Kebijakan Kualitas Gabah Implementasi Kebijakan Perberasan Tingkat Nasional .1 Kebijakan Perbenihan

lebih curam dari slope HGHG dan HBHB. Pada Februari 2007, baik HGHP dan HGHG mencapai titik tertinggi, sedangkan HBHB tertinggi pada Maret 2007, artinya pada titik tersebut ada perbedaan terbesar antara harga gabahberas aktual dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Dari ketiga kurva tersebut, frekwensi kurva HGHG dibawah sumbu mendatar nol satu kali, dengan kata lain harga aktual di tempat penggilingan lebih rendah dari harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam kurun waktu Maret 2005-November 2009, frekwensi HGKG dibawah HPGG terjadi lima kali yaitu Juni 2005, Mei 2007, April 2008, Mei 2008 dan April 2009, masing-masing 4.74, 4.83, 8.11, 1.98 dan 10.18 persen. Sumber: Badan Pusat Statistik, Maret 2005-Oktober 2009, diolah Gambar 47. Perbedaan Harga GabahBeras dengan Harga Pembelian Pemerintah Informasi pada Gambar 47 menunjukkan kurva HGHP diatas sumbu nol, tidak selalu identik bahwa HGKP diatas HPGP. Observasi di sentra produksi pada beberapa propinsi membuktikan bahwa terdapat kasus dimana harga HGKP dibawah HPP. Dari 626 kali observasi pada Februari 2007, tidak ditemukan adanya kasus HGKP lebih rendah dari HPP. Kondisi yang sama juga terjadi pada HGKG, dari 65 observasi tidak ditemukan adanya kasus HGKG lebih rendah dari HPGG. Observasi di beberapa provinsi membuktikan adanya kasus HGKP lebih rendah dari HPGP, demikian halnya dengan HGKG lebih rendah dari HPGG, seperti ditunjukkan pada Gambar 48. Gambar tersebut memberikan informasi tentang jumlah kasus HGKP dan HGKG lebih rendah dari HPP. Kasus HGKP dibawah HPGP diberi notasi HGHPP, sedangkan kasus HGKG dibawah HPGG diberi notasi HGGHP. Sumber: Badan Pusat Statistikm Maret 2005-Desember 2008, diolah Gambar 48. Persentase Harga Gabah dibawah Harga Pembelian Pemerintah Semakin tinggi kedudukan suatu titik dari sumbu datar titik nol maka jumlah kasus penyimpangan HGKP dan HGKG dibawah HPP semakin besar. Sebagai contoh, kasus HGGHP pada Juli 2005 dan Mei 2007, ditemukan kasus HGKG dibawah HPGG mencapai 70.00 dan 71.08 persen. Artinya, kasus HGKP dan HGKG lebih tinggi dari HPP hanya sekitar 30 persen. Sebaliknya, semakin dekat kedudukan titik HGHPP dan HGGHP dari sumbu datar maka jumlah kasus penyimpangan lebih rendah, dengan kata lain: 1 kasus HGKP lebih tinggi dari HPP persentasenya lebih besar, dan 2 kasus HGKG lebih tinggi dari HPP persentasenya lebih besar. Sumber: Badan Pusat Statistik, Maret 2005-November 2009 Gambar 49. Perkembangan Nilai Tukar Petani Padi Nilai Tukar Petani NTP merupakan rasio index diterima petani dengan index dibayar petani. Semakin tinggi perbedaan harga HGKP diatas HPGP maka nilai tukar petani padi juga semakin tinggi. Pada Gambar 48 ditunjukkan bahwa pada Februari 2007, persentase perbedaan harga HGKP dengan HPGP mencapai 58.93 persen, disisi lain NTP Februari 2007, pada Gambar 49 tertinggi, yaitu 109.93.

5.2.5 Kebijakan Impor Beras

Sejak Inpres No 9 Tahun 2001 tentang Kebijakan Perberasan, pemerintah telah menetapkan kebijakan impor beras dalam rangka memberikan perlindungan kepada petani dan konsumen. Dalam perkembangan selanjutnya, melalui Inpres No 3 Tahun 2007, disebutkan bahwa impor beras dilakukan jika ketersediaan beras dalam negeri tidak mencukupi untuk memenuhi cadangan beras pemerintah, dan atau menjaga stabilitas harga dalam negeri, seperti terlihat pada Lampiran 1. Harga beras dunia HMBT dalam rupiah diperoleh dengan mengalikan harga beras dunia USton dengan nilai tukar rupiah, kemudian dibagi dengan seribu sehingga diperoleh harga beras dunia dalam rupiah per kg. Gambar 50 menunjukkan HBRT dan HMBT sama-sama mengalami kenaikan tetapi slope kenaikan HMBT lebih curam dibandingkan dengan HBRT, dimulai periode Februari-Juli 2008, selanjutnya mengalami penurunan yang tajam pada Oktober 2008. Harga beras di pengecer lebih tinggi dari harga beras dunia, kecuali periode Juli-Oktober 2008. Besarnya perbedaan harga disparitas harga antara HBRT dan HMBT dimulai dari Maret 2005 sampai September 2008, dimana harga beras di pengecer lebih tinggi dengan harga beras dunia. Sumber: Perum Bulog, Maret 2005-September 2009 Diolah Gambar 50. Perkembangan Harga Beras Pengecer dan Harga Impor Beras