Produktifitas Padi TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Metode Analisis Studi Terdahulu

Tabel 6 menunjukkan instrumen kebijakan yang mempengaruhi jumlah penggunaan pupuk antara lain harga dasar gabah Sembiring, 2007; Sembiring et al. 2008 dan lag subsidi pupuk Sugiyono, 2005. Studi yang memasukkan efek samping kebijakan subsidi sebagai variabel penjelas Mulyana,1998; Sitepu 2002; Hutauruk dan Sembiring, 2002; Sugiyono, 2005; Sembiring, 2007; Sembiring et al. 2008; dan Kusumaningrum, 2008. Variabel penjelas utama yang mempengaruhi penggunaan pupuk yaitu harga pupuk, artinya harga pupuk akan mempengaruhi jumlah pupuk yang digunakan oleh petani. Anggaran pemerintah terhadap subsidi input diwakili oleh variabel penjelas lag subsidi pupuk.

2.6 Produktifitas Padi

Inpres No 9 Tahun 2001 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2002, menyebutkan pelaku kebijakan dalam Tabel Lampiran 1 memberi dukungan bagi peningkatan produktifitas petani padi dan produksi beras nasional. Dalam perkembangan Inpres berikutnya Inpres No 2 Tahun 2005, secara eksplisit disebutkan bahwa produktifitas padi dilakukan dengan harga pembelian pemerintah. Tabel 7 menunjukkan delapan belas variabel penjelas yang mempengaruhi produktifitas padi. Instrumen kebijakan yang mempengaruhi produktifitas padi yaitu harga dasar padi, harga pupuk dan kredit usahatani. Umumnya studi terdahulu menunjukkan bahwa produksi padi adalah luas areal panen dikalikan dengan produktifitas padi. Persamaan identitas produksi padi yaitu luas areal panen dikalikan produktifitas padi tonha Produksi beras adalah perkalian antara produksi padi dengan suatu angka konversi k sebesar 0.63. Ada juga studi yang menggunakan angka konversi k sebesar 0.65, seperti Hutauruk 1996. Sastrohoetomo 1984 menggunakan persamaan produktifitas dipengaruhi oleh harga gabah di deflasi dengan Indeks Harga Konsumen, realisasi dosis pemupukan, bagian areal tanam dalam persen, bagian areal tanam yang menggunakan bibit varitas unggul baru, bagian areal tanam yang puso tidak panen karena serangan hama dan penyakit dan bencana alam kekeringan dan atau kebanjiran, dan variabel boneka musim, musim hujan diberi nilai 0, musim kemarau diberi nilai 1. Tabel 7. Variabel Penjelas yang Mempengaruhi Produktifitas Padi Pada Persamaan Simultan No Variabel Penjelas P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 1 Harga Padi Rpkg Rpkg Rpkg Rpkg 2 Harga Dasar Padi Rpkg 3 Rasio Gabah dengan Pupuk √ 4 Harga Pupuk Rpkg 5 Trend Pupuk √ 6 Jumlah Pupuk Kgha Kgha Kgha Kgha Kuha Kgha Kgha Kg ha Kgha 7 Luas Areal Irigasi 000 ha 000 ha 000 ha 8 Persentase Areal Irigasi Rpkg 9 Luas Areal Intensifikasi 000 ha 000 ha 000 ha 000 ha 10 Proporsi Sawah Intensifikasi 11 Konversi Lahan Sawah 000 ha 12 Luas Areal Padi Sawah 000 ha 13 Luas Serangan Hama Penyakit ha 14 Trend Teknologi T T T T T 15 Dummy El Nino El Nino 16 Curah Hujan mmth 17 Kredit Usahatani Rpha Rp 000ha 18 Lag Produktifitas √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah Variabel 6 6 6 7 8 4 5 6 4 Keterangan : P 1 = Hutauruk 1996; P 2 = Mulyana 1998; P 3 = Sitepu 2002; P 4 = Hutauruk dan Sembiring 2002; P 5 = Ritonga 2004; P 6 = Sugiyono 2005; P 7 = Sembiring 2007; P 8 = Sembiring et al 2008 dan P 9 = Kusumaningrum 2008.

2.7 Produksi Padi dan Produksi Beras