69
7.3. Hubungan Antara Tingkat Kesempatan dengan Tingkat Partisipasi
7.3.1. Hubungan Antara Tingkat Efektivitas Kelembagaan dengan Tingkat
Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung Tahun 2010
Berikut hipotesis dalam penelitian ini: Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat efektivitas kelembagaan
Ciliwung Merdeka dengan tingkat partisipasi H
1
= Ada hubungan signifikan antara tingkat efektivitas kelembagaan Ciliwung Merdeka dengan tingkat partisipasi.
Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp Sig. 2-tailed hitung sebesar 0.006
α 0.05 sehingga H
1
diterima dan Ho ditolak. Jadi, ada hubungan signifikan antara tingkat efektivitas kelembagaan Ciliwung Merdeka
dengan tingkat partisipasi. Responden yang menganggap kelembagaan Ciliwung Merdeka efektif maka terlibat dalam program pengelolaan sampah organik.
Nilai koefisien korelasi Correlation Coefficient hitung diperoleh sebesar 0.414
α 0.5. Hal ini menunjukkan kuatnya hubungan antara tingkat efektivitas kelembagaan dengan tingkat partisipasi.
Tabel 32. Hubungan Tingkat Efektivitas Kelembagaan Ciliwung Merdeka dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran
Sungai Ciliwung, Tahun 2010
Tingkat Partisipasi Tingkat
Efektivitas Kelembagaan
Efektif Tidak efektif
N N Terlibat 26
100 12
75 Tidak terlibat
4 25
Total 26 100
16 100
Berdasar Tabel 32. responden yang merasa kelembagaan Ciliwung Merdeka efektif maka cenderung terlibat dalam program pengelolaan sampah
organik dibanding responden yang merasa kelembagaan Ciliwung Merdeka tidak efektif. Keefektifan kelembagaan ditunjukkan dari sejauh mana derajat kekuasaan
dan peran yang dimiliki komunitas untuk dapat terlibat dalam program melalui kelembagaan Ciliwung Merdeka yang memfasilitasi berlangsungnya program. Hal
ini terlihat dari tingkat aksesibilitas komunitas terhadap program. Ada tida hal yang ditekankan dalam melihat tingkat aksesibilitas.
70
Pertama , suara voice setiap warga mempunyai hak dan ruang untuk
menyampaikan suaranya dalam rangkaian program pengelolaan sampah organik. Sebagaiamana yang terlihat pada Tabel 21 tentang tingkat aksesibilitas dalam
program. Sebagian besar anggota komunitas telah mempunyai hak untuk menyampaikan saran dan kritik terhadap program dalam kegiatan rapat,
sarasehan, dan kegiatan musyawarah lain yang diselenggarakan untuk mendiskusikan program pengelolaan sampah organik. Ketika komunitas
mempunyai hak untuk menyampaikan ide dan masukan maka komunitas akan merasa dihargai sebagai manusia yang mempunyai potensi dan potensi. Hal ini
akan menumbuhkan kesadaran untuk berpartisipasi karena adanya rasa ”memiliki” terhadap program pengelolaan sampah organik.
Kedua, akses yakni setiap warga mempunyai kesempatan untuk
mengakses informasi terkait dengan keberlangsungan program pengelolaan sampah organik. Adanya akses untuk mendapatkan informasi menunjukkan
bahwa adanya transparansi dari kelembagaan Ciliwung Merdeka. Dengan demikian akan terjalin kepercayaan trust yang kuat antara komunitas dengan
Ciliwung Merdeka yang mendorong keterlibatan komunitas dalam program. Ketiga
, kontrol yakni setiap warga mempunyai kesempatan dan hak untuk melakukan pengawasan kontrol terhadap keberlangsungan program termasuk
dalam proses pengambilan keputusan. Keterlibatan komunitas dalam proses pengambilan keputusan, secara psikososial telah memaksa mereka untuk turut
bertanggungjawab dalam melaksanakan hasil keputusan tersebut karena adanya rasa ”memiliki” hasil keputusan. Oleh karena itu, melibatkan komunitas dalam
pengawasan program dapat meningkatkan partisipasi.
7.3.2. Hubungan Antara Tingkat Kemudahan Birokrasi dengan Tingkat