perbelanjaan modern yang nantinya akan meningkatkan PAD dan pembangunan, serta kawasan Tapak Paderi saja 0,13. Demikian juga dengan hasil pendapat
gabungan perumus kebijakan terhadap alternatif pemanfaatan berdasarkan kepentingan pihak swasta yang memilih membangun kedua kawasan wisata
tersebut dengan bobot 0,63, diikuti dengan pembangunan kawasan Pantai Panjang saja 0,22, dan pembangunan kawasan Tapak Paderi saja 0,16. Adapun hasil
pendapat gabungan perumus kebijakan terhadap alternatif pemanfaatan berdasarkan kepentingan masyarakat yang memilih membangun kedua kawasan wisata tersebut
dengan bobot 0,65, diikuti dengan pembangunan kawasan Tapak Paderi saja 0, 20, dan pembangunan kawasan Pantai Panjang saja 0,14 .
5.9.2. Dampak Negatif “ Biaya “ Pengembangan Sektor Pariwisata
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap dampak negatif dari pengembangan kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi, maka kerugian
terbesar menurut responden yang dirasakan adalah kerugian dari segi lingkungan, selanjutnya kerugian ekonomi dan kerugian sosial. Secara keseluruhan bobot
kumulatif dari masing – masing aspek dapat dilihat pada Tabel 56
Tabel 56 Rekapitulasi Hasil Analisis Pendapat Gabungan Responden dalam Menentukan Aspek yang Be
rpengaruh Terhadap “ Dampak NegatifBiaya “ Pengembangan Sektor Pariwisata di Kota Bengkulu.
Faktor yang berpengaruh Ekonomi
Sosial Lingkungan
Bobot Prioritas
0,305 2
0,261 3
0,433 1
Sumber : Pengolahan data primer, 2008
Dalam aspek lingkungan hidup, komponen – komponen dampak
kerugianbiaya yang paling besar dirasakan adalah adanya pencemaran lingkungan dengan nilai bobot 0,49, dimana masih terdapat sampah yang berserakan dan
minimnya jumlah WC umum. Selanjutnya degradasi lingkungan dengan bobot 0,32 memberikan dampak negatif pada lingkungan dan perubahan tata ruang.
Dalam aspek ekonomi, komponen dampak yang paling dirasakan menurut pendapat gabungan responden adalah besarnya biaya operasional dan pemeliharaan dengan
bobot 0,40, karena untuk pengembangan pariwisata membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan sarana dan prasarana yang ada harus tetap terpelihara
dengan baik. Adapun dampak ekonomi selanjutnya adalah biaya pembangunan sarana dan prasarana dengan bobot 0,39 yang lebih rendah dari biaya
operasional. Dampak negatif terakhir berdasarkan pendapat gabungan responden adalah
dampak sosial. Dalam aspek sosial, komponen – komponen dampakkerugian yang
paling besar dirasakan adalah adanya perubahan pola hidup dengan bobot 0,40 , perubahan ini menunjukkan telah adanya perubahan gaya hidup dan goyahnya nilai
sosial yang sering di sebut “ biaya modernisasi “. Kerugian sosial lainnya dengan
adanya pengembangan
kawasan wisata
adalah adanya
kesenjangan pendapatankesempatan kerja dengan bobot 0,39 . Kondisi ini terjadi karena
dengan meningkatnya mobilitas penduduk dan mulai ramainya kawasan tersebut dengan pencari kerja dari luar kawasan menyebabkan masyarakat setempat yang
sudah lama memanfaatkan potensi wisata harus bersaing dengan pedagang –
pedagang baru. Adapun penggusuran penduduk tidak begitu berpengaruh karena belum ada penggusuran penduduk, memang awalnya akan ada relokasi penduduk
tetapi belum jadi dilaksanakan sehingga untuk komponen ini gabungan responden memberikan nilai bobot 0, 20 . Hasil Analisis Pendapat Gabungan Perumus
Kebijakan Terhadap Pemilihan Kriteria Yang Paling Berpengaruh Terhadap “DampakKerugian“ Pengembangan Sektor Pariwisata di Kota Bengkulu dapat
dilihat pada Tabel 57 berikut ini.
Tabel 57 Hasil Analisis Pendapat Gabungan Responden Terhadap Pemilihan Kriteria yang Paling Berpengaruh Terhadap “ dampak negatifbiaya “ Pengembangan Sektor
Pariwisata di Kota Bengkulu. No
Kategori Pengaruh Bobot
Prioritas
I
Faktor Ekonomi 1. Biaya sarana dan prasana
2. Biaya operasi dan pemeliharaan 3. Berkurangnya pendapatan masyarakat
0,39 0,40
0,21 2
1 3
II Faktor Sosial
1. Penggusuran penduduk
2. Perubahan pola hidup
3. Kesenjangan pendapatan
0,20 0,40
0,39 3
1 2
III Aspek Lingkungan
1. Pencemaran lingkungan
2. Degradasi lingkungan
3. Perubahan tata ruang
0,49 0,32
0,19 1
2 3
Sumber : Pengolahan data primer, 2008
Selanjutnya hasil analisis gabungan perumus kebijakan terhadap alternatif pengembangan kawasan wisata ke depan berdasarkan biaya negatif dapat dilihat
pada Tabel 58 berikut :
Tabel 58 Hasil Analisis Pendapat Gabungan Responden Terhadap Alternatif Pengembangan Sektor Pariwisata di Kota Bengkulu berdasarkan “ Biaya “.
No Alternatif Pemanfaatan
Bobot Prioritas
I
Pemerintah 1
Pengembanganpembangunan kawasan Pantai Panjang dan Tapak Paderi
2 Pengembanganpembangunan Pantai Panjang saja
3 Pengembanganpembangunan Tapak Paderi saja
0,65 0,14
0,21 1
3 2
II
Swasta 1
Pengembanganpembangunan kawasan Pantai Panjang dan Tapak Paderi
2 Pengembanganpembangunan Pantai Panjang saja
3 Pengembanganpembangunan Tapak Paderi saja
0,65 0,21
0,14 1
2 3
III
Masyarakat 1
Pengembanganpembangunan kawasan Pantai Panjang dan Tapak Paderi
2 Pengembanganpembangunan Pantai Panjang saja
3 Pengembanganpembangunan Tapak Paderi saja
0,69 0,17
0,14 1
2 3
Sumber : Pengolahan data primer, 2008
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa pihak pemerintah, swasta dan masyarakat memilih membangun kedua kawasan wisata tersebut.
Karena kedua objek wisata tersebut selain menelan biaya yang besar tetapi juga mampu memberikan lahan pencaharian bagi masyarakat sekitar dan selain itu kedua
lokasi ini berdekatan. Dari hasil analisis manfaat dan biaya di atas digabungkan dalam bentuk
matriks manfaat – biaya untuk mendapatkan rasio antar kedua faktor tersebut.
Alternatif kebijakan yang di rekomendasikan adalah alternatif kebijakan dengan rasio manfaat dan dampak negatif yang lebih dari satu. Hasil analisis manfaat
– biaya ditampilkan pada Tabel 59 di bawah ini.
Tabel 59 Alternatif Pengembangan Sektor Pariwisata di Kota Bengkulu berdasarkan rasio Manfaat
– Biaya,
No Alternatif
Rata-rata akhir manfaat
Rata-rata akhir biaya
Rasio manfaatbiaya
Prioritas 1
2 3
Pengembangan Kawasan Pantai Panjang dan Tapak Paderi
Pengembangan Pantai Panjang saja Pengembangan Tapak Paderi saja
0,67 0,17
0,15 0,66
0,17 0,17
1,02 1,00
0,92 1
2 3
Sumber : Pengolahan data primer, 2008
Tabel di atas menunjukkan nilai bobot alternatif pengembangan kawasan wisata di kota Bengkulu dimasa yang akan datang berdasarkan rasio manfaat
– biaya yakni melakukan pengoptimalan pengembangan kawasan wisata Pantai
Panjang dan Tapak Paderi sebagai leading sektor di sektor pariwisata, karena kedua kawasan ini memiliki keunikan dan ciri khas yang bisa dijadikan ciri atau identitas
provinsi Bengkulu, kemudian melakukan pengembangan di kawasan Pantai Panjang sebagai sentra usaha menengah seperti perhotelan dan kemudian mengembangkan
kawasan Tapak Paderi.
5.10. Implikasi dan Strategi Kebijakan Pengembangan Pariwisata dan Analisis SWOT