Perumusan masalah Analisis Pendapatan Usahatani Lobak Korea dan Daikon (Studi Kasus Agro Farm di Desa Ciherang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

Pada umumnya konsumen sangat memperhatikan kesegaran, daya tahan, dan kesesuaian kriteria produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, produk yang dipasarkan oleh Agro Farm merupakan produk hortikultura yang mudah rusak. Kendala yang sering dialami oleh perusahaan menyangkut masalah kontinuitas, kuantitas dan kualitas produksi sayuran. Perusahaan harus mampu menjaga peningkatan produksi dan mempertahankan kualitas lobak yang dibudidayakan karena berhubungan dengan pasar lobak yang ekskusif. Adapun kendala yang sering dihadapi petani lobak adalah mengenai jaminan pemasaran. Selain itu, petani mengalami permasalahan dalam penerapan manajemen, kualitas sumberdaya manusia SDM, dan penggunaan teknologi yang sederhana. Petani juga masih terkendala dalam hal harga jual lobak yang rendah dan berfluktuasi jika hasil panen mereka dijual langsung ke pasar. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan pola kemitraan merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian, peluang permintaan yang semakin meningkat dapat dimanfaatkan secara optimal. Walaupun manfaat bermitra cukup besar, tidak semua petani melakukan kemitraan dengan perusahaan. Hal ini menyangkut pola pikir petani yang masih memiliki anggapan bahwa kemitraan tidak memberikan keuntungan apapun bagi mereka. Agro Farm dengan petani mitra sudah memiliki kesepakatan mengenai penyediaan faktor-faktor produksi yang diperlukan dalam pembudidayaan lobak. Agro Farm menyediakan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan oleh para petani lobak mitra. Faktor- faktor produksi yang dibutuhkan diantaranya benih lobak dan saprotan lainnya. Dengan demikian, petani lobak harus memanfaatkan faktor-faktor produksi tersebut untuk menghasilkan lobak yang sesuai dengan ketentuan. Agro Farm dengan petani mitra juga telah membuat kesepakatan mengenai jumlah lobak yang harus diserahkan petani kepada Agro Farm setiap kali panen. Hal ini disebabkan jumlah lobak hasil panen para petani yang harus diserahkan kepada Agro Farm sudah ditentukan dengan jumlah tertentu, sehingga meskipun jumlah produksi lobak petani melebihi kuota tersebut, tetapi yang harus diserahkan atau disetor petani kepada Agro Farm tetap harus sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan oleh Agro Farm. Hal ini berlaku pula untuk semua jenis komoditas sayuran lainnya yang dihasilkan oleh para petani mitra. Adanya kuota tersebut dimaksudkan agar produk yang dipasarkan sesuai dengan kondisi permintaan di pasar, sehingga melimpahnya produk di pasar yang berakibat pada turunnya harga jual produk tersebut dapat diminimalisasi. Sementara itu, lobak yang dihasilkan para petani dikumpulkan terlebih dahulu di Agro Farm untuk kemudian dilakukan pemilahan yang bertujuan untuk memisahkan antara lobak yang sudah sesuai standar dan ketentuan Agro Farm dengan lobak yang tidak sesuai dengan standar dan ketentuan tersebut. Adapun beberapa perbedaan yang mencolok dari komoditi ini, untuk lobak korea memiliki pasar yang esklusif dan lobak daikon memiliki pasar yang umum dan bisa dijumpai dipasar-pasar modern, untuk lobak daikon ini banyak diminati oleh orang jepang. Adapun harga lobak korea di Agro Farm sekitar Rp. 1.500 per kg sedangkan Sedangkan Lobak daikon sebesar Rp. 1.300 per kg sedangkan dipasaran dijual sekitar Rp. 1.000kg. Hal ini menunjukkan bahwa melalui kemitraan petani diuntungkan, Agro Farm memberikan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga pasar. Kerjasama antara Agro Farm dengan petani lobak didasarkan pada kepentingan kedua belah pihak yang diharapkan dapat saling menguntungkan. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kemitraan ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memberikan jaminan pasar yang pasti untuk hasil produksi yang diusahakan. Agro Farm memproduksi dua macam lobak yaitu lobak korea dan daikon dan para petani lobak korea dan daikon menjalin kemitraan dengan perusahaan, sehingga perlu juga dibandingkan bagaimana keuntungan yang didapatkan oleh petani lobak korea dengan petani lobak daikon yang merupakan mitra Agro Farm tersebut. Selain itu, perlu juga dilihat bagaimana saluran pemasaran dari lobak korea dan lobak daikon untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik pemasaran lobak. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan kemitraan antara petani lobak korea dan lobak daikon di Desa Ciherang Kabupaten Cianjur Jawa Barat dengan Agro Farm di Cianjur, Jawa Barat? 2. Bagaimana pendapatan usahatani petani lobak korea dan petani lobak daikon?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengkaji pelaksanaan kemitraan antara petani lobak korea dan lobak daikon dengan Agro Farm. 2. Menganalisis tingkat pendapatan yang diperoleh petani lobak korea dengan petani lobak daikon

1.4. Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi petani lobak guna pengembangan produksi lobak dengan pola kemitraan yang saling menguntungkan dan kesinambungan. Selain itu juga diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menyempurnakan kinerja pelaksanaan kemitraan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dan dibataskan pada anggota kelompok tani Agro Segar yang membudidayakan lobak, baik petani lobak korea maupun lobak daikon. Budidaya ini dilakukan sepanjang musim, baik pada musim kemarau ataupun musim hujan.