Berdasarkan Tabel 48 di atas dapat dilihat bahwa secara umum tingkat pendidikan keluarga responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata lebih
baik dari yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata di mana pada keluarga responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 27 responden atau
90 persen keluarga responden berpendidikan tinggi, 10 persen keluarga responden berpendidikan sedang. Sedangkan pada keluarga responden yang tidak aktif
memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 76,67 persen berpendidikan tinggi, 23,33 persen berpendidikan sedang dan tidak ada yang berpendidikan rendah.
Dari hasil uji Khi-Kuadrat X
2
antara tingkat pendidikan anggota keluarga responden dengan keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata diperoleh
hubungan yang tidak signifikan dimana nilai X
2
sebesar 1,92 lebih rendah dari nilai X
2
Tabel yaitu 3,84 pada α=0,05. Hasil koefisien kontingensi adalah sebesar 0,176
atau 17,6 persen yang menunjukkan keeratan hubungan keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata dengan pendidikan anggota keluarga yang sangat
tidak erat, hal ini dikarenakan oleh tingkat pendidikan kedua kelompok ini relatif sama. Selain itu kebijakan pemerintah kota Bengkulu yang membebaskan biaya
pendidikan gratis sekolah bagi seluruh warga kota Bengkulu juga makin meningkatkan tingkat pendidikan, hal ini juga didukung oleh keinginan kepala
keluarga agar anggota keluarganya anak mempunyai taraf hidup yang lebih baik melalui pendidikan formal.
5.7.4. Tingkat Kesehatan
Tingkat kesehatan masyarakat adalah salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Kesehatan sangat mempengaruhi tingkat produktifitas
kerja. Tingkat kesehatan dalam penelitian ini dikelompokkan dalam tiga kelompok yakni baik jika kurang dari 25 persen anggota keluarga sakit dalam sebulan, antara
25 – 50 persen sering sakit termasuk kategori sedang dan jika lebih dari 50 persen
sering sakit masuk dalam kategori kurang. Rumah tangga yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata ada 12 kepala keluarga 40 menyatakan kesehatan anggota
keluarganya baik karena dalam satu bulan kurang dari 25 persen anggota rumah tangganya sakit, sebanyak 50 persen kesehatan keluarganya sedang dan 10 persen
tingkat kesehatannya rendah. Sedangkan pada kelompok responden yang tidak aktif
dalam memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 36.67 persen kesehatan anggota keluarganya baik, 53,33 persen sedang dan 10 persen rendah atau sering sakit.
Tingkat kesehatan keluarga responden dapat dijelaskan pada Tabel 49.
Tabel 49 Distribusi Tingkat Kesehatan Rumah Tangga yang Aktif Memanfaatkan Potensi Pariwisata dengan Rumah Tangga yang Tidak Aktif dalam Memanfaatkan Potensi
Pariwisata.
No Tingkat Kesehatan
Memanfaatkan Tidak memanfaatkan Nilai X
2
Jumlah Jumlah
1 Baik 25 Jumlah anggota keluarga sakit
12 40,00
11 36,67
0,07 2 Sedang 25
– 50 Jumlah anggota keluarga sakit
15 50,00
16 53,33
3 Rendah 50 Jumlah anggota keluarga sakit
3 10,00
3 10,00
Sumber : Pengolahan data primer, 2008
Berdasarkan hasil uji Khi-Kuadrat X
2
antara tingkat kesehatan anggota keluarga responden dengan keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi
pariwisata diperoleh hubungan yang tidak signifikan dimana nilai X
2
sebesar 0,076 lebih rendah dari nilai X
2
Tabel yaitu 5,99 pada α=0,05. Hasil koefisien kontingensi
adalah sebesar 0,036 atau 3,6 persen yang menunjukkan keeratan hubungan keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata dengan kesehatan anggota
keluarga yang sangat tidak erat. Kondisi kesehatan di sekitar lokasi wisata tidak terlepas dari peran aktif masyarakat setempat tentang pentingnya pembangunan
kesehatan masyarakat. Pemerintah kota Bengkulu untuk meningkatkan tingkat kesehatan warganya juga memberlakukan kebijakan berobat gratis di puskesmas.
Adapun penyakit yang biasa menyerang masyarakat hanyalah penyakit – penyakit
ringan seperti sakit kepala, alergi, batuk dan influenza atau demam yang bisa di atasi dengan berobat gratis ke puskesmas.
5.7.5. Kondisi Tempat Tinggal