Analisis Deskriptif Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Sektor Pariwisata

buruh proyek bangunan, pedagang kecil, nelayan kapal dan sebagai karyawan swasta. Dengan menggunakan program Minitab 14 dengan Uji-t 2 sampel t-Test di peroleh nilai t hitung = 2,49 dengan P-Value = 0.016 pada selang kepercayaan 95 persen atau significance level α = 0.05 dan t Tabel = 2.004 maka jelas bahwa t hitung t Tabel sehingga hipotesis nol yang menyatakan bahwa rata-rata pendapatan perkapita responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata sama dengan rata-rata pendapatan perkapita responden yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata ditolak artinya bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata pendapatan antara rumah tangga yang aktif memanfaatkan dengan rumah tangga yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata. Rata-rata pendapatan perkapita rumah tangga yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata adalah Rp.172.389,- per bulan dan yang tidak aktif memanfaatkan adalah Rp.150.810,- per bulan. Hal ini berarti bahwa selisih rata-rata pendapatan perkapita rumah tangga yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata dengan rumah tangga yang tidak aktif memanfaatkan sebesar Rp. 21.579,- per bulan. Dari hasil analisis di atas maka dapat dilihat bahwa ternyata kegiatan pengembangan sektor pariwisata khususnya pembangunan Pantai Panjang dan Tapak Paderi mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar lokasi wisata meskipun hanya kecil sekali perbedaannya. Masyarakat yang berada di sekitar lokasi objek wisata ternyata belum mampu mengolah potensi yang ada dengan maksimal yang mampu meningkatkan pendapatan mereka. Terbatasnya pendidikan dan pengetahuan menjadikan masyarakat sekitar lokasi belum menjadi masyarakat yang sadar wisata sepenuhnya, rumah tangga yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata ini masih belum bisa mengemas aktifitas pemanfaatan yang memberikan nilai yang lebih tinggi seperti penjualan souvenir, penyuguhan kreasi daerah atau sebagai guide.

5.2. Analisis Deskriptif Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Sektor Pariwisata

Identifikasi persepsi masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata dengan yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata merupakan unsur penting dalam penelitian ini. Untuk mengungkap bagaimana persepsi masyarakat terhadap pengembangan kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi, penulis mencoba membagi tiga bagian yaitu persepsi masyarakat terhadap aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan. 5.2.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Aspek Ekonomi dari Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi Dalam suatu kegiatan pembangunan, aspek ekonomi merupakan unsur penting yang harus di kaji, apakah kegiatan pembangunan dan pengembangan suatu sektor akan berdampak pada masyarakat. Dalam hal ini untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman masyarakat akan manfaat secara ekonomi dari adanya kegiatan pengembangan sektor pariwisata, penulis mencoba mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden dari setiap kelompok yang menjadi responden. Hasil persepsi masyarakat lokal yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata maupun yang tidak terhadap manfaat dari kegiatan pengembangan sektor pariwisata khususnya pengembangan kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi pada aspek ekonomi diuraikan kedalam tujuh manfaat ekonomi yang dapat dilihat pada Tabel dan Grafik berikut ini : a Meningkatkan PAD Kota Bengkulu Hasil persepsi dua kelompok masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan PAD dapat dilihat pada Tabel 23 dan Gambar 5. Tabel 23 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Meningkatkan PAD Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Bermanfaat 50,00 66,67 Netral 50,00 30,00 Tidak Bermanfaat 0,00 3,33 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 5 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan PAD kota Bengkulu. Tabel 23 dan Gambar 5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok masyarakat berpendapat kalau pengembangan sektor pariwisata bermanfaat dalam meningkatkan PAD kota Bengkulu. Masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata yang berpendidikan SMU sebanyak 7 orang atau 0,64 persen menyatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata akan meningkatkan PAD, yang ditandai dengan semakin ramainya dan meningkatnya perdagangan seperti dengan adanya Bengkulu Indah Mall di kawasan Pantai Panjang. Dilain pihak responden umumnya tidak mengetahui kemana alokasi dari pajak dan retribusi kawasan wisata karena tidak ada pelaporan atau publikasi pada masyarakat tentang hasil pajak dan retribusi. Sedangkan masyarakat yang tidak memanfaatkan potensi wisata yang berpendidikan SMP dan SMU sebanyak 16 orang menyatakan bahwa pengembangan sektor ini bermanfaat dalam meningkatkan PAD sebesar 67 persen karena dengan berkembangnya sektor pariwisata maka jumlah pengunjung atau wisatawan dapat meningkat dan memacu roda perekonomian seperti semakin banyaknya barang dan jasa yang diperjual belikan serta munculnya sarana-sarana perbelanjaan modern dan sarana rekreasi di kawasan wisata yang bisa meningkatkan PAD. b Meningkatkan Pendapatan Keluarga Responden Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan pendapatan keluarga responden dapat lihat pada Tabel 24 dan Gambar 6. 0.00 50.00 100.00 Bermanfaat Netral Tidak Bermanfaat Jumlah Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Tabel 24 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Responden Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Bermanfaat 73,33 43,33 Netral 16,67 43,33 Tidak Bermanfaat 10,00 13,33 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 6 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan Pendapatan Keluarga Responden. Bagi kelompok responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata adanya kegiatan pengembangan sektor pariwisata dirasakan oleh masyarakat membawa manfaat yang positif dalam meningkatkan pendapatan keluarga responden terutama. Dengan adanya kegiatan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata akan meningkatkan jumlah pengunjung walaupun kebanyakan pengunjung adalah masyarakat kota Bengkulu itu sendiri. Sebanyak 73.33 persen masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata seperti berjualan makanan dan minuman ringan, penjual jagung bakar, bakso, kepiting goreng dan lain-lain berpendapat bahwa kegiatan pengembangan sektor pariwisata bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan keluarga mereka. Sebanyak 16 persen menyatakan netral karena menurut mereka terkadang pendapatan mereka biasa-biasa saja terutama pada saat hari kerja, mereka sering mendapatkan tambahan penghasilan hanya jika ada acara tertentu seperti tabut dan akhir pekan saja dan sebanyak 10 persen menyatakan tidak bermanfaat. Untuk masyarakat yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 43.33 persen dari responden menyatakan bahwa kegiatan pengembangan bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Hal ini dikarenakan mereka tidak terlibat secara langsung dengan kegiatan tersebut, namun dengan adanya proyek pembangunan sarana wisata maka mereka ikut dipekerjakan sebagai buruh bangunan disana yang akhirnya akan meningkatkan 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Bermanfaat Netral Tidak Bermanfaat Jumlah Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan pendapatan mereka dan sebanyak 43,33 persen menyatakan netral karena adanya pengembangan sektor pariwisata tidak membawa perubahan pada mereka dan 13 persen menyatakan tidak bermanfaat karena manfaat dari pengembangan kawasan wisata hanya di nikmati oleh masyarakat golongan menengah ke atas saja. c Meningkatkan Peluang Usaha Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan peluang usaha dapat lihat pada Tabel 25 dan Gambar 7. Tabel 25 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Meningkatkan Peluang Usaha Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Bermanfaat 53,33 66,67 Netral 33,33 20,00 Tidak Bermanfaat 13,33 13,33 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 7 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan Peluang Usaha. Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan peluang usaha menurut masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi wisata sebanyak 53 persen menyatakan bermanfaat, 33 persen menyatakan netral karena dengan adanya pembangunan di kawasan wisata maka mereka mempunyai peluang untuk menyediakan kebutuhan pekerja proyek, menyediakan kebutuhan wisatawanpengunjung meskipun usaha mereka hanya sebatas warung-warung kecil. Responden yang sebanyak 40 persen memiliki pendidikan SD atau pernah SMP menyatakan bahwa dengan pendidikan yang mereka miliki mereka hanya mampu berusaha di sektor informal saja. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Bermanfaat Netral Tidak Bermanfaat Jumlah Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Adapun masyarakat yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 67 persen menyatakan bahwa kegiatan pengembangan sektor pariwisata bermanfaat dalam meningkatkan peluang usaha. Kelompok ini menilai bahwa dengan adanya kegiatan pengembangan di Pantai Panjang dan Tapak Paderi maka semakin banyak masyarakat yang mencoba ikut mencari penghasilan dari sana seperti menjamurnya warung-warung gaul atau tenda- tenda tempat berjualan. d Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Jasa Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan jasa dapat dilihat pada Tabel 26 dan Gambar 8. Tabel 26 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Jasa Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Bermanfaat 40,00 63,33 Netral 53,33 33,33 Tidak Bermanfaat 6,67 3,33 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 8 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Jasa. Berdasarkan Tabel 26 dan Gambar 8 di atas diketahui bahwa para responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata berpendapat bahwa pengembangan sektor pariwisata bisa meningkatkan pertumbuhan barang dan jasa dan bisa juga tidak hal ini dilihat dari banyaknya responden yang menjawab netral selain itu terbatasnya pengetahuan dan pendidikan mereka terhadap kondisi perekonomian daerah dan nasional menjadi salah satu penyebab mereka tidak mempunyai persepsi yang pasti. Sedangkan menurut masyarakat yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 63 persen menyatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata bermanfaat dalam meningkatkan 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Bermanfaat Netral Tidak Bermanfaat Jumlah Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan pertumbuhan ekonomi dan jasa. Kelompok yang rata –rata berpendidikan SMP atau pernah SMU ini menyatakan dengan adanya kegiatan pengembangan sektor pariwisata dapat meningkatkan sirkulasi barang dan jasa, menghidupkan perekonomian di sekitar lokasi wisata yang pada awalnya sepi menjadi lebih ramai. Sektor pariwisata merupakan sektor yang mempunyai multiplier effect, dengan ramainya jumlah pengunjung maka akan berimbas juga pada sektor- sektor lain seperti perdagangan yang meningkat, transportasi yang meningkat dan juga industri kerajinan tangan meningkat. e Menyerap Tenaga Kerja Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam menyerap tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 27 dan Gambar 9. Tabel 27 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Menyerap Tenaga Kerja Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Bermanfaat 40,00 36,67 Netral 56,67 53,55 Tidak Bermanfaat 3,33 10,00 Jumlah 100 100 Sumber : Pengolahan data primer, 2008 Gambar 9 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Menyerap Tenaga Kerja. Dari Tabel dan Gambar di atas diperoleh hasil bahwa hampir seluruh responden menyatakan pengembangan sektor pariwisata bisa saja menyerap tenaga kerja bisa juga tidak netral . Seperti dikatakan oleh responden dengan nomor 15 yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata dengan berjualan souvenir dan makanan khas Bengkulu menyatakan: ” sebenarnya dengan dikembangkan dan dibangunnya kawasan Pantai Panjang dan Tapak Paderi maka peluang usaha dan tenaga kerja yang dapat terserap di sektor pariwisata 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Bermanfaat Netral Tidak Bermanfaat Jumlah Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan dapat meningkat, namun semua itu tergantung dari individunya apakah dia mampu untuk melihat peluang ini dan mau berkecimpung di bidang ini” Disamping itu sebanyak 38.33 persen responden menyatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata bermanfaat dalam menyerap tenaga kerja. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan akan cinderamata maka dengan meningkatnya jumlah wisatawan maka jumlah souvenir khas Bengkulu juga meningkat, untuk meningkatkan produksi maka beberapa pengusaha souvenir menambah jumlah karyawan yang berarti ada penyerapan tenaga kerja terkait dengan pengembangan sektor pariwisata. Dengan semakin banyaknya pengunjung maka akan banyak sektor-sektor terkait yang mengalami peningkatan seperti hotel, restoran, transportasi, perdagangan dan perindustrian. f Membuka Lahan Investasi Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam membuka lahan investasi dapat dilihat pada Tabel 28 dan Gambar 10. Tabel 28 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Membuka Lahan Investasi Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Bermanfaat 56,67 56,67 Netral 23,33 23,33 Tidak Bermanfaat 20,00 20,00 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 10 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Membuka Lahan Investasi. Dalam hal manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam membuka lahan investasi, masyarakat yang memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 56 persen menyatakan bermanfaat. Hal ini dilihat dari banyaknya proyek – proyek pembangunan sarana dan prasarana fisik di lokasi wisata. Begitu juga dengan 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Bermanfaat Netral Tidak Bermanfaat Jumlah Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan masyarakat yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 57 persen menyatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata akan meningkatkan investasi yang ditandai dengan pembangunan sarana dan prasarana fisik dan sektor-sektor terkait seperti penyediaan sarana hotel, sarana rekreasi, restoran. Kedua kelompok masyarakat dengan adanya pembangunan dan investasi dalam pembangunan sarana dan prasarana pariwisata ikut dipekerjakan namun dengan pendidikan yang dikecam adalah tamatan SD hingga SMU mereka hanya dapat dipekerjakan sebagai tenaga buruh kasar buruh bangunan. g Kestabilan Politik Ekonomi Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat pengembangan sektor pariwisata dalam hal kestabilan politik ekonomi dapat dilihat pada Tabel 29 dan Gambar 11. Tabel 29 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Hal Kestabilan Politik Ekonomi Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Bermanfaat 33,33 33,33 Netral 56,67 56,67 Tidak Bermanfaat 10,00 10,00 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 11 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Meningkatkan Kestabilan Politik dan Ekonomi. Berdasarkan Tabel 29 dan Gambar 11 di atas menunjukkan persepsi masyarakat tentang pengembangan sektor pariwisata terkait dengan kestabilan politik dan ekonomi adalah netral. Kedua kelompok responden yang rata – rata berpendidikan SMP atau pernah SMU menyatakan bahwa kestabilan politik ekonomi kota Bengkulu tidak hanya ditentukan dari sektor pariwisata saja tapi terkait dengan kondisi perekonomian nasional. Keterbatasan mereka akan informasi dan pengetahuan maka kelompok responden berpendapat jika kondisi 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Bermanfaat Netral Tidak Bermanfaat Jumlah Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan perekonomian nasional tumbuh maka kondisi perekonomian daerah kemungkinan akan ikut tumbuh namun masyarakat menilai kestabilan politik dan ekonomi di kota Bengkulu lebih terkait dengan harga BBM. Masyarakat juga menyatakan bahwa pemerintah sebagai pelaksana dan pengatur pemerintahan harus mampu menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman serta harus mampu membuat kota Bengkulu dikenal oleh masyarakat luar sehingga pariwisatanya maju. 5.2.2. Persepsi Masyarakat Terhadap Aspek Sosial dari Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi Identifikasi persepsi masyarakat lokal dalam aspek sosial juga merupakan kajian yang penting dalam hal ini. Kegiatan pengembangan sektor pariwisata sedikit banyak akan berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat. Dengan kehadiran wisatawan dari berbagai daerah dengan membawa kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda akan berpengaruh pada kehidupan sosial budaya masyarakat. Untuk melihat bagaimana pengaruhdampak kegiatan pengembangan sektor pariwisata terhadap aspek sosial dapat dirangkum dalam lima aspek yaitu : 1 Penggusuran Penduduk Hasil persepsi masyarakat terhadap dampak sosial dari pengembangan sektor pariwisata dalam dalam hal penggusuran penduduk dapat dilihat pada Tabel 30 dan Gambar 12. Tabel 30 Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak dari Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Penggusuran Penduduk Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Sangat Berdampak 20,00 33,33 Berdampak 13,33 26,67 Netral 6,67 16,67 Tidak Berdampak 60,00 23,33 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 12 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Penggusuran Penduduk. Dari Tabel 30 dan Gambar 12 di atas menunjukkan adanya perbedaan persepsi antara responden yang aktif memanfaatkan dengan yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata. Kelompok responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 60 persen menyatakan bahwa kegiatan pengembangan sektor priwisata di Pantai Panjang dan Tapak Paderi tidak berdampak terhadap penggusuran penduduk. Awalnya memang akan ada penggusuran penduduk akan tetapi batal dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan unsur Deperindag menyatakan memang tidak ada penggusuran tempat tinggal penduduk yang ada adalah merelokasikan masyarakat yang berjualan di sepanjang Pantai Panjang di daerah lapangan bola ke lokasi yang sudah ditetapkan di daerah lingkat barat, namun kebijakan ini masih belum dilaksanakan. Sedangkan masyarakat yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 33 persen menyatakan bahwa dari media cetak yang mereka baca sepertinya akan ada penggusuran penduduk terkait dengan kegiatan pengembangan Pantai Panjang dan Tapak Paderi dan kelompok ini menyimpulkan bahwa akan ada penggusuran penduduk terkait dengan pengembangan sektor pariwisata. 2 Perubahan Pola Hidup Hasil persepsi masyarakat terhadap dampak sosial dari pengembangan sektor pariwisata dalam hal perubahan pola hidup dapat dilihat pada Tabel 31 dan Gambar 13. 0.00 50.00 100.00 Sangat Berdampak Berdampak Netral Tidak Berdampak Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Tabel 31 Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak dari Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Perubahan Pola Hidup Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Sangat Berdampak 10,00 26,67 Berdampak 36,67 33,33 Netral 30,00 30,00 Tidak Berdampak 23,33 10,00 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 13 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Perubahan Pola Hidup. Berdasarkan Tabel 31 dan Gambar 13 di atas diketahui bahwa adanya pengembangan sektor pariwisata khususnya di Pantai Panjang dan Tapak Paderi berdampak terhadap adanya perubahan pola hidup masyarakat. Kelompok responden yang memanfaatkan potensi pariwisata menilai bahwa banyak terjadi perubahan – perubahan sosial seperti perubahan konsumsi dan gaya hidup terutama pada anak-anak remaja. Dimana dengan kemajuan teknologi dan pengembangan sektor pariwisata membuat pola hidup masyarakat berubah. Dibangunnya sarana perbelanjaan modern di Pantai Panjang juga dinilai oleh masyarakat membawa perubahan pola hidup pada masyarakat dengan menjadi lebih konsumtif. Demikian juga dengan kelompok responden yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 33,33 persen menyatakan pengembangan kawasan wisata bisa berdampak pada perubahan pola hidup masyarakat meskipun belum menunjukkan perubahan yang negatif. 3 Masyarakat Menjadi Individual Hasil persepsi masyarakat terhadap dampak sosial dari pengembangan sektor pariwisata dalam hal membuat masyarakat menjadi individual dapat dilihat pada Tabel 32 dan Gambar 14. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 Sangat Berdampak Berdampak Netral Tidak Berdampak Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Tabel 32 Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak dari Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Masyarakat Menjadi Individual Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Sangat Berdampak 0,00 0,00 Berdampak 36,67 13,33 Netral 40,00 46,67 Tidak Berdampak 23,33 40,00 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 14 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Masyarakat Menjadi Individual. Berdasarkan hasil Tabel 32 dan Gambar 14 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 40 persen masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata menyatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata bisa berdampak dan bisa juga tidak tidak berdampak netral pada kehidupan sosial yang menjadikan masyarakat menjadi individual, responden yang rata – rata berpendidikan SMP menilai bahwa nilai kegotong-royongan masih tetap dipertahankan walaupun terkadang ada beberapa kelompok masyarakat yang mereka nilai bersifat individual seperti kelompok menengah ke atas dan masyarakat pendatang di luar wilayah kawasan wisata. Begitu juga dengan masyarakat yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 47 persen menyatakan netral dan 40 persen menyatakan tidak berdampak karena masyarakat di sekitar lokasi wisata umumnya memiliki ikatan seperti himpunan keluarga tabut, kelompok nelayan dan kelompok pedagang kecil baik yang di Pantai Panjang maupun di Tapak Paderi ada kelompok dagang yang terdiri dari para pedagang kecil, pedagang kaki lima, warung tenda, warung gaul sehingga kekerabatan antara mereka tetap terjaga. 0.00 20.00 40.00 60.00 Sangat Berdampak Berdampak Netral Tidak Berdampak Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan 4 Budaya Masyarakat Bergeser Hasil persepsi masyarakat terhadap dampak sosial dari pengembangan sektor pariwisata dalam hal budaya masyarakat bergeser dapat dilihat pada Tabel 33 dan Gambar 15. Tabel 33 Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak dari Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Budaya Masyarakat Bergeser Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Sangat Berdampak 13,33 13,33 Berdampak 26,67 26,67 Netral 26,67 36,67 Tidak Berdampak 33,33 23,33 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 15 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Budaya Masyarakat Bergeser. Berdasarkan Tabel 33 dan Gambar 15 di atas diketahui bahwa menurut responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 27 persen menyatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata bisa berdampak dan bisa juga tidak Netral dan sebanyak 33 persen tidak berdampak pada pergeseran budaya masyarakat karena semua tergantung pada individunya, memang ada beberapa orang terutama anak-anak remaja yang bergeser budayanya seperti budaya berpakaian, budaya berbicara, sopan santunnya akan tetapi banyak juga yang tidak terpengaruh dengan kemajuan pariwisata. Adapun masyarakat yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 37 persen menyatakan bahwa bahwa pengembangan sektor pariwisata bisa berdampak dan bisa juga tidak Netral dan sebanyak 23 persen tidak berdampak pada pergeseran budaya masyarakat. 0.00 20.00 40.00 Sangat Berdampak Berdampak Netral Tidak Berdampak Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan 5 Kriminalitas Meningkat Hasil persepsi masyarakat terhadap dampak sosial dari pengembangan sektor pariwisata dalam hal kriminalitas meningkat dapat dilihat pada Tabel 34 dan Gambar 16. Tabel 34 Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak dari Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Kriminalitas Meningkat Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Sangat Berdampak 6,67 23,33 Berdampak 36,67 53,33 Netral 30,00 20,00 Tidak Berdampak 26,67 3,33 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 16 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Kriminalitas Meningkat. Berdasarkan Tabel 34 dan Gambar 16 di atas menunjukkan bahwa menurut responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 37 persen menyatakan dengan adanya pengembangan kawasan wisata akan berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas. Menurut kelompok yang rata – rata berpendidikan SD dan pernah SMP dengan rata-rata umur 34 tahun ini menyatakan bahwa kondisi keamanan di kawasan wisata cukup aman namun semua membutuhkan kesiagaan dari pengunjung itu sendiri. Sepinya kawasan wisata di pagi hari juga mengakibatkan tindakan kriminalitas masih sering terjadi. Sedangkan menurut responden yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 23 persen menyatakan sangat berdampak, 53 persen menyatakan berdampak. Kurangnya lapangan pekerjaan, rendahnya pendidikan dan ingin cepat kaya menjadikan kriminalitas meningkat. Begitu juga dengan semakin bagusnya kondisi Pantai Panjang dan Tapak Paderi membuat jumlah pengunjung yang meningkat tersebut dianggap lahan bagi para kawanan 0.00 20.00 40.00 60.00 Sangat Berdampak Berdampak Netral Tidak Berdampak Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan pencuri. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat menyebutkan yang paling sering terjadi adalah pencurian motor. Kawasan Pantai Panjang lebih rawan dibandingkan Tapak Paderi. Hal ini juga menjadi kelemahan bagi kota Bengkulu untuk meningkatkan jumlah wisatawan karena bagamanapun kondisi yang nyaman dan amanlah yang akan menjadi tujuan wisatawan. 5.2.3. Persepsi Masyarakat Terhadap Aspek Lingkungan dari Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi Persepsi masyarakat tentang dampak terhadap lingkungan dengan adanya kegiatan pengembangan sektor pariwisata juga merupakan kajian dalam penelitian ini karena dengan tetap lestarinya lingkungan maka keberlanjutan dari pembangunan dapat tercapai. Pemerintah sebagai perencana pengembangan kawasan wisata memang telah melakukan studi andal namun pendapat dari masyarakat tentang lingkungan dengan adanya pembangunan juga penting. Penulis merangkum bagaimana persepsi masyarakat terhadap pengaruh pengembangan sektor pariwisata terhadap lingkungan baik dampak positif dan dampak negatif seperti diuraikan di bawah ini. a. Hasil persepsi masyarakat terhadap pengaruh pada lingkungan dalam hal kualitas lingkungan menjadi lebih baik dapat dilihat pada Tabel 35 dan Gambar 17. Tabel 35 Persepsi Masyarakat Terhadap Pengaruh Lingkungan dalam hal Menjadikan Kualitas Lingkungan Lebih Baik Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Ya 83,33 72,41 Tidak 16,67 27,59 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 17 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Menjadikan Kualitas Lingkungan Menjadi Lebih Baik. 20 40 60 80 100 Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Ya Tidak Berdasarkan Tabel 35 dan Gambar 17 di atas menunjukkan hasil persepsi kelompok masyarakat yang aktif memanfaatkan dan masyarakat yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata menyatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata menjadikan kualitas lingkungan menjadi lebih baik. Terbatasnya pendidikan dan pengetahuan responden akan kebaikan suatu lingkungan membuat responden pada umumnya menilai baik buruknya suatu lingkungan dari semakin lengkapnya sarana dan prasana fisik yang dibangun di kedua lokasi ini. Awalnya di Pantai Panjang dan Tapak Paderi belum ada sarana rekreasi dan atraksi wisata, tetapi saat ini dengan adanya pengembangan sektor pariwisata sarana tersebut dilengkapi misalnya sarana jogging area, sarana rekreasi rakyat, kolam angsa sehingga responden menilai bahwa kualitas lingkungan menjadi lebih baik. b. Ketersediaan sarana umum seperti WC dan tong sampah juga menjadi indikator semakin baiknya kualitas lingkungan, responden menyatakan meskipun jumlah WC dan tong sampah terbatas namun berperan dalam meningkatkan kualitas lingkungan. Seperti dapat dilihat pada Tabel 36 dan Gambar 18. Tabel 36 Persepsi Masyarakat Terhadap Lingkungan Dengan Adanya Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Hal Ketersediaan WC Dan Tong Sampah Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Ya 64,29 59,26 Tidak 35,71 40,74 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 18 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Ketersediaan WC dan Tong Sampah. Tabel dan Gambar di atas menunjukkan persepsi masyarakat terhadap ketersediaan WC dan tong sampah di lokasi wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi. Masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata menilai bahwa ketersediaan WC dan tong sampah cukup baik. Kelompok ini selaku mayarakat 20 40 60 80 Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Ya Tidak yang terlibat langsung dengan kegiatan pariwisata menyatakan di kedua lokasi ini tersedia WC umum yang dikelola oleh masyarakat dan disewakan pada pengunjung. Sedangkan kelompok responden yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata menyatakan dari segi kuantitas WC dan tong sampah masih sedikit jumlahnya sehingga seringkali masyarakat menjadi tidak tahu akan keberadaan fasilitas ini, kalaupun ada kondisinya tidak terawat dan tidak layak untuk dipakai. c. Adapun dengan keberadaan atau kelestarian pohon cemara, masyarakat menilai bahwa adanya kegiatan pengembangan sektor pariwisata dapat mengganggu kelestarian pohon cemara. Dari kelompok masyarakat yang aktif memanfaatkan 25 orang Sebanyak 56 persen responden menyatakan bahwa dengan adanya kegiatan pembangunan di Pantai Panjang banyak pohon – pohon cemara yang ditebang terutama pohon cemara yang berada di bibir pantai sehingga mengakibatkan debu dan panas, dan sebanyak 44 persen menyatakan meskipun ada penebangan pohon cemara tetapi ada beberapa yang ditanam kembali meskipun belum lama. Demikan juga dengan masyarakat yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata menyatakan keberadaan pohon cemara menjadi memprihatinkan karena banyaknya penebangan terutama di kawasan Pantai Panjang. Tabel 37 dan Gambar 19 di bawah ini menunjukkan bagaimana persepsi masyarakat terhadap kelestarian pohon cemara. Tabel 37 Persepsi Masyarakat Terhadap Lingkungan dengan Adanya Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Hal Kelestarian Pohon Cemara Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Ya 44,00 44,00 Tidak 56,00 56,00 Jumlah 100 100 Sumber : data diolah , 2008 Gambar 19 Grafik Persentase Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Pengembangan Sektor Pariwisata dalam hal Kelestarian Pohon Cemara. 10 20 30 40 50 60 Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Ya Tidak d. Hasil persepsi masyarakat terhadap pengaruh pada lingkungan dari pengembangan sektor pariwisata dalam hal pencemaran lingkungan dapat dilihat pada Tabel 38. Tabel 38 Persepsi Masyarakat Terhadap Pengaruh Pada Lingkungan Dengan Adanya Pengembangan Sektor Pariwisata dalam Hal Pencemaran Lingkungan Pencemaran Darat Pencemaran Udara Pencemaran Air M TM M TM M TM Tidak 88,00 85,00 48,00 54,00 50,00 81,00 Ya 12,00 15,00 52,00 46,00 50,00 19,00 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Sumber : Pengolahan data primer , 2008 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 80 persen masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata menyatakan tidak ada pencemaran darat karena sampah mereka berjualan nanti akan dikumpulkan dan diambil oleh dinas kebersihan kota dan mereka setiap hari membayar iuran kebersihan dan 12 persen lainnya menyatakan meski mereka membayar iuran namun seringkali sampah mereka tidak di angkut. Adapun pencemaran udara sebanyak 52 persen menyatakan terjadi pencemaran udara dan 48 persen tidak terjadi. Hal ini ditandai dengan semakin panasnya udara dan debu yang timbulkan oleh kendaraan-kendaraan proyek serta suara bising dari alat-alat berat. Sedangkan pencemaran air 50 persen menyatakan terjadi yang ditandai dengan kotornya air laut dan air minum yang berasa dan dan 50 persen menyatakan tidak karena mereka menggunakan PAM. Sebagian besar masyarakat yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata juga menyatakan tidak ada pencemaran daratsampah 85 karena tersedia tempat pembuangan sampah walaupun jumlahnya sedikit, namun terjadi pencemaran udara 46 yang ditandai dengan semakin panasnya suhu dan udara berdebu, serta tidak ada pencemaran air 81

5.3. Analisis Deskriftif Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Sektor Pariwisata