Model Pertumbuhan Endogenous Model-Model Pertumbuhan Ekonomi

28 Model Solow telah dikritik seperti tidak sesuainya bagi konteks pembangunan karena didasarkan pada asumsi neoklasikal yang bersandar pada efisiensi pasar. Ahli ekonomi structuralist seperti Lance Taylor di MIT dan Hollis Chenery di Harvard menunjukkan berbagai kegagalan pasar yang terjadi di negara berkembang: 1 Harga tidak melakukan penyesuaian secara bebas, dan 2 agen ekonomi merespon secara lambat terhadap perubahan harga yang terjadi. Kegagalan pasar telah tersebar luas dan berkaitan dengan keterbatasan informasi, eksternalitas, skala peningkatan hasil yang semakin meningkat, dan cara alokasi yang tidak melalui pasar non-market, yang lebih muda diterapkan. Lebih lanjut, ketika pemerintah campurtangan, mereka sering menciptakan yang bahkan lebih penyimpangan. Apapun sumber kegagalan pasar mereka, hal itu pasti benar bahwa factor distorsi pasar dapat terjadi secara serius di negara berkembang. Barangkali yang paling kritis adalah ketidak sempurnaan pasar tenaga kerja tersebar luas di mana tenaga kerja menerima upahnya lebih besar dari upah pasar bebasnya. Model pertumbuhan neoklasikal juga dikritik pada penekanannya atas keseimbangan ketika pemakaian faktor diasumsikan untuk berubah secara perlahan dalam merespon perubahan harga faktor. Pada kenyataannya ketakseimbangan yang dinamis mungkin jauh lebih penting. Pertumbuhan ekonomi yang lebih masuk akal ditandai ketika proses kemajuan teknologi yang tersentak-sentak oleh adaptasi dan penemuan. Proses ini diatur terutama sekali oleh insentif innova tor dan usahawan, yang, pada gilirannya, merupakan suatu fungsi kendala yang melekat dalam kerangka kelembagaan masyarakat. Kemajuan teknologi dilukiskan sebagai pergeseran yang menaik dari keseluruhan fungsi produksi.

2.2.5. Model Pertumbuhan Endogenous

Model pertumbuhan endogen modern bertujuan untuk menghilangkan asumsi exogen dari kemajuan teknologi. Dimana kemajuan teknologi ini di lambangkan sebagai peningkatan produktivitas YL. Kasliwal 1995 menyatakan tiga versi model yang berkaitan peningkatan produktivitas dengan alasan yang 29 berbeda: 1 spillovers, 2 difusi, dan 3 investasi sumberdaya manusia human capital investment Sebagai permulaan model Romer mengungkapkan keseluruhan kemajuan tehnis yang terjadi disebabkan karena adanya limpahan spillover pengetahuan dari peningkatan stock modal. Jadi investasi individu - atau pengeluaran riset research expenditures – menghasilkan suatu eksternalitas positif sebagai dorongan secara teknis terhadap keseluruhan perekonomian. Investasi seperti itu menyebabkan pergeseran keluar fungsi produksi agregat. Barro dan Martin 1992 dalam Kasliwal 1995 dengan jelas menyatakan bahwa teknologi itu tidaklah serupa untuk semua negara-negara. Dengan Gap Teknologi yang ada suatu difusi pengetahuan yang lambat berlangsung dari negara-negara maju kepada negara- negara yang terkebelakang, mendorong ke arah suatu convergensi yang lambat. Model ketiga dapat juga menghilangkan efek MPK yang semakin berkurang di negara maju. Mankiw, Romer dan Weil 1992 membantah bahwa factor modal manusia menyediakan dorongan secara terpisah terhadap pertumbuhan di dalam suatu fungsi produksi. Pertumbuhan yang terjadi secara endogen seperti negara maju cenderung untuk mengakumulasi modal manusia pada tingkat yang lebih tinggi. Bahkan jika modal phisik bersipat mobile ke arah bidang yang memberikan hasil lebih tinggi produktivitas, Kurangnya modal manusia di daerah miskin akan memuat sesuatu kecenderungan ke arah convergensi. Margono 2005 menyebutkan bahwa model ini menekankan pentingnya peningkatan tabungan, perubahan teknologi, peningkatan barang modal dan investasi sumberdaya manusia. Persamaan berikut merupakan persamaan sederhana dari model pertumbuhan endogen. AK Y = Dalam persamaan tersebut, A mewakili factor- faktor yang mempengaruhi teknologi, sedangkan K melambangkan modal fisik dan modal manusia. Dalam rumusan tersebut ditekankan adanya kemungkinan bahwa investasi modal fisik dan modal sumberdaya manusia yang dapat menciptakan eksternalitas positif dan pengkatan produktivitas yang melampaui keuntungan pihak swasta yang melakukan investasi itu, dan hasilnya cukup untuk mengimbangi skala penurunan hasil. 30

2.3. Total Factor Productivity