Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

dan tong sampah yang sangat sedikit sekali jumlahnya terutama di kawasan Pantai Panjang. Kondisinya juga kotor dan kurang terawat. Adapun kualitas tempat duduk di Pantai Panjang dan Tapak Paderi serta arena bermain dinilai bagus semenjak ada pengembangan kawasan wisata ini. Demikian juga dengan keamanan dan kenyamanan yang masih cukup terjaga. Hanya sebanyak 24 persen responden menilai kurang nyaman karena masih ada beberapa pengamen liar seperti layaknya preman yang masih beroperasi di kawasan wisata ini. Dalam hal pencemaran dan kerusakan lingkungan, 68 persen responden menyayangkan kegiatan pembangunan yang mengakibatkan punahnya pohon cemara sebagai ciri khas Pantai Panjang Kota Bengkulu. Mereka menilai pembangunan yang mengambil lokasi di bibir pantai sangat berdampak pada kerusakan lingkungan terutama kelestarian pohon cemara. Begitu juga dengan pencemaran darat sebanyak 64 persen responden menilai telah terjadi pencemaran darat dimana di sepanjang pantai banyak ditemukan sampah berserakan, sebagai akibat kegiatan pembangunan itu sendiri. Meskipun demikian, sebagian responden menyatakan tidak terjadi pencemaran udara dan pencemaran air.

5.5. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah, ukuran yang sering digunakan dan diterima secara umum adalah pendapatan perkapita Asmara 1979 dalam Sulasmi 2005. Dampak dari kegiatan kepariwisataan terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan dianalisis dengan pendekatan perkapita perbulan dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan perkapita masyarakat yakni umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah pengeluaran perkapita serta keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata dummy . Penelitian ini menggunakan SPSS versi 13 dan Minitab 14 untuk melakukan pengujian regresi linier berganda. Hasil regresi linier berganda menunjukkan kriteria fungsi regresi yang tepat didasarkan pada nila R 2 . Dari hasil analisis regresi berganda didapatkan persamaan regresi untuk masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi wisata, yakni : Y1 = 70 + 0,351 Umur + 1,79 Pendidikan – 12,3 JAK + 0,901 Pengeluaran Berdasarkan hasil analisis, maka faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan perkapita kelompok rumah tangga yang aktif dalam memanfaatkan potensi pariwisata antara lain : Jumlah Anggota Keluarga X 3 dan Pengeluaran perkapita perbulan X 4 . Untuk lebih jelasnya hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 43 : Tabel 43 Hasil Analisis Data Variabel – Variabel Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Yang Aktif Dalam Memanfaatkan Potensi Pariwisata Predictor Coef SE Coef T P VIP Constant Umur X1 Pendidikan X2 Jml Anggota Kel X3 Pengeluaran X4 69,98 0,351 1,793 -12,343 0,901 22,36 0,312 1,368 2,686 0,092 3,13 1,12 1,31 -4,59 9,75 0,004 0,271 0,202 0,000 0,000 1,5 2,9 2,0 1,5 S = 11.51 R-Sq = 91.5persen R-Sqadj = 90,1persen F hitung = 67,14 P-Value = 0.000 F Tabel = 2,45 α = 0.05 Sumber : Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar 67,14 dan F Tabel adalah 2,45. Dengan selang kepercayaan 95 persen dapat disimpulkan bahwa F hitung F Tabel , hal ini berarti bahwa secara simultan variasi variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variasi pendapatan perkapita masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata. Nilai koefisien determinasi atau R- square adalah sebesar 91,5 yang berarti bahwa variabel umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pengeluaran mampu menjelaskan bahwa sebesar 91,5 persen variasi perubahan keragaman pendapatan perkapita Y 1 . Secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen tersebut terhadap pendapatan perkapita masyarakat dapat diketahui bahwa variabel umur dan pendidikan tidak berpengaruh secara nyata pada peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari nilai p-value yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang di tetapkan yaitu 0,05. Responden beranggapan bahwa pendidikan formal tidak terlalu penting untuk mendapatkan pendapatan serta untuk mendapatkan pendapatan tidak memerlukan keahlian khusus. Variabel yang berpengaruh nyata adalah jumlah anggota keluarga dan pengeluaran. Variabel jumlah anggota keluarga mempunyai kofisien negatif dengan nilai koefisien regresi -12.343 yang artinya bila variabel umur, pendidikan dan pengeluaran tetap fixed maka setiap penambahan satu jiwa dalam keluarga akan menurunkan pendapatan sebesar 12.343. sedangkan variabel pengeluaran mempunyai koefisien positif dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.901 yang berarti bahwa pada saat variabel umur, pendidikan dan jumlah anggota keluarga tetap fixed maka setiap penambahan satu rupiah pengeluaran akan meningkatkan pendapatan sebesar 0.901. Berdasarkan hasil perhitungan proporsi Pendapatan dari pemanfaatan potensi pariwisata yaitu yang melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi di sekitar lokasi wisata diantaranya pedagang makanan dan minuman ringan seperti berdagang bakso, degan, minuman ringan, berdagang makanan hasil laut kepiting dan ikan ruca goreng, berdagang jagung dan usaha – usaha kecil lainnya serta pegawai cafe atau hotel menunjukkan bahwa dari 30 responden yang memanfaatkan potensi pariwisata, 10 di antaranya memiliki anggota keluarga yang bekerja di sektor lain seperti menjadi kuli bangunan, buruh kapal dan berdagang warung di rumah dengan proporsi pendapatan dari sektor lain tersebut sebesar 45 persen terhadap total pendapatan keluarga mereka di dapatkan dari usaha sampingan lain. Sedangkan sisanya sebanyak 20 orang lainnya, menyatakan bahwa proporsi pendapatan mereka berasal dari usaha berdagang di lokasi wisata dan rata-rata mereka memiliki pendidikan Sekolah Dasar. Adapun pendugaan fungsi pendapatan untuk rumah tangga yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata diperoleh nilai F hitung sebesar 131,71 dengan nilai F Tabel sebesar 2,45 pada selang kepercayaan 95 persen. Koefisien determinasi adalah sebesar 95,5 dapat dijelaskan bahwa perubahan keragaman Pendapatan Y 2 sebesar 95,5 persen dapat dijelaskan oleh variabel umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 44 dan persamaan regresi berikut. Y2 = 12,61 + 0,277 umur + 2,950 pendidikan – 5,003 Jumlah anggota keluarga + 0,885 Pengeluaran Tabel 44 Hasil Analisis Data Variabel – Variabel Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga yang Tidak Aktif dalam Memanfaatkan Potensi Pariwisata Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant Umur X1 Pendidikan X2 Jml Anggota Kel X3 Pengeluaran X4 12,61 0,277 2,950 -5,003 0,885 14,85 0,230 0,736 1,245 0,055 0,85 1,26 4,01 -4,02 16,05 0,404 0,219 0.000 0.000 0.000 1.5 1,6 1.3 1.3 S = 6,898 R-Sq = 95,5 persen R-Sqadj = 94,7 persen F hitung = 131,71 P-Value = 0.000 F Tabel = 2,45 α = 0.05 Sumber : Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel 44 di atas dapat diketahui secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, variabel umur tidak berpengaruh nyata dalam peningkatan pendapatan yang ditandai dengan p- value α 0.219 0,05 . Pendidikan mempunyai pengaruh nyata terhadap pendapatan dimana p- value α 0.0000,05 . Koefisien regresi positif yakni 2,950 yang berarti bahwa setiap peningkatan satu tahun pendidikan akan meningkatkan pendapatan sebesar 2,950 pada saat variabel lain cateris paribus. Semakin tinggi pendidikan responden maka akan semakin baik lapangan kerja yang dapat mereka masuki. Variabel jumlah anggota keluarga mempunyai koefisien regresi negatif yaitu -5,003. Pada saat umur, pendidikan dan pengeluaran tetap fixed maka setiap peningkatan satu jiwa dalam rumah tangga akan mengurangi pendapatan sebesar 5,003. Sedangkan variabel pengeluaran mempunyai nilai koefisien regresi positif yaitu 0,885 artinya setiap penambahan satu rupiah pengeluaran akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp. 0,885 pada saat variabel-variabel lain dalam model cateris paribus. Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis secara gabungan antara rumah tangga yang aktif dalam memanfaatkan potensi pariwisata dengan yang tidak aktif dalam memanfaatkan potensi pariwisata di kawasan Pantai Panjang dan Tapak Paderi. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 45. Tabel 45 Hasil Analisis Data Variabel – Variabel yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat di Sekitar Kawasan Wisata Variabel Koefisien Std error T-value P-value VIP Konstanta Umur X1 Pendidikan X2 Jumlah anggota keluargaX3 Pengeluaran X4 Keikutsertaan D 25,60 0,342 3,123 -7,717 0,858 19,059 13,94 0,201 0,718 1,321 0,054 2,691 1,84 1,71 4,35 -5,84 16,03 7,08 0,072 0,094 0,000 0,000 0,000 0,000 1,5 1,9 1,5 1,3 1,1 R-Sq = 92,8 persen S = 9,782 R-Sqadj=92,2persen F hitung = 140,00 F Tabel =2,13 P-value=0,000 α = 0,05 Sumber : Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel 44 di atas dapat diketahui pengaruh variabel – variabel secara simultan. Hasil uji F atau F hitung pada fungsi linier berganda diperoleh nilai F hitung sebesar 140,00 dan F Tabel dengan α = 0,05 adalah 2,13 hingga dapat disimpulkan bahwa F hitung F Tabel dan P- value α yaitu 0,000 0,05. Hal ini berarti bahwa kegiatan kepariwisataan di kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat lokal disekitar kawasan wisata tersebut. Nilai koefisien determinasi adalah 92,8 persen yang berarti bahwa variabel umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga serta dummy keikutsertaan dalam kegiatan pariwisata mampu menjelaskan 92,8 persen keragaman pendapatan masyarakatresponden, sementara sisanya 7,2 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Secara parsial variabel-variabel yang diuji dan berpengaruh nyata terhadap pendapatan masyarakat di sekitar kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi adalah sebagai berikut. Variabel umur tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan perkapita, hal ini bisa dilihat dari nilai P-value alpha 0,05 yakni 0,094 0,05. Hal ini berarti bahwa perubahan pendapatan perkapita tidak dipengaruhi oleh umur. Adapun variabel – variabel yang berpengaruh yaitu pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran dan keikutsertaan masyarakat dalam memanfaatkan potensi pariwisata. Variabel pendidikan mempunyai koefisien regresi positif sebesar 3,123 yang berarti setiap peningkatan satu tahun pendidikan akan meningkatkan pendapatan sebesar 3,123 pada saat variabel umur, jumlah anggota keluarga, pengeluaran serta dummy keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata cateris paribus. Variabel jumlah anggota keluarga mempunyai koefisien regresi negatif sebesar -7,717 yang artinya pada saat umur, pendidikan, pengeluaran dan keikutsertaan responden dalam memanfaatkan potensi pariwisata adalah tetap fixed, maka setiap penambahan satu jiwa dalam rumahtangga akan mengurangi pendapatan sebesar 7.717. Jumlah tanggungan keluarga sangat ditentukan oleh besarnya jumlah anggota keluarga, semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin besar pengeluaran yang harus ditanggung oleh kepala keluarga yang akan mempengaruhi pendapatan demikian pula sebaliknya. Variabel pengeluaran mempunyai koefisien positif sebesar 0,858 yang berarti setiap peningkatan satu rupiah pengeluaran akan meningkatkan pendapatan sebesar 0,858 pada saat variabel umur, jumlah anggota keluarga, serta dummy keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata cateris paribus. Hal ini juga mengindikasikan setiap ada penambahan pengeluaran dalam rumah tangga akan mendorong rumah tangga untuk berusaha lebih giat untuk mendapatkan tambahan penghasilan untuk mencukupi pengeluarannya. Keikutsertaan responden dalam memanfaatkan potensi pariwisata merupakan variabel boneka dummy dimana nilai 1 adalah untuk responden yang aktif dalam memanfaatkan potensi pariwisata dan 0 untuk responden yang tidak aktif dalam memanfaatkan potensi pariwisata. Keikutsertaan responden mempunyai koefisien regresi yang positif, dari variabel dummy ini dapat dijelaskan bahwa keikutsertaan responden dalam memanfaatkan potensi pariwisata dapat meningkatkan pendapatan responden. Selain itu nilai rata-rata pendapatan perkapita menunjukkan bahwa pendapatan perkapita responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata lebih besar dari yang tidak aktif memanfaatkan dengan selisih pendapatan Rp. 21.579. Selisih pendapatan yang tidak begitu besar ini juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan responden yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata tidak mau melakukan usaha di bidang pariwisata dan lebih suka mencari kerja di sektor informal lainnya seperti menjadi buruh bangunan, buruh kapal ikan, buruh pasar tradisional dan lain-lain.

5.6. Analisis Uji Beda Pendapatan