Tingkat Kekakuan Upah Sebagai Indikator Distorsi Pasar Tenaga

60

4.3.3. Tingkat Kekakuan Upah Sebagai Indikator Distorsi Pasar Tenaga

Kerja Ahli ekonomi structuralist seperti Taylor dan Chenery ketika mengkritik teori pertumbuhan Solow mengatakan bahwa ketidak sempurnaan pasar tenaga kerja terjadi secara kritis di negara berkembang yang ditunjukkan bahwa tenaga kerja menerima upahnya lebih besar dari upah pasar bebasnya Kasliwal, 1995, atau dengan kata lain p w PM L upah riil lebih tinggi dari produksi marginal tenaga kerja. Menurutnya, bahwa kegagalan pasar yang terjadi di negara berkembang ini berkaitan dengan: 1 Harga upah tidak melakukan penyesuaian secara bebas, dan 2 agen ekonomi merespon secara lambat terhadap perubahan harga upah yang terjadi. Hal senada yang diungkapkan oleh Mankiw 2003 bahwa ketidak seimbangan dalam pasar tenaga kerja yang berdampak pada pengangguran adalah kekakuan upah wage rigidity atau gagalnya upah melakukan penyesuaian ke arah keseimbangan pasar ketika terjadi shock perubahan pada sisi permintaan maupun pada sisi penawaran tenaga kerja. Karena itu tingkat kekakuan upah dan atau lembatnya agen ekonomi merespon perubahan upah dapat dijadikan indikator tingkat distorsi pasar tenaga kerja. Studi ini menganggap bahwa semakin kakuh tingkat upah dan atau semakin lama waktu yang dibutuhkan agen ekonomi untuk merespon perubahan upah maka semakin tinggi tingkat distorsi pasar tenaga kerja. Untuk menguji lamanya waktu yang dibutuhkan tingkat upah untuk melakukan penyesuaian akbat adanya goncangan dari sisi permintaan atau penawaran tenaga kerja, demikian pula lamanya waktu yang dibutuhkan agen ekonomi untuk merespon shock harga, maka metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode Error Correction Model ECM. Persamaan ECM dapat dituliskan sebagai berikut Verbeek, 2000: t t t t t X Y X b Y ε β β γ + − − + ∆ = ∆ − − 1 1 1 1 ........................................... C. 1 Keterangan : 1 b = Paramter jangka pendek γ = Parameter Error Correction 1 , β β = Parameter jangka panjang 61 Parameter Error Correction γ dalam persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai speed of adjusment dari variabel endogen akibat adanya shock dari variabel tertentu. Langkah- langkah diagnostik test ECM adalah Nuryati, 2004 dan Bafadal, 2005 : 1. Uji Unit root non-stationary dengan menggunakan ADF test 2. Menentukan ordo optimal VAR berdasarkan uji Likelihood Ratio LR test 3. Pengujian Kointegrasi, yaitu pengujian hubungan jangka panjang dengan menggunakan Johansen test 4. Mengetahui perilaku shock suatu variabel dan peran masing- masing guncangan terhadap variabel tertentu dengan menggunakan Impuls Respon Function IRF dan Forecast Error Variance Decomposition FEVD. Untuk menganalisis tingkat dostorsi pasar tenaga kerja berdasarkan kerangkan analisis ECM di atas, maka jenis hubungan variabel yang dianalisis akan dibagi berdasarkan analogi tingkat kekakuan upah dan berdasarkan kelambanan agen ekonomi merespon tingkat upah yang dirinci sebagai berikut : a. Tingkat kekakuan upah apabila ada shock dari angkatan kerja atau kesempatan kerja • , t t t Ak Kk f Wk = • , t t t Ad Kd f Wd = • t t KPk f WPk = • t t KIk f WIk = • t t KLk f WLk = • t t KPd f WPd = • t t KId f WId = • t t KLd f WLd = b. Tingkat kelambanan agen ekonomi merespon upah • t t Wk f Kk = • t t Wd f Kd = • t t WP f KP = 62 • t t WI f KI = • t t WL f KL =

4.3.4. Simulasi Kebijakan dan Dampaknya Terhadap Pasar Tenaga Kerja,