Pertumbuhan Ekonomi dan Perubahan Struktural

39 oleh agen ekonomi untuk merespon perubahan upah. Dengan demikian lamanya waktu yang dibutuhkan oleh upah untuk melakukan penyesuaian serta waktu yang dibutuhkan agen ekonomi untuk merespon perubahan upah dapat dijadikan indikator tingkat distorsi pasar tena ga kerja.

2.5. Tinjauan Studi Terdahulu

2.5.1. Pertumbuhan Ekonomi dan Perubahan Struktural

Juanda 2001 dalam studinya mengenai pertumbuhan ekonomi dan pegeseran struktural dalam industrialisasi di Indonesia dengan pendekatan model dual-economy. Dalam studi tersebut menggunakan pemodelan makroekonometrika. Beberapa kesimpulan dari studi tersebut, khususnya yang berkaitan ketenaga kerjaan dan perubahan struktural adalah sebagai berikut 1 bahwa pasar tenaga kerja di Indonesia menyerupai supply-side determined employment , suatu karakteristik yang biasa ditemukan di negara-negara berkembang. Pertumbuhan angkatan kerja dan pertumbuhan tenaga kerja menyerupai pola trend yang sangat mirip karena surplus tenaga kerja diserap ke dalam pekerjaan ”pengganti sementara”. Sangat sedikit pencari kerja yang mampu bertahan menganggur meskipun untuk periode waktu sebentar saja sehingga banyak yang menerima pekerjaan yang produktifitasnya rendah. Menurutnya dinamika pasar kerja ini menunjukkan bahwa masalah sumberdaya manusia di Indonesia adalah bukan penciptaan kesempatan kerja per se, tapi penciptaan pekerjaan yang lebih produktif. 2 Dugaan koefisien model makroekonometrika yang digunakan mengindikasikan bahwa fenomena surplus tenaga kerja terjadi di sektor pertanian, dan pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan tidak hanya dengan meningkatkan input agregat tetapi juga dengan realokasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non-pertanian. Studi ini merekomendasikan bahwa jalan keluar untuk meningkatkan pertumbuhan ekono mi yang diiringi perbaikan pergeseran struktural sehingga terjadi pemerataan hasil- hasil pembangunan ekonomi, adalah pembanguna agroindustri, karena agroindustri sangat berpotensi dapat dikembangkan untuk menarik sektor pertanian ke dalam proses industrialisasi karena beberapa aspek yang menguntungkan bagi sektor ini, yaitu penyerapan tenaga kerja, pasar untuk 40 komoditi-komoditi pertanian, kemampuan ekspor, dan relatif sedikit komponen bahan baku impornya. Dasril 1993 dalam Juanda 2001 menganalisis sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan dan perubahan keterkaitan antar sektor, baik dalam kebijakan subsidi impor 1971-1985 maupun orientasi ekspor 1985-1990, dengan menggunakan Tabel Input-Output Indonesia. Dasril menggunakan metode dekomposisi sumber pertumbuhan untuk mengukur sumber-sumber pertumbuhan yang terdiri atas permintaan dalam negeri, perdagangan internasional dan perubahan teknologi. Noor 1991 meneliti mengenai perubahan struktur produksi yang menyertai pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Noor, mengkaji perubahan yang terjadi antara daerah provinsi dengan menggunakan model yang pernah digunakan Chanary dan Syrquin 1975 ketika mereka melakukan penelitian di sejumlah negara berkembang mengenai pergeseran struktur ekonominya selama kurun waktu 1950-1970. Model tersebut diduga dengan multiple regression analysis. Noor, menyimpulkan bahwa hanya sebagian daerah provinsi di Indonesia yang menerima hipotesis Fisher, yaitu terdapat hubungan yang negatif antara pergeseran sektor primer dengan pertumbuhan pendapatan nasional atau pendapatan perkapita.

2.5.2. Total Factor Productivity