Produksi Padi dan Produksi Beras

2.7 Produksi Padi dan Produksi Beras

David 1975 dalam disertasinya mengembangkan model pendugaan pendekatan makro dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas dimana produksi gabah total ribuan ton dipengaruhi oleh areal tanaman ribuan hektar, pupuk NPK yang digunakan total ribuan ton, bagian yang ditanam Varitas Unggul Benih VUB dan variabel boneka. Rachman 1978 dan Rachman dan Montgomery 1980 menggunakan model makro David 1975 dalam Sastrohoetomo 1984 tersebut untuk studinya, dengan beberapa perubahan. Perubahan tersebut dengan menggunaan produksi sebagai produksi rata-rata per hektar, dan memasukkan variabel lahan beririgasi dan dummy musim, dimana musim hujan diberi nilai 1 dan musim kemarau diberi nilai 0. Dalam pengembangan model selanjutnya, David dan Barker 1978 mengembangkan model David 1975 dengan memasukkan variabel harga, indeks pengairan, dosis pemupukan optimal, curah hujan dalam 2 bulan sebelum panen terhadap hujan tahunan dan nilai kotor pendapatan usahatani. Model makro untuk negara – negara Asia Asia Aggregate terdiri dari dua model, yakni model pertama yaitu pendugaan melalui fungsi produksi, dan model kedua, pendugaan langsung. Produksi gabah model pertama dipengaruhi oleh areal tanaman padi, pupuk, areal tanaman yang menggunakan VUB, dan variabel boneka untuk memisahkan perbedaan elastisitas produksi pupuk antara negara, sedangkan model produksi gabah dengan model pendugaan langsung dipengaruhi oleh harga nisbi pupuk terhadap padi, dosis pemupukan per hektar, bagian areal yang yang menggunakan VUB, variabel boneka untuk memisahkan elastisitas permintaan pupuk. Rachman 1978 dan Rachman dan Montgomery 1980 telah mengadaptasikan model David 1975 untuk Jawa dan Bali, dengan melakukan penyesuaian dengan memasukkan persentase sawah yang beririgasi teknis dan semi teknis. Widodo 1989 menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas dimana satu dari empat model fungsi produksi tersebut dipengaruhi oleh luas lahan, urea, TSP, kombinasi urea dengan TSP, pestisida, jumlah jam kerja ternak, dan efisiensi teknis index Farrel. Persamaan identitas produksi padi yaitu luas areal panen dikalikan produktifitas padi tonha, sedangkan produksi beras adalah perkalian antara produksi padi dengan suatu angka konversi k sebesar 0.63. Ada juga studi yang menggunakan angka konversi k sebesar 0.65, seperti Hutauruk 1996.

2.8 Pasca Panen