Dalam evaluasi pelaksanaan kemitraan antara petani lobak dan Agro Farm ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh kedua belah pihak yang bermitra. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat pendapatan petani selama mengikuti
program kemitraan. Kemitraan yang dikaji pada Agro Farm pada intinya ditujukan untuk mengetahui perbedaan mengenai pendapatan para petani lobak yang bermitra dengan Agro
Farm dibandingkan dengan para petani lobak yang tidak menjalin kemitraan dengan Agro Farm sehingga dapat diketahui secara lebih signifikan peranan kemitraan bagi kesejahteraan
petani dilihat dari segi pendapatan usahatani Gambar 6.
Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Dampak Kemitraan Antara Agro Farm dengan Petani Mitra Lobak
Permasalahan Agro Farm: 1. Kontinuitas pasokan
bahan baku tidak terjamin
2. Kualitas dan kuantitas lobak harus terjaga stabil
3. Permintaan Lobak belum bisa terpenuhi
Permasalahan Petani Lobak: 1. Harga jual rendah
2. Manajemen, SDM dan teknologi yang rendah
3. Permodalan 4. Peningkatan Produksi dan
kualitas Lobak
Kemitraan Agribisnis
Rekomendasi Bagi Perusahaan dan Petani
Pelaksanaan Kemitraan: 1. Aspek Manajemen
2. Aspek Manfaat Analisis Pendapatan:
- Biaya Tetap dan Biaya Variabel
- Biaya Tunai dan Non Tunai
- RC rasio
Produksi lobak yang dihasilkan Harga yang diterima petani
IV.METODE PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja purposive karena merupakan sentra
produksi lobak di Kabupaten Cianjur. Selain itu, Daerah ini juga memiliki potensi besar untuk membudidayakan lobak baik lobak korea maupun lobak daikon. Waktu pengumpulan
data dilaksanakan bulan Desember hingga Januari 2011.
4.2. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder baik data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui
observasi langsung di lapangan, wawancara langsung dan pengisian kuisioner yang diajukan kepada responden. Wawancara dilakukan dengan petani lobak, Petugas Penyuluh Lapang
PPL dan lembaga-lembaga yang terkait seperti dinas pertanian Cianjur. Data sekunder di peroleh dari informasi tertulis perusahaan dan dari literatur-literatur
yang relevan seperti buku, majalah pertanian, internet, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, Badan Pusat Statistika, perpustakaan IPB dan instansi lainnya yang dapat membantu untuk
ketersediaan data.
4.3. Metode Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data penunjang. Penentuan responden dilakukan secara
Sensus. Populasi petani sayuran yang bermitra dengan Agro Farm berjumlah 50 orang petani yang menanam berbagai macam jenis sayuran seperti wortel, saycin, lobak, daun bawang,
kol, bunga kol, dan lain sebagainya. Adapun dari 50 orang petani tersebut, terdapat 30 orang petani yang menanam lobak. Jumlah petani responden yang diambil pada penelitian ini
sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 orang petani lobak korea dan 15 orang petani lobak daikon. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner, baik kepada
pihak perusahaan maupun petani. Pihak perusahaan di pilih orang yang dianggap paling mengetahui teknis pelaksanaan kemitraan. Pihak petani, sampel yang dipilih adalah seluruh
anggota Kelompok Tani Agro Segar yang terlibat dalam program kemitraan dengan Agro Farm. Data sekunder diperoleh dari data dan laporan yang dimiliki perusahaan serta berbagai
laporan yang terkait dengan topik kemitraan.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan dan selanjutnya diolah untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Pengolah data dilakukan secara kualitatif.
Pengolahan secara kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan pelaksanaan kemitraan dan pengolahan secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program computer Excel.
Analisa kuantitatif dilakukan dengan menggunakan perhitungan pendapatan usahatani dan RC Rasio untuk melihat adakah perbedaan nyata antara rata-rata pendapatan petani mitra.
4.5. Analisis Deksriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakterisitk mitra tani dan mengevaluasi pelaksanaan kemitraan. Data primer yang telah diperoleh melalui wawancara dan kuisioner
ditabulasikan dalam kerangka tabel yang dipersiapkan, kemudian data tersebut dianalisis untuk melihat karakteristik mitra tani meliputi umur, tingkat pendidikan dan pengaaman.
Pelaksanaan kemitraan meliputi aspek proses manajemen dan aspek manfaat dari kemitraan.
4.6 Analisis Pendapatan
Tujuan dari analisis pendapatan yaitu menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usahatani dan keadaan yang akan datang dari suatu perencanaan dan tindakan.
Analisis ini juga dapat digunakan untuk membandingkan tingkat pendapatan antara petani mitra dan petani non mitra. Analisis pendapatan dilakukan dengan mengurangkan
penerimaan total dengan komponen biaya. Pengeluaran atau biaya terbagi atas biaya tunai dan biaya tidak tunai biaya yang diperhitungkan. Penjumlahan dari keduanya disebut biaya
total. Menurut Soekartawi 1986, secara matematis pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:
π= TR - TC π= P.Q – Biaya Tunai + Biaya non Tunai
Dimana : π
= Besarnya keuntungan pendapatan Rp TC
= Total Biaya yang dikeluarkan oleh petani. TR
= Total Penerimaan atau hasil penjualan lobak yang diterima petani Rp Q
= Jumlah Produksi Unitkg P
= Harga Produksi RpUnitKg Setelah identifikasi biaya, maka untuk melihat mana yang lebih menguntungkan
dilakukan dengan membandingkan rasio penerimaan dengan biaya atau RC rasio. RC = Penerimaan total Biaya total