Tabel 6 menunjukkan instrumen kebijakan yang mempengaruhi jumlah penggunaan pupuk antara lain harga dasar gabah Sembiring, 2007; Sembiring et
al. 2008 dan lag subsidi pupuk Sugiyono, 2005. Studi yang memasukkan efek samping kebijakan subsidi sebagai variabel penjelas Mulyana,1998; Sitepu 2002;
Hutauruk dan Sembiring, 2002; Sugiyono, 2005; Sembiring, 2007; Sembiring et al. 2008; dan Kusumaningrum, 2008. Variabel penjelas utama yang
mempengaruhi penggunaan pupuk yaitu harga pupuk, artinya harga pupuk akan mempengaruhi jumlah pupuk yang digunakan oleh petani. Anggaran pemerintah
terhadap subsidi input diwakili oleh variabel penjelas lag subsidi pupuk.
2.6 Produktifitas Padi
Inpres No 9 Tahun 2001 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2002, menyebutkan pelaku kebijakan dalam Tabel Lampiran 1 memberi dukungan bagi
peningkatan produktifitas petani padi dan produksi beras nasional. Dalam perkembangan Inpres berikutnya Inpres No 2 Tahun 2005, secara eksplisit
disebutkan bahwa produktifitas padi dilakukan dengan harga pembelian pemerintah. Tabel 7 menunjukkan delapan belas variabel penjelas yang
mempengaruhi produktifitas padi. Instrumen kebijakan yang mempengaruhi produktifitas padi yaitu harga dasar padi, harga pupuk dan kredit usahatani.
Umumnya studi terdahulu menunjukkan bahwa produksi padi adalah luas areal panen dikalikan dengan produktifitas padi. Persamaan identitas produksi
padi yaitu luas areal panen dikalikan produktifitas padi tonha Produksi beras adalah perkalian antara produksi padi dengan suatu angka konversi k sebesar 0.63.
Ada juga studi yang menggunakan angka konversi k sebesar 0.65, seperti Hutauruk 1996.
Sastrohoetomo 1984 menggunakan persamaan produktifitas dipengaruhi oleh harga gabah di deflasi dengan Indeks Harga Konsumen, realisasi dosis
pemupukan, bagian areal tanam dalam persen, bagian areal tanam yang menggunakan bibit varitas unggul baru, bagian areal tanam yang puso tidak
panen karena serangan hama dan penyakit dan bencana alam kekeringan dan atau kebanjiran, dan variabel boneka musim, musim hujan diberi nilai 0, musim
kemarau diberi nilai 1. Tabel 7. Variabel Penjelas yang Mempengaruhi Produktifitas Padi Pada
Persamaan Simultan
No Variabel Penjelas
P
1
P
2
P
3
P
4
P
5
P
6
P
7
P
8
P
9
1 Harga Padi
Rpkg Rpkg
Rpkg Rpkg
2 Harga Dasar
Padi Rpkg
3 Rasio Gabah
dengan Pupuk √
4 Harga Pupuk
Rpkg 5
Trend Pupuk √
6 Jumlah Pupuk
Kgha Kgha
Kgha Kgha Kuha Kgha Kgha Kg ha
Kgha 7
Luas Areal Irigasi
000 ha
000 ha
000 ha
8 Persentase
Areal Irigasi Rpkg
9 Luas Areal
Intensifikasi 000
ha 000
ha 000
ha 000 ha
10 Proporsi Sawah
Intensifikasi 11 Konversi
Lahan Sawah
000 ha
12 Luas Areal Padi
Sawah 000
ha 13 Luas
Serangan Hama Penyakit
ha 14 Trend
Teknologi T
T T
T T
15 Dummy El
Nino El
Nino 16
Curah Hujan
mmth 17 Kredit
Usahatani Rpha
Rp 000ha
18 Lag Produktifitas
√ √
√ √
√ √
√ √
√ Jumlah
Variabel 6 6 6 7 8 4 5 6 4
Keterangan : P
1
= Hutauruk 1996; P
2
= Mulyana 1998; P
3
= Sitepu 2002; P
4
= Hutauruk dan Sembiring 2002; P
5
= Ritonga 2004; P
6
= Sugiyono 2005; P
7
= Sembiring 2007; P
8
= Sembiring et al 2008 dan P
9
= Kusumaningrum 2008.
2.7 Produksi Padi dan Produksi Beras