianalisis derajat kekuasaan komunitas melalui tiga aspek 1 Proses partisipasi dalam tahapan program; 2 Pihak-pihak yang terlibat dalam program; dan 3 Bentuk partisipasi komunitas. 8.1.1. Perencanaan 8.1.1.1. Pihak yang terlibat Komunitas Komunitas kumuh perkotaan di bantaran Sungai Ciliwung berpartisipasi dengan memberikan pendapat dalam penyusunan struktur program sistem