Permintaan Tenaga Kerja Pasar Tenaga Kerja

33 Pengaruh tingkat upah terhadap penawaran tenaga kerja sesungguhnya ditentukan oleh dua kekuatan yang saling berlawanan yakni pengaruh efek pendapatan income effect dan efek substitusi substitution effect. Apabila efek pendapatan yang positif terhadap tingkat upah lebih kecil dari kekuatan efek substitusi yang negatif, maka efek total akan menjadi negatif yang berarti bahwa pekerja akan mengurangi konsumsi waktu luang leisure dan menambah waktu jam kerjanya sehingga kurva penawaran akan memiliki kemiringan positif upward sloping . Sebaliknya jika efek total positif maka akan terjadi “bacward- bending” pada kurva penawaran tenaga kerja yang berarti bahwa pekerja justru akan mengurangi jam kerjanya dengan peningkatan upah McConnell dan Brue, 1995. Selanjutnya Ruby 2003 mengatakan bahwa dalam analisa agregat, penawaran tenaga kerja, selain ditentukan oleh tingkat upah, juga sangat dipengaruhi oleh perubahan populasi, tingat partisipasi angkatan kerja demographic changes dan arus immigrasi immigration flows.

2.4.2. Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja di dasarkan dari permintaan produsen pengusaha terhadap input tenaga kerja sebagai salah satu input dalam proses produksi. Produsen mempekerjakan seseorang dalam rangka untuk membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Apabila permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi meningkat, maka, pengusaha terdorong untuk meningkatkan produksinya melalui penambahan input, termasuk input tenaga kerja, selama manfaat dari penambahan produksi tersebut lebih tinggi dari tambahan biaya karena penambahan input. Dengan kata lain, pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan permintaan konsumen dari barang dan jasa yang dihasilkannya. Oleh karena itu permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan derived demand dari permintaan konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa kekuatan permintaan untuk tenaga kerja akan tergantung pada : 1 tingkat produktifitas tenaga kerja dalam membantu menghasilkan barang atau jasa, dan 2 nilai pasar dari barang atau jasa tersebut. Swastika dan Kuastiari, 2000. 34 Menurut Ruby 2003, bahwa permintaan tenaga kerja di turunkan dari fungsi produksi yang merupakan fungsi dari tenaga kerja L dan modal K. Fungsi produksinya adalah sebagai berikut : TP Y = fL,K Dimana : TP = Produksi total output L = Tenaga kerja K = Modal Dengan asumsi bahwa pengusaha senangtiasa ingin memaksimumkan pendapatannya, maka dalam jangka pendek, produksi optimal profit maximizing terjadi pada saat produktivitas marginal tenaga kerja MP L sama dengan ratio upah w t terhadap harga produk w t P x atau kondisi dimana nilai produk marginal tenaga kerja VMP L = w t . Upah w t tidak lain adalah jumlah tambahan biaya yang diperlukan untuk mempekerjakan tambahan seorang pekerja. Apabila MP L lebih besar dari w t P x , maka perusahaan akan menambah permintaan tenaga kerjanya. Secara umum, dalam jangka pendek permintaan tenaga kerja berkorelasi negatif dengan tingkat upah w t . Akan tetapi terdapat hubungan positif antara harga produk P x dengan permintaan tenaga kerja jangka pendek, karena kurva MP L kurva permintaan tenaga kerja, akan bergeser keluar outwards jika harga output menjadi lebih mahal Borjas, 1996. Sumber : Ruby, 2003. Gambar 9. Penentuan kurva permintaan tenaga terja Dalam jangka panjang, semua faktor produksi akan mengalami perubahan. Penentuan faktor produksi mana yang digunakan di dasarkan pada daya substitusi L 2 d L 1 b P W Tingkat Upah Riil WP MP L = D L MP L = D Y 2 Output Y d L 2 Y 1 L 1 Produksi optimal yg baru b Profit 1 Labor L Profit 2 Y=fL,K Y=fL,K 35 marginal rate of technical substitution dari faktor produksi tersebut. Perusahaan akan meningkatkan penggunaan tenaga kerja jika tenaga kerja relatif lebih murah dibandingkan dengan modal. Dikatakan tenaga kerja lebih murah secara relatif dibandingkan modal, jika produktivitas tenaga kerja lebih tinggi dari produktivitas modal. Menurut Ruby 2003 bahwa peningkatan produktifitas tenaga kerja ini dapat disebabkan oleh penambahan kemajuan teknologi atau penambahan modal per tenaga kerja. Peningkatan produktifitas ini akan menyebabkan bergesernya fungsi produksi ke atas output per tenaga kerja lebih tinggi dan menggeser keluar kurva MP L , yang mencirikan permintaan tenaga kerja bertambah. Atau dengan kata lain peningkatan produktivitas tenaga kerja, bukan hanya meningkatkan output, tetapi juga mendorong perluasan kesempatan kerja.

2.4.3. Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja