Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah di Petani
Kering Panen dalam negeri Rp 1 730 per kilogram di penggilingan, dan memenuhi persyaratan kualitas dengan kadar air maksimum 25 persen.
Inpres No 13 Tahun 2005 mulai berlaku pada tanggal 10 Oktober 2005 sampai 31 Maret 2007. Oleh karena diktum pada Inpres No 13 Tahun 2005 tidak
menyebutkan secara eksplisit Harga Pembelian Pemerintah terhadap Gabah Kering Panen di tingkat petani, maka harga gabah menurut spesifikasi pedagang
dibandingkan dengan HPGP di penggilingan. Inpres No 2 Tahun 2005 juga tidak secara eksplisit menyebutkan Harga Pembelian Pemerintah pada tingkat petani,
sehingga untuk keperluan analisis, maka Harga Pembelian Pemerintah terhadap Gabah Kering Panen sebesar Rp 1 700 di tingkat petani.
Dalam kurun waktu Februari-Mei 2007 terjadi 25 kali transaksi diantara pedagang padi dengan petani, pedagang padi dengan penggilingan padi.
Sedangkan pada Maret 2007, terjadi 16 kali transaksi antara pedagang padi dengan petani, dimana harga beli pedagang untuk kualitas B, B-II dan B-III
berfluktuasi, masing-masing dari Rp 2 400 - Rp 2 675 per kg, Rp 2 325 – Rp 2 625 per kg, dan Rp 2 325- Rp 2 525 per kg, seperti terlihat pada Lampiran 6 .
Grafik pada Gambar 25 diperoleh dengan cara selisih harga kualitas B, B- II dan B-III dengan Harga Pembelian Pemerintah terhadap Gabah Kering Panen
pada tingkat petani, kemudian dibagi dengan Harga Pembelian Pemerintah dan dikali seratus. Transaksi pada tanggal 15-16 Maret 2007 diantara petani dengan
pedagang padi menunjukkan sekitar 57.4 persen harga gabah kualitas B lebih tinggi dari HPP Gabah Kering Petani. Perubahan Inpres No 13 Tahun 2005
menjadi Inpres No 3 Tahun 2007 tentang Kebijakan Perberasan menyebabkan HPP Gabah Kering Panen naik menjadi Rp 2 000 per kg di petani.
Kenaikan HPP tersebut menyebabkan perbedaan harga gabah kualitas B terhadap HPP Gabah Kering Panen pada tingkat petani turun. Transaksi pada
tanggal 2 April 2007 menunjukkan harga gabah kualitas B, B-II dan B-III turun menjadi 21.3, 17.5 dan 17.5 persen dari transaksi sebelum Inpres No 3 Tahun
2007 dikeluarkan pemerintah. Harga gabah kualitas B, B-II dan B-III di petani berfluktuasi sepanjang bulan Maret 2007 dalam 16 kali transaksi antara pedagang
padi dengan petani.
Sumber: Pedagang Padi, Februari 2007- April 2007, diolah
Gambar 25. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Petani di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai,
Musim Tanam Hujan 2006
Data diatas mengindikasikan bahwa harga gabah kualitas B, B-II dan B-III setiap harinya bervariasi, meskipun ditemukan pada hari tertentu harga gabah
yang tidak berubah. Misalnya, harga gabah kualitas B-II pada tingkat petani pada tanggal 10 dan 15-17 Maret 2007, yaitu Rp 2 575 per kg. Transaksi pedagang padi
dengan petani, pedagang dengan pihak penggilingan, pada kurun waktu tanggal
25 Agustus 2007- 04 Oktober 2007 dilakukan 29 kali. Harga gabah kualitas B, B- II dan B-III baik pada tingkap petani dan penggilingan pada kurun waktu tanggal
2 Februari 2007- 08 Mei 2007, lebih fluktuatif dari transaksi pada kurun waktu tanggal 25 Agustus 2007- 04 Oktober 2007.
Sumber: Pedagang Padi Bulan Februari 2007-April 200, diolah
Gambar 26. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Penggilingan di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedagai, Musim Tanam Hujan 2006
Harga gabah kualitas B di penggilingan lebih tinggi dari petani, seperti terlihat pada Lampiran 6, tetapi transaksi tanggal 16 dan 17 Maret 2007,
persentase harga gabah kualitas B diatas HPP GKP penggilingan lebih rendah dari HPP GKP petani. Pada tanggal tersebut, harga gabah kualitas B diatas harga
yang ditetapkan pemerintah sebesar 56.07 persen, seperti ditunjukkan pada Gambar 26. Perubahan regulasi kebijakan perberasan menyebabkan harga kualitas
gabah B, B-II dan B-III diatas HPP GKP di penggilingan menurun tajam pada tanggal 2 April 2007.
Harga gabah kualitas B, B-II dan B-III berbeda diantara MTK 2007 dengan MTH 2006, dimana pada MTH 2006, harga Gabah kualitas B baik di
tingkat petani dan penggilingan diatas HPP GKP, sebaliknya harga Gabah Kualitas B, baik di tingkat petani dan penggilingan pada MTK 2007, yaitu dari
tanggal 31 Agustus-04 September 2007 lebih rendah dari HPP GKP. Pada tingkat petani, frekwensi harga gabah kualitas B-III lebih rendah dari HPP GKP mencapai
16 kali dari 29 kali 55.17 persen pada MTK 2007, seperti ditunjukkan pada Gambar 27. Transaksi pada tanggal 01 September 2007 menghasilkan perbedaan
harga tertinggi antara gabah kualitas B-III dengan HPP GKP, dimana HPP GKP lebih tinggi 12.5 persen dari harga gabah kualitas B-III.
Sumber: Pedagang Padi, Agustus 2007-Oktober 2007, diolah
Gambar 27. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Petani di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai,
Musim Tanam Kering 2007 Lampiran 6 menunjukkan perbandingan harga gabah kualitas B, B-II dan
B-III dengan HPP Gabah Kering Panen: 1 frekwensi harga gabah kualitas B-III
sama dengan HPP GKP pada tingkat petani lebih kecil 3.44 persen, 2 frekwensi harga gabah kualitas B-II sama dengan HPP GKP mencapai tujuh kali
24.13 persen, dan 3 frekwensi harga gabah kualitas B sama dengan HPP GKP satu kali 3.44 persen. Harga gabah kualitas B menunjukkan kenaikan pada kurun
kurun waktu tanggal 07 September 2007 sampai tanggal 04 Oktober 2007, tetapi harga gabah kualitas B diatas HPP GKP lebih kecil dari sepuluh persen.
Sumber: Pedagang Padi, Agustus 2007-Oktober 2007, diolah
Gambar 28. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Penggilingan di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedagai, Musim Tanam Kering 2007 Frekwensi harga gabah kualitas B, B-II dan B-III di tingkat penggilingan
dibawah HPP GKP, masing-masing 13.79, 20.68 dan 44.82 persen pada MTK 2007. Harga Gabah Kualitas B, B-II dan B-III diatas HPP GKP di penggilingan,
masing-masing dimulai tanggal 05 September, 06 September dan 12 September 2007, seperti ditunjukkan pada Gambar 28. Transaksi yang dilakukan pada
tanggal 01 September 2007 menghasilkan perbedaan harga tertinggi antara gabah kualitas B-III dengan HPP GKP, dimana HPP GKP lebih tinggi 12.5 persen dari